42.

15 0 0
                                    

Jam kini menunjukan pukul 07.45, Aisyah kini sedang duduk di depan meja makan bersama suaminya. Mereka tengah memasukan buah kedalam plastik, sesekali juga memakannya.

"Dek?" Ucap Vaerel sambil terus memasukkan buah ke dalam plastik.

"Dalem" jawab Aisyah melirik suaminya sekilas, lalu fokus lagi kepada buah buahan.

"Nanti ini mau dibagiin jam berapa?" Tanya Vaerel tak mengindahkan fokusnya.

"Seselesainya mas"

Hening, tak ada lagi obrolan diantara mereka. Mereka fokus pada buah yang ada didepannya. Tak lama Sulastri, Zera, dan Aminah datang sambil membawa keranjang berisi buah lalu menaruh keranjangnya di meja.

Mereka tak kembali ke kebun karena memang buah yang ada dikebun sudah habis. Mereka membantu Aisyah dan Vaerel memasukan buah ke dalam plastik.

Pukul 10.15, buah sudah terbungkus semua. Ada beberapa mereka sisakan untuk diri mereka sendiri.

"Ini mau dibagiin gimana sayang? Datengin rumahnya satu satu?" Tanya Vaerel menatap Aisyah.

"Gila kali Lo!" Sentak Zera.

"Gimana bawanya kalo dianter satu persatu, banyak gini. Satu plastiknya aja bisa sampe dua kilo" ucap Aminah yang sedang mengupas buah rambutan.

"Kita sediain aja meja kursi didepan" ucap Aisyah sambil memakan buah anggur.

"SETUJUU!" Kompak Aminah dan Zera.

"Yaudah mas bawa meja dulu kedepan" ucap Vaerel lalu pergi mengambil meja kecil untuk ditaruh didepan gerbang. Aisyah dan yang lainnya pun membantu membawa plastik yang berisi buah itu ke depan.

Aisyah menaruh buah itu diatas meja yang sudah disiapkan Vaerel. Masih didalam gerbang namun gerbang dibuka lebar. Vaerel sengaja memilih tempat itu karena hanya bagian situ yang tidak terlalu panas karena adanya satu pohon rindang.

Aisyah menata plastik berisi buah itu menjadi tertumpuk rapi diatas meja. Aisyah duduk dikursi yang  plastik yang dibawakan Sulastri, begitupun dengan yang lainnya.

"Ibu ke dalem dulu ya neng" ucap Sulastri lalu pergi meninggalkan Aisyah dan yang lainnya diluar. Zera yang duduk depan gerbang pun melihat banyaknya ibu ibu yang hendak lewat. Zera pun memanggilnya.

"BU IBU, MAU BUAH TIDAKK?" Ucap Zera keras.

"Yang sopan Zer" tegur Aisyah.

"Takut ga denger bree" ucap Zera dengan cengiran polosnya.

"Gratis kah?" Tanya salah satu ibu ibu.

"Iya Bu gratis" jawab Aisyah sopan.

"Beneran ini teh?" Tanya ibu ibu lainnya.

"Iya buu" jawab Aisyah lagi dengan senyum sopannya.

"Ini Bu ambil" ucap Aminah sambil menyerahkan plastik berisi buah yang langsung diterima ibu ibu tersebut.

"Waduhh, terimakasih atuh neng" ucap salah satu ibu ibu.

"Sama sama Bu" ucap Aisyah.

"Kami permisi dulu neng, kita doakan semoga rejekinya tambah lancar ya" ucap salah satu ibu ibu itu lagi.

"Aamiin, terimakasih Bu, iya silahkan mari" ucap Aisyah dengan senyumnya. Para ibu ibu itu pun pergi meninggalkan pekarangan Aisyah.

"Masih banyak banget nih" ucap Zera melihat masih banyak plastik berisi buah buahan yang ada diatas meja.

"Iya nihh, gimana ya" ucap Aisyah melihat satu persatu plastik berisi buah itu.

"Gimana kalo kita keliling aja pake mobil?" Ucap Vaerel menatap ketiga perempuan itu.

Jalan Hidupku (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang