𝟘𝟙. 𝓑𝓵𝓪𝓬𝓴 𝓓𝓪𝓱𝓵𝓲𝓪

670 58 16
                                    

𝐌𝐞𝐬𝐤𝐢𝐩𝐮𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐚𝐰𝐚𝐧 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐰𝐚𝐫𝐧𝐚 𝐠𝐞𝐥𝐚𝐩𝐧𝐲𝐚, 𝐁𝐥𝐚𝐜𝐤 𝐃𝐚𝐡𝐥𝐢𝐚 𝐬𝐞𝐫𝐢𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐚𝐧𝐠𝐠𝐚𝐩 𝐦𝐞𝐥𝐚𝐦𝐛𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚𝐧 𝐩𝐞𝐧𝐠𝐤𝐡𝐢𝐚𝐧𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐛𝐞𝐧𝐜𝐢𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦.
______________________

Malam itu, ketika air mengguyur daerah jakarta. Diantara keheningan malam, Dan dibawah cahaya rembulan..

(Name) menutup sebelah matanya, meningkatkan akurasi pembidik target, bidikan itu ia arahkan kepada kepala seorang pria berkepala tiga yang berjarak tiga sampai empat gedung darinya. Anehnya hari ini perusahaan memberi sniper yang lebih berat daripada biasanya, tapi yah, siapa peduli, sniper ini tak akan menghambat pekerjaan nya.

Entah keajaiban darimana, targetnya tau ia tengah diincar sehingga ia melarikan diri dengan cara melompat dari gedung ke gedung.

(Name) yang mengetahuinya mendecih, ia segera mengejar targetnya hanya dengan berbekalkan pistol. Ia dengan lincah melompat dari gedung satu ke gedung dua, kecepatan kakinya adalah yang terbaik di perusahaan.

(Name) membidik. Satu peluru telah ia tembak kan tapi tak ada satupun yang mengenai targetnya, targetnya benar benar lincah sepertinya ini akan menjadi agak sulit.

(Name) terlalu fokus dengan targetnya sehingga tak sadar kakinya telah bertumpu pada bidang kosong. Tubuh (name) ditarik oleh gravitasi, membuat (name) oleng dan terjatuh, tubuhnya seakan akan melayang di udara.

Untungnya (name) secara reflek memegang tepian dari gedung terdekatnya, tepian dari gedung itu sangat licin akibat terkena air hujan, lengah sedikit (name) bisa mati---terjatuh dari gedung duapuluh lantai---. Name berusaha naik meskipun telah gagal berkali kali, tiba tiba rekan kerja nya yang tiba tiba muncul entah darimana setelah menjadi beban---meninggalkan (name) untuk melaksanakan misi sendirian---.

Alih alih menolong, rekan kerjanya itu malah menertawai kondisi (name) saat ini.

"Sekarang bukan waktunya bercanda! Cepat tarik tanganku!" Ucap (name) mengulurkan tangan nya kearah rekan kerjanya itu. Sontak, Rekan kerjanya yang bernama Evan itu berhenti tertawa, ia memandang (name) yang berada dibawah kakinya.

"(Name) apa kau tau? Perusahaan menyuruhku menyingkirkanmu, mereka bilang bakatmu dapat mengancam posisi perusahaan. Mereka takut kau akan berkhianat, jadi mereka mengiming imingiku dengan jabatan agar membunuh mu," ucap Evan. Tampak tidak ada keraguan satupun ketika susunan kalimat itu keluar dari kerongkonganya.

(Name) melebarkan mata, ia tidak dapat mepercayai hal itu, ia sudah mencurahkan semuanya demi perusahaan. bahkan, nama dan harga dirinya pun sudah ia berikan. Ia tak bisa percaya perusahaan akan membalasnya dengan air tuba.

"Setelah mati, perusahaan berencana mengeksekusi adikmu dengan racun pelumpuh yang bekerja secara perlahan, hingga akhirnya mati! Pasti menyenangkan melihat anak yang sudah putus asa ditinggal 'kakak tercinta' nya harus menghadapi kematian yang menyiksa."

(Name) yang mendengarnya sontak murka. Ia berpikir, padahal adik kecilnya tidak tau apa apa. Dia hanyalah anak labil yang masih mencari tujuan hidupnya bersama teman temannya! (Name) tak tega jika adiknya harus mengalami penyiksaan walau tak tau apa apa.

"SIALAN, JAGA MULUTMU! ADIK KU TAK TAU APA APA BAJINGAN!!!" Mendengar respon yang keluar dari 'mesin pembunuh' rekan kerjanya sedikit melebarkan mata.

"Wah wah, ternyata 'mesin pembunuh' bisa berteriak khawatir seperti itu juga ya? Ini pemandangan yang langka, untung saja aku menerima misi ini." Ia melanjutkan "Yah, perusahaan melakukannya karna takut kau memberi tahu rahasia perusahaan kepada adikmu yang masih kecil itu." Rekan kerja (name) kemudian menginjak tangan (name) membuatnya terjatuh dari gedung duaratus kaki.

Unique | Mashle × Fem!readerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang