10. Epilog

40 5 47
                                    

𝓣𝓱𝓮 𝓣𝓻𝓾𝓽𝓱 𝓤𝓷𝓽𝓸𝓵𝓭

Dua Minggu pasca kejadian menghebohkan waktu, situasi berjalan sebagaimana mestinya.  Semua kembali seperti semula, hanya keadaannya saja yang sedikit berubah.

Kini sharehouse bunga benar-benar kosong dan masih terlihat ada garis polisi, sesekali ada yang datang hanya untuk melihat-lihat tapi tidak bisa masuk.

Untuk Malika, gadis itu baru mendapatkan putusan pengadilan empat tahun penjara, karena kelalaiannya menutupi kasus pembunuhan yang dilakukan Nina. Ia menerima tanpa ada perlawanan, bahkan tidak mengajukan banding, karena menurutnya ini lebih dari cukup.

Berbeda dengan Nina, ia akan menjalani sidang kedua lagi. Gadis itu dituntut hukuman mati atas yang apa yang ia lakukan, namun akan mengajukan banding. Paling tidak akan mendapatkan penjara seumur hidup untuk menebus kejahatannya.

Tidak ada yang bisa dikasihani atau disalahkan untuk kejadian.

Yoga memang salah, tapi ia tidak seharusnya dibunuh.

Nina juga salah, tapi tidak seharusnya juga ia melakukan sesuatu yang seharusnya ia lakukan. Keduanya sama-sama butuh bantuan, tapi langkahnya salah.

Tapi mau bagaimana lagi? Semuanya sudah terlanjur, mereka akan menuai apa yang sudah ditabur.

Keluarga Nina?

Tidak dak banyak komentar, bahkan bersikap acuh.  Mereka benar-benar melepaskan Nina sebagai anak mereka, warisan untuk gadis itu pun sudah diberikan. Tapi Nina sendiri tidak memusingkan hal itu, ia lebih memilih mencari sendiri miliknya. Hanya mereka tetap mengirimkan pengacara keluarga untuk mengurus kasus ini.

Mungkin kasarnya, secara tertulis Nina bukanlah anak mereka lagi, gadis itu orang asing bagi mereka.

Tapi, tidak ada yang namanya mantan anak atau mantan orang tua. Sejauh manapun itu, Nina tetaplah anak mereka. Tidak ada yang bisa mengubah itu.

Kejadian ini mungkin akan sangat tidak berempati jika mengatakan ada hikmah setelahnya, namun ini memang terjadi.

Ini terjadi pada kedua kakak beradik, Claudia dan Fanny, adiknya.

Jika sebelumnya hubungan mereka dan kedua orangtuanya renggang, kini terlihat di media sosial milik Claudia banyak memamerkan kebersamaan mereka. Setelah kejadian ini, orang tua mereka meminta maaf karena terlalu sibuk dengan pekerjaan hingga menyebabkan dua gadis itu memilih tinggal terpisah.

Bukankah ini yang sangat diidamkan mereka? Sudah mereka dapatkan sekarang.

Jean menghela nafasnya setelah memasangkan plat shoes dan menatap lantai lamat-lamat, ia tiba-tiba saja kembali pada saat kejadian itu.

“Mau kemana?”
Lamunan Jean buyar begitu saja ketika ada suara.

Itu Sania dengan sarung tangan karet penuh tanah dan sandal kebesaran milik Raikana yang dia pakai.

Iya Raikana, kalian tidak salah baca. Si kembar setelah apa yang terjadi pindah dari sharehouse karena memang seharusnya pindah. Mereka tinggal di rumah milik kakak perempuan Raikana yang memang disewakan, karena wanita itu tinggal ikut suaminya.

Ditambah lagi, jika pulang mereka lebih memilih tinggal di rumah orang tua daripada di rumah itu. Cape bersihnya, apalagi letaknya tepat di samping rumah besar keluarga. Jadi lebih baik disewakan saja daripada ga ada yang urus.

“Lo habis ngapain?” Tanya Jean bingung melihat kembaran yang penuh dengan tanah, gali kubur?

“Habis cari cacing sama Fuji.” Katanya sambil angkat satu cacing.

𝓣𝓱𝓮 𝓣𝓻𝓾𝓽𝓱 𝓤𝓷𝓽𝓸𝓵𝓭  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang