fyi : ↓
waktu disetel dua tahun setelah hasta mengangkat jirgan sebagai adiknya oke!
SUN HOME
"ABANGGGG!!!" teriakan itu menggema di rumah megah dua lantai milik hasta, jirgan si pelaku berlari menuju ruang santai di lantai bawah mencari abang nya itu
"DISINI" jawab hasta yang saat ini berada di dapur, tengah menyeduh kopi untuk menemaninya nonton jennie blekping
jirgan berlari menuju dapur setelah sampai dia langsung menunjukan layar ponselnya pada hasta "abang liat gak?" tanya jirgan sambil menunjuk layar ponselnya antusias
"liat lah, abang kan enggak buta" jawab hasta santai, ia mengambil ponsel adiknya mengamati objek dalam layar itu "mau nonton Frozen?" tanya hasta peka
jirgan mengangguk dengan antusias "boleh?" tanya remaja itu, hasta mengangguk "boleh lah, kamu pesen aja tiketnya nanti sore kita berangkat" jawab hasta
jirgan mengangguk "makasih abang ku zayanggg" jirgan memeluk pemuda di depannya erat sedangkan hasta hanya meroling matanya malas, adiknya ini manis cuma kalau ada sesuatu aja!
"nyenyenye, udah sekarang kamu mandi terus makan, abang tunggu di sini" kata hasta, ini masih pagi banget btw dan adiknya udah heboh soal season baru frozen yang baru rilis
"siap jendrall!!"
SUN HOME
hasta menghidupkan motornya sambil menunggu jirgan yang tak kunjung keluar dari rumah, sesuai perkataan nya tadi pagi mereka akan menonton Frozen sore ini
mumpung jirgan libur sekolah dan hasta libur kerja jadi keduanya wajib menghabiskan waktu bersama sama.
healing juga dari tugas tugas yang udah numpuk di meja belajar.
keduanya pun memulai perjalanan menuju mall bersama dengan Pudu, supra kesayangan hasta
"kita udah nonton langsung pulang ya, anak anak yang lain pada mau nginep di rumah katanya" hasta berkata dengan volume yang agak keras, jirgan rada budek soalnya
"beli martabak dulu bang sebelum pulang, yakali mereka nginep kita enggak suguhin apa apa" jawab jirgan diangguki oleh hasta "oke berarti nanti belok dulu ya ke mang agus?" tanya hasta
"iya, sekalian adek juga mau beli sate" jawab jirgan
"iyaa"
di sini tuh ada tukang sate paling legendaris, namanya mang Agus Darwata umurnya lebih tua 8 tahun dari hasta, udah jadi tukang sate dari umur 16 tahun
selain enak sate nya, yang jualannya pun ganteng, kulit mang agus tuh putih rambutnya di sabit, senyumnya behhh! manis banget, jadi hasta agak ngerasa tersaingin, untung hasta enggak kalah ganteng jadi enggak terlalu insecure dia
adik sepupu mang agus tuh besprennya dia, namanya renjana langit pandawa, kulit nya enggak kalah putih, pendek terus pemarah, dia keturunan cina tapi agamanya hindu
mereka sahabatan sejak sd dan masih langgeng sampe sekarang, apalagi renja tuh tergabung dalam band yang haechan buat semasa sma -Dream Zone-
enggak kerasa udah waktunya jirgan sama hasta pulang, jam udah nunjukin pukul 7 malam dan mereka sekarang lagi ngantri martabak mang agus, oh iya mang agus tuh jualan sate sama martabak bukan cuma sate doang
"mang mau sate sama martabak nya"
"martabak apa dek?"
"coklat satu, ketan + keju satu sama martabak telor nya satu"
"kalo sate nya pesen ke jaka ya"
"siap mang"
setelah memesan martabak dan sate keduanya pun menunggu di kursi yang ada di sana, jirgan memainkan ponselnya sedangkan hasta menghitung uang yang ada di dompetnya
"abang masih sisa, 27 ribu mau beli apa lagi?" tanya hasta setelah menghitung uang yang ada di dompetnya
"kopi aja bang, sekalian beli buat yang lain juga" jawab jirgan, hasta mengangguk kemudian menyerahkan uang itu pada jirgan "beli gih, abang tunggu di sini" titah hasta dan segera diangguki oleh jirgan
setelah jirgan pergi tak lama hp nya berdering menandakan ada yang menelfonnya dan itu adalah renja
"yo what up bro!, aya naon?" tanya hasta
"has, lo pergi ngunci pintu ya?" tanya renja balik
"pasti lah, kalo kagak di kunci bisa bisa ada maling ege" jawab hasta gemas
"kunci nya lo bawa?" tanya renja lagi tak memperdulikan jawaban dari hasta sebelumnya "iya lah" jawab hasta lagi dengan nada yang masih santai
"GUE KAN UDAH BILANG SAMA LO BUAT SIMPEN KUNCI NYA DI BAWAH KESET PEA!!,, INI GUE SAMA SI KEMBAR UDAH KAYA MAU MALING DI DEPAN RUMAH LO NYARI NYARI KUNCI TAPI ENGGAK KETEMU" gemas renja di seberang sana
kenapa tuhan mempertemukan mahluk emosian kaya renja dengan mahluk penuh cobaan kaya hasta?
mata hasta membulat menyadari hal itu, sungguh dia benar benar lupa!
"gue otw balik hhe, tunggu ya! gue bakal ngebut kok" jawab hasta kemudian mematikan telfon secara sepihak malas mendengar ocehan dari sahabatnya itu
enggak lama jirgan datang kembali dan martabak pesenan mereka pun jadi, setelah bayar hasta buru buru narik si adik buat naik motor dan pulang
"kenapa sih bang?, rusuh amat" kesal jirgan kala hasta menambah kecepatan motor kesayangan abang nya itu "gue lupa naruh kunci di bawah keset, anak anak udah dateng tapi rumah nya malah di kunci" jawab hasta
"semangat bang, abang sendirian" kata jirgan malas ikut campur, pasalnya si kembar dan renja itu kalau udah ceramah bisa sampe pagi
hasta berdecak, lagian ini emang salah nya yang pelupa, pasti udah ini telinga nya bakal merah, kena jewer dan ceramah
lagian kalau jirgan ikut terlibat anak itu bakalan tetep selamat secara kan dia bocil kesayangan si renja sama si kembar no dua
alfatihah untuk hasta, semoga beliau tidak mendapatkan pukulan atau tendangan super dari renja dan kawan kawan 😔🙏🏻
hi!!
my name is star! you can call me star or auth not thor~part ini masih scene tentang jirgan dan hasta, part depan baru anak anak neo zone aka si kembar dan renja muncul hhe, saran dan komen aku tunggu yaa
jangan lupa kasih vote kalau kalian suka ya hhe luv luvvv 🤍💋
KAMU SEDANG MEMBACA
Sun home || Lee haechan
Teen Fiction"dia adalah matahari dan rumah untuk kami" *☆*☆*☆* bagi enam pemuda dengan karakter dan latar belakang yang berbeda seorang Hasta adalah rumah terbaik untuk mereka. rumah untuk bercerita, rumah untuk bersandar dan rumah untuk menumpahkan semua emosi...