3. Things to be afraid of

227 7 1
                                    

Happy Reading!!!

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Zio, Angga, dan Gerry sedang berada di sebuah rumah yang dibeli oleh ayahnya Zio atas permintaan Zio dan dijadikan sebagai tempat mereka berkumpul. Zio membeli rumah di Paradise Resort City yang berada di Jakarta Selatan, rumah itu menjadi tempat bermain dan berkumpul. Rumah itupun menjadi rumah kedua mereka untuk beristirahat, ketiganya bebas untuk tinggal di rumah itu kapan saja mereka mau. Diantara ketiganya, Gerry lah yang paling sering tidur di rumah itu dengan alasan tidak mau pulang ke rumahnya karena sering bertengkar dengan orang tuanya.

Seperti saat ini ketiganya sedang bersantai-santai di rumah itu. Malam ini mereka memutuskan untuk menginap bersama di rumah itu karena besok pagi mereka harus berangkat ke sekolah lebih pagi. Gerry dan Angga sedang asyik didepan layar tv sambil memegang stik ps sedangkan Zio sedang berkutat dengan ponselnya di sofa.

"Ger, Lo anjing banget sumpah, kenapa lo malah bunuh Gue?!" Ucap Angga dengan kesal karena Gerry membunuhnya didalam game itu.

Gerry menatap Angga dengan wajah cengo nya, "lah itu Elo?"

"Ela elo ela elo. Itu Gue anjir"

"Lah kirain musuh anjir soalnya baju lo malam banget alias gelap."

Angga menoyor kepala Gerry dengan jari telunjuknya, "hubungannya baju Gue sama malam apaan nyet?"

"Lah kan tadi Gue udah bilang warna baju kita harus yang terang karena musuh kita warna bajunya gelap, Gue kirain tadi musuh karena warna bajunya gelap makanya Gue tembak mati anjir,"

"Stress" kata Angga sambil menggelengkan kepalanya.

Angga menoleh kebelakang melihat Zio yang sedang duduk dan menatap serius layar ponselnya.

"Manusia satu itu serius amat ngeliatin hp nya,"

"Siapa?" tanya Gerry yang masih fokus bermain game.

"Noh liat aja."

Gerry pun menoleh dan melihat Zio kemudian kembali melihat ke layar tv, "fokus banget natap hp nya kayak apa ada aja- Aduh sakit njir!" Gerry mengadu sakit saat Angga memukul lengannya.

"Lo tolol atau bego?"

"Apalagi sih, ga?" ucapnya sambil mengusap lengannya yang dipukul.

"Lo ngomong apa tadi? coba ulang lagi"

"Ulang yang mana? emang Gue ngomong apaan dah?"

"Lo barusan bilang fokus banget natap hp nya kayak apa tadi Lo bilang, hah?"

"Oh... Gue bilang fokus banget natap hp nya kayak apa ada aja"

Angga menyuruh Gerry untuk mendekatkan telinganya, Gerry pun menurut dan mendekat lalu bertanya, "kenapa? Lo mau bisikin apa?"

Angga berbicara dengan nada tinggi tepat di telinga itu, "kata-kata lo salah, monyet. Seharusnya kayak ada apa aja, bukan kayak apa ada aja."

Gerry menjauh dari Angga lalu mengusap telinganya, "nggak usah teriak-teriak juga dong pecah nanti gendang telinga Gue"

"Bodo amat lah anjing kesel Gue ngomong sama Lo."

Angga meletakkan ps nya dan duduk disamping Zio, "ngapain Lo?"

Zio segera keluar dari halaman yang dia lihat di ponselnya. Angga yang curiga pun merampas ponsel itu lalu berusaha berusaha mencari apa yang dilihat oleh Zio. Angga tidak menyangka dengan apa yang dari tadi diperhatikan Zio di ponselnya. Di halaman itu ada sebuah akun Instagram milik adik kelasnya serta foto yang baru saja di posting oleh sang pemilik akun.

10 Bersaudara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang