Aku terbangun dan mencoba untuk meregangkan tubuhku yang pegal. Tunggu! Jadi semalaman aku tertidur di sofa? Pantas saja. Aku ingat, semalam Mas Surya bertamu ke rumah ku dan sekarang dimana dia? Aku menolehkan kepala ku ke kiri dan ke kanan mencari keberadaan nya.
"Sudah pulang ya?"
Aku mengarahkan pandanganku ke meja televisi. Ada selembar kertas putih yang ditaruh di bawah vas bunga. Aku berjalan mendekati nya dan mengambil kertas tersebut.
Kamu tertidur pulas sekali. Mas jadi tidak tega untuk membangunkan kamu waktu mas mau pulang. Maaf, mas tinggalkan saja surat ini sebagai penjelasan kenapa mas sudah tidak ada di sisimu ketika kamu bangun. Kamu pasti mencari mas kan? Haha. Mas masih ada pekerjaan yang diurus, jadi mas harus segera pulang tadi malam. Tenang, pintu sudah mas kunci kembali. Sekali lagi maaf karena tidak berpamitan langsung kepadamu. Oh ya, jangan lupa habiskan jajan yang saya beli dari Bali!
-Mas Surya
Aku tertawa membaca isi surat yang ditinggalkannya. Tebakannya sangat benar. Aku mencari nya saat aku terbangun dari tidur ku. Ternyata aku tertidur sangat pulas di dalam dekapannya. Sampai-sampai aku tidak sadar ketika dia pergi dari rumah.
"Tuhan, inilah alasan kenapa aku mencintai salah satu makhluk ciptaan mu ini"
Keesokannya...
Hari Minggu. Entah aku harus bersyukur atau bersedih. Aku senang karena tak harus berangkat sekolah dan mendengarkan ocehan tak jelas dari pada guru maupun murid, tapi aku sedih karena aku mendapat kabar dari Kinan bahwa dia masih belum bisa pulang, padahal sudah hampir seminggu lebih.
"Aku belum bisa kembali, Lia"
"Mengapa? Apa disana baik-baik saja?"
"Jujur saja, tidak. Ada sedikit perselisihan di keluarga kami. Orang tuaku ingin menyelesaikan nya dengan cara kekeluargaan. Itu sebabnya aku belum bisa pulang kembali ke Jakarta. Maaf ya? Kau pasti kesepian"
"Tidak usah merasa bersalah. Aku paham kondisi mu dan keluarga mu. Apapun masalahnya, semoga cepat selesai"
"Terimakasih atas doanya"Jujur saja aku khawatir. Aku takut masalah keluarga Kinan mempengaruhi kesehatan mental nya. Tapi aku yakin bahwa dia adalah gadis yang kuat dan cerdas. Walaupun agak sedikit menjengkelkan karena keusilan nya.
"Aku benar-benar bosan. Papah masih belum balik. Sebenarnya kemana papah pergi setelah dari Bali?"
Aku mendengus sebal. Karena tak tau mau melakukan apa. Aku memutuskan untuk pergi ke dapur. Aku akan memasak beberapa makanan dan cemilan.
"Lebih baik aku menonton film saja sambil memakan cemilan"
Saat sedang menyiapkan beberapa bahan, tiba-tiba ponsel ku berdering. Siapa yang menelepon sepagi ini?
Mas Surya is calling...
Ah ternyata Mas Surya, seketika senyumanku mengembang lebar. Aku mengangkat panggilan itu.
"Ya? Halo mas?"
"Lia, maaf mengganggu mu pagi-pagi. Bagaimana hari Minggu mu?"
"Hmm biasa saja, tidak ada yang spesial. Saya mau bersantai di rumah saja"
"Tidak pergi bersama temanmu itu? Siapa namanya? Jihan?"
"Kinan, mas. Namanya Kinan"
"Ah ya, Kinan. Apa dia belum kembali juga dari Sumatra?"
"Belum, Mas. Ada sedikit masalah disana"
"Ohhh. Mas punya ide"
"Apa?"
"Papah mu belum pulang kan?"
"Belum, kenapa mas?"
"Apa mas boleh berkunjung lagi ke rumahmu? Kebetulan mas hari ini juga tidak ada tugas dari kantor. Jadi mas punya waktu senggang"
"Boleh sekali! Kebetulan saya lagi masak beberapa makanan, nanti kita makan bareng sambil nonton!"
"Bagus bagus! Mas akan datang. Tapi sedikit agak lama, tidak masalah?"
"Tentu. Asal mas bisa sampai kesini dengan selamat"
"Baiklah, mas siap siap dulu ya? Sampai jumpa"
"Sampai jumpa"Setelah panggilan terputus. Aku melompat-lompat kecil karena terlalu senang. Akhirnya! Akhirnya aku bisa berduaan lagi dengan Mas Surya! Aku sangat bahagia. Kurasa hari Minggu ini tidak begitu buruk.
"Aku harus membuatkan camilan yang lezat untuk Mas Surya. Semoga Mas Surya suka"
Aku segera mengambil beberapa bahan. Aku memutuskan untuk membuat cookies dan juga smoothies buah. Setelah semuanya siap, aku menyajikan nya di meja depan TV. Sembari menunggu kedatangan Mas Surya, aku membuka aplikasi di TV untuk mencari beberapa referensi film yang bisa ditonton bersama.
"Apa yang bagus untuk ditonton? Aksi? Kartun? Romansa? Horor? Aku bingung"
Bip Bip
Suara klakson mobil yang sangat ku hafal itu terdengar. Tanpa basa-basi aku berlari menuju pintu depan dan membukanya. Terlihat Mas Surya dengan kaos santai berwarna biru muda dan celana hitam selutut datangan membawa sekantong plastik.
"Hai! Mas juga bawa beberapa jajanan dari supermarket. Tak masalah kan?"
"Tidak apa-apa, kita bisa makan semuanya!"Aku dan Mas Surya kembali masuk ke dalam rumahku. Kami berdua duduk di sofa depan TV. Kami masih berdiskusi tentang apa yang akan kami tonton.
"Film horor?"
"Hmm tapi saya takut hantu"
"Ah oke... Bagaimana kalau film laga atau aksi?"
"Saya tidak suka melihat darah"
"Baiklah. Film romansa?"
"Boleh, tapi cari yang bagus dan tidak lebay"
"Kau benar. Mari kita cari bersama"Setelah hampir setengah jam mencari film yang cocok. Kami menemukan satu film yang cocok. Kami menonton dengan seksama. Selama film berjalan, kami berdua hampir tidak berbicara satu sama lain saking fokusnya. Tak terasa cookies dan beberapa bungkus jajan sudah habis tak bersisa. Menuju menit-menit terakhir, terlihat pasangan yang ada di dalam film tersebut berakhir bahagia dan bisa hidup bersama dalam kehidupan pernikahan. Sontak aku merona dan tersenyum kecil melihat adegan tersebut. Mas Surya yang tak sengaja melirik ke arahku, mengelus pelan pipiku dan berbisik lirih.
"Cerita kita akan berakhir bahagia seperti mereka, kau percaya itu?"
Aku menoleh dan beradu tatap dengan Mas Surya. Matanya yang hitam legam menatap ku dengan tatapan yang sangat hangat. Bahkan ku rasa tubuhku meleleh hingga ke tulang.
"Saya bisa mempercayai mas?"
"Tentu. Kalau kamu sudah mulai percaya sepenuhnya sama saya, saya bisa memberikan kebahagiaan itu kapanpun kamu mau"Aku mendekatkan wajahku dan hal itu membuat Mas Surya sedikit terkejut. Dapat kulihat sekilas rona merah di pipinya. Oh sungguh menggemaskan!
"Kalau begitu, saya sudah percaya sama Mas Surya. It feels like you've got me high every time"
Mas Surya tertawa pelan dan langsung menarik ku kedalam pelukannya. Kami sama-sama tidak berbicara sepatah katapun. Kami saling menikmati pelukan yang nyaman ini. Rasanya seperti aku mendapatkan sesuatu yang hilang selama ini.
"Ya Tuhan, jika ini mimpi jangan pernah bangunkan diriku. Ini adalah kehidupan terindah yang pernah ku jalani setelah bersama ibu"
-Bagian 9 Finish-
Once again, don't forget to vote! Comment if you want. Just click on the star in the bottom corner, easy right?
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Issues and You
Romance"Saya terlalu tua untuk kamu" "Walaupun saya masih muda, saya bisa mencintai selayaknya orang dewasa!" Sejauh apapun jarak diantara kita, aku akan tetap mengejar mu. Sesulit apapun rintangan yang harus ku hadapi. ❗ATTENTION! THIS STORY CONTAINS A QU...