4

263 14 0
                                    

                     Selamat membaca

                                     •

                                     •

Om Burhan mengusap pundak Reagan, pria 43 tahun itu mencoba menenangkannya.

"Tenanglah nak, jika kau ikut om, semua yang kau mau akan om turuttin termasuk uang, mobil serta rumah semuanya untukmu" ujar pak Burhan seraya menarik tangan Reagan. Namun segera ditepis olehnya. Reagan  tidak akan tergiur dengan kekayaanya. 

"Aku gak butuh uangmu om, terlebih lagi aku tidak mau menjadi istri mu!, lebih baik om nyerah aja" Reagan sudah muak, terserah dengan ibunya, mau di pukulpun tak apa, asalkan dia tidak dijadian istri oleh pak Burhan.

"Astaga nak, mengapa kau sangat serius, om hanya bercanda tentang istri,  om sudah sepakat dengan ibumu untuk mengadopsimu menjadi anak angkat om " 

Reagan tersentak kaget, jadi selama ini dirinya hanya salah paham, sungguh sangat memalukan. 

"Ja-jadi om gak bakal nikahin aku dan justru ingin aku menjadi anak om?" tanya  Reagan dia masih tidak percaya dengan semua ini.

"Tepat sekali, om juga memiliki dua anak yang satu tahun lebih tua darimu"

Reagan terdiam sejenak."Aku tidak bisa, aku tidak akan meningalkan ibuku"

"Jangan terlalu cepat menolak, sekarang kamu ikut om pulang kerumah, lagian ibumu tidak perduli lagi padamu, makanya dia menjualmu demi uang"

Reagan terdiam, memang benar sang ibu tidak pernah mengagapnya ada, mungkin inilah waktunya untuk mengubah takdir, dengan menjadi anak dari pak Burhan.

"Baiklah aku akan ikut"

"Bagus, sangat bagus" ditariknya tangan Reagan  untuk ikut dengannya mereka berdua masuk kedalam mobil, dan segera pergi dari lingkungan kafe.

Reagan menatap Pak Burhan yang kini sedang menyetir

"Bukankah om mengadopsiku, mengapa sekarang jusrtu lebih mirip penculikkan." pak Burhan terkekeh mendengar ucappan Reagan.

"Aduh maaffin om, om udah gak sab--"

"Om, apa maksudmu!" potong Reagan seraya menyilangkan tangan didadanya.

Sementara Pak Burhan kembali terkekeh.  " Yaampun nak, maksudnya om gak sabar mau kenalin kamu sama anak-anak om, mereka pasti senang saat lihat adik barunya yang imut kaya kamu."  Reagan tersipu malu jadi barussan dia hanya salah paham.

"Jadi om ngebut karena itu?" Reagan menjeda ucapanya.

" Maaf om, aku kira om mau apa-apain aku" lanjutnya menundukan kepala.

Pak Burhan kembali tersenyum seraya mengusap lembut surai Reagan.

"Lain kali, jika orang lagi  ngomong, usahakan dengarkan sampai akhir, biar gak salah paham kaya barusan" peringat pak Burhan yang langsung mendapatkan angukkan kepala dari Reagan

***

"Om, masih jauh yah?" tanya Reagan yang saat ini tengah bersandar pada kursi mobilnya.

"Bentar lagi, kalau ngantuk tidur aja, nanti om bangunnin pas udah sampai" ujarnya sambil menatap Reagan yang nampak kelelahhan.

"Aku paling nggak bisa kalo tidur sambil duduk." pak Burhan yang mendengar penuturan kata  cowok disamping nya terkekeh kecil, ia merasa gemas ketika anak angkatnya cemberut sembari bersidekap dada.

"Benarkah, gimana kalo bobo di pangkuan om?" usul pak Burhan dengan senyuman liciknya.

Reagan menoleh ia menatap paha milik pak Burhan dengan perasaan  ngeri. Yah mau bagaimana pun mereka baru saja kenal sangat tidak pantas jika Reagan tiduran di pahanya, terlebih lagi dia adalah orang yang akan jadi ayahnya

REAGAN (Bully Ends in Love) BxBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang