7. Terkuak

32 4 34
                                    

*Note: sebelum masuk cerita, Mpok mau disclaimer dulu🙏 semua yang dijelaskan dalam cerita itu semua berasal dari google dan juga dari drama. Jadi jika ada kesalahan, mohon maaf🙏 dan mohon koreksinya juga 🙏






𝓣𝓱𝓮 𝓣𝓻𝓾𝓽𝓱 𝓤𝓷𝓽𝓸𝓵𝓭

Pagi ini masih sama seperti pagi biasanya yang tenang, namun sangat berbanding jauh berbeda.

Imbas dari teriakan Rere yang membuat para penghuni termasuk Sania yang ketiduran di ruangan tengah harus berlari menuju sumber suara, dan panik ketika tahu apa yang terjadi.

Suasana mencekam tiba-tiba saja terasa saat lima plastik ukuran besar dibawa keluar oleh pihak kepolisian yang rencananya akan diserahkan ke forensik untuk diidentifikasi. Kebetulan juga, Raikana yang masih sedikit Beler dan Jeihan sudah datang ketika Sania memberitahu.

“Apa yang terjadi disini? Ke–kenapa ada tulang-tulang disitu? Kalian siapa?” Rere yang masih ketakutan coba ditenangkan oleh Nina.

“Re, tenang.”

Tidak hanya Rere, Claudia dan adiknya pun sama. Bahkan tadi Claudia dengan cepat menelpon orang tua mereka, mungkin siang ini akan dijemput.

“Clau, takut.” Lirih Fanny pada kakaknya.

“Iya, gue juga takut.” Claudia merangkul sang adik untuk menenangkannya.

“Jean, ini gimana maksudnya? Kenapa tiba-tiba lo tau kalau ada bangkai disitu?” Tanya Bianca.

“Pembusukan itu buat plastiknya bergerak karena gas. Udah dua hari yang lalu kedengaran.”

“TAPI KENAPA ADA DISITU, KAK?” Fanny meledak begitu saja.

“Ga ada yang, fan.” sahut Sania yang berdiri tidak jauh dari pintu.

“Apa jangan-jangan kalian—

Sania dan Jean saling melirik, tak lama kemudian ada Jeihan juga Junio di belakangnya.

“Semuanya baik-baik saja, maaf jika buat kalian takut.” Kata Jeihan.

“Tapi kenapa itu biasa ada disitu?” Tanya Nina.

“Sebenarnya kami masih menyelidiki kasus kebakaran yang terjadi di rumah ini lima bulan yang lalu, dan jug—

“Disini pernah kebakaran?! Kok gue ga tau?” Kembali Rere terkejut, untungnya tidak pingsan. Ia lalu melihat ke arah Nina.

“Iya, mbak.  Sekitar lima bulan yang lalu ada kebakaran.” Sahut Junio

Tak lama kemudian ada Malika datang.

“Ada apa ini? Kenapa tiba-tiba saya dapat telpon kalau disini ditemukan bangkai tulang?” Tanya Malika, tatapannya tertuju pada Jean. “Dari mana kalian tau ada bangkai atau apa disini? Kalian sudah mengincarnya?”

“Tidak ada yang tau kenapa bisa disitu Bu Malika.” Sahut Jeihan.

“Bohong! Kalian kurang puas dengan apa yang saya katakan dulu? Sampai harus mendatangi saya, dan juga berani membongkar rumah saya?!”

“Mal.” Nina berdiri mencoba menenangkan gadis itu. “Ga yang tau, bisa aja ada penjahat yang sengaja taruh plastik-plastik itu di sana.”

Malika menoleh ke arah Nina.

“Iya, bisa aja gitu, mbak Malika. Saya pribadi minta maaf karena lancang membongkar bak mandi tersebut.” Kata Jean.

“Saya sudah bilang kalau toilet itu rusak, kenapa masih aja kekeh kesitu?” Malika menatap Jean tidak suka.

𝓣𝓱𝓮 𝓣𝓻𝓾𝓽𝓱 𝓤𝓷𝓽𝓸𝓵𝓭  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang