CL 2 - Teman?

54 12 7
                                    

Sinar matahari yang menyengat menembus langit biru cerah, membuat udara terasa seperti sauna alam. Angin seolah enggan bergerak, membuat bayang-bayang lenyap di bawah sinar mentari yang tak kenal ampun. Kicauan burung pun terdengar turun, tak ada yang mampu melawan panas membara yang membuat siapa pun berharap hujan datang segera untuk mendinginkan suasana yang tak tertahankan. Namun, langit terus terang dan cerah, menunjukkan bahwa panas tak akan berakhir.

Sengatan mentari yang dihindari oleh semua orang tak menghalangi Sagitarius untuk tetap melanjutkan aktivitas baru yang ia sukai yang tak lain adalah berkebun.

Menurutnya, berkebun di bawah sinar matahari yang terik bukan hanya tentang menanam tanaman, tetapi juga belajar untuk bersabar dan bertahan di tengah tantangan alam yang keras.

"Sagitarius."

Ia meletakkan sekopnya dan menyeka keringatnya sembari berjalan mendekati seseorang yang memanggilnya di teras rumah.

"Libra, sudah ku katakan panggil saja Sagi."

Libra tersenyum kaku. Selama 4 hari, Libra tinggal bersama dengan mereka. Ia hanya berdekatan dengan Sagitarius.

Libra bukan tipekal orang yang sombong, ia hanya merasa tidak suka dengan tekanan yang dibuat oleh Capricorn dan juga Aries disekitarnya.

"Akan ku usahakan. Ini ada es buah sebelumnya ku ingin membuatkan coklat dingin tapi Gemini bilang kamu tidak terlalu suka coklat."

Sagitarius dengan senang hati menerima es buah buatan Libra. Soal membuat masakan dan minuman, Libra tak kalah hebat dari Gemini. Capricorn juga hebat dalam urusan dapur, tetapi ia menolak dan sering membuat makanan untuk dirinya sendiri. Terkadang ia membuatkan untuk yang lainnya kalau ada maunya.

Ingat, kalau ada maunya.

"Mengapa kamu berkebun di cuaca seperti ini? Tidak bisakah menunggu sampai cuaca lebih bersahabat dibandingkan panas terik seperti ini?"

Sagitarius membalas, "Berkebun di bawah terik matahari adalah sebuah tantangan yang membutuhkan kesabaran, ketekunan, dan keberanian. Meskipun mungkin terasa melelahkan dicuaca seperti ini, namun kita akan merasakan kedamaian dan keharmonisan dengan alam ketika melihat hasil dari usaha kita. Sebuah kegiatan yang mengajarkan kita untuk bersabar, merawat, dan menghargai setiap tetes keringat yang kita tuangkan."

Libra tertegun. Ia mengetahui Sagitarius sebagai elemen api sangat menyukai tantangan dan berpetualang sama halnya seperti Aries. Awalnya ia berpikir bahwa Sagitarius akan memiliki pola pikir yang sama dengan Aries karena mereka berelemen yang sama.

Tetapi untuk saat ini, Libra akui. Kalimat itu tak disangka akan dilontarkan oleh Sagitarius.

"Berarti kamu sudah mulai dekat dengan Gemini?"

Tak mendapatkan jawaban dari Libra, Sagitarius menoleh kearahnya dan mendapati ekspresi keraguan di wajah Libra.

"Kesulitan mendekati mereka? Hmm, bagaimana jika aku membantumu sebagai ucapan terima kasihku atas es buah yang kamu buat."

"Huh? Membantu dalam hal apa?"

"Berteman dengan mereka tentu saja, bagaimana bisa satu rumah tapi tak saling sapa. Jika kita tinggal dalam satu rumah namun tak saling sapa, maka kita hanya sekadar berbagi atap dan dinding bersama. Sejatinya, keserasian, kehangatan, dan kebersamaan tidak hanya tercermin dari kebersamaan fisik, tetapi lebih dalam dari hubungan emosional dan spiritual yang kita bangun bersama. Serumah tanpa sapaan adalah seperti membangun tembok antara kita, sehingga penting bagi kita untuk merajut hubungan yang lebih dalam dan berarti dalam kehidupan sehari-hari."

Libra menganggukkan kepalanya. "Baiklah, bantu aku."

Sagitarius tersenyum. "Mari kita mulai dari teman baikku!"

Caleo LogiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang