Pundak!

55 13 0
                                    

Seperti biasa suasana kantin padat dan ricuh membuat 2 gadis memilih untuk duduk di pojok ruangan agar tak terganggu dengan padatnya antrian , lagipula itu tempat ternyaman di kantin karna bisa bersender ke dinding dan tidak membuat badan pegal.

"GRE!!" Teriak Anin melihat Gracia melamun

"Jangan teriak kek , berisik tau" Kesal Gracia

"Lu ngeliatin apaan sih? Daritadi bakso lu aja gak abis , mending buat gua dah" Ucap Anin

Tak memperdulikan Anin , Gracia masih bingung dengan perkataan Chika yaitu jangan ubah alur cerita. Gracia berpikir bahwa ada yang tidak beres dengan dunia yang dia tinggali sekarang , 18 tahun dia hidup namun tidak pernah menemukan hal seperti itu. Tak hanya itu , dia juga memikirkan Shani dan mempertanyakan siapa Shani. Entah bagaimana seluruh pertanyaan di dalam benaknya itu membuatnya lelah dan dia mencoba untuk kembali ke kelas untuk sedikit beristirahat dari segala keriuhan di kantin.

"Nin , ke kelas yuk , gua capek banget" Lirihnya

"Yaudah lah , disini panas juga padahal lagi hujan" Ucap Anin

Seorang wanita baru saja menyelesaikan makan siang nya dan mencoba bermain dengan laptop nya , saat sedang asyik dengan laptop nya itu terdengar ketukan dari pintu depan apartemennya. Saat dibuka...

"Lah? Perasaan aku gapernah deh mesen barang apa apa" Heran Shani

"Mending aku liat aja deh dalemnya" Lanjutnya

Saat dibuka , lampu seketika mati dan gordeng tertutup menghalang semua cahaya masuk kedalam apartemennya

"I-INI KENAPA?!?" Teriak Shani

Berlari ke pintu depan , entah mengapa pintunya tak bisa dibuka dan kunci yang Shani pegang menghilang entah kemana.

"TOLOOOOOONG!! SIAPAPUN TOLOOOOONG!!" Teriak Shani sekuat tenaga

Muncul seorang pria dibelakang Shani , seketika ruangan berubah menjadi merah tua lilin menyala dan tiba tiba Shani pingsan diatas bunga mawar...

"AAAAA" Teriak Gracia

"Gre , lu kenapa?" Tanya Anin

Yap Gracia dan Anin masih disekolah menunggu dijemput oleh kedua orang tuanya , namun entah macet atau karna apa kedua orang tuanya belum datang... Sudah 10 menit dia menunggu namun belum terlihat sama sekali jemputannya.

"Gre Gre , ada cowok ganteng Gre" Ucap Anin setelah melihat seorang pria berjas hitam berkaca mata dan ingin masuk ke mobil Mazda RX8 warna hitam miliknya.

"Udah ganteng kaya lagi" Lanjutnya

"Yaelah gitu doang mah perusahaan nya juga bisa gua beli" Ucap Gracia percaya diri mengingat dia adalah keturunan keluarga crazy rich.

Tidak mendengar apa yang Gracia katakan , Anin langsung berlari menuju pria tersebut dan mengajaknya berkencan

"Alai banget , ya lagian mana mau tuh cowok sama dia" Kesal Gracia

Anin berlari ke arah Gracia dengan perasaan senang

"Gre , besok gua mau jalan bareng sama cowok itu" Ucap Anin membuat Gracia tidak percaya dan menertawainya

"Liat aja besok" Ucap Anin dengan nada kesal karna Gracia menertawainya

Bulan pada malam hari menyinari 2 wanita yang sedang termenung mengingat apa yang terjadi tadi siang.

Shani sedang memikirkan apa yang terjadi tadi siang , entah kenapa saat dia membuka mata sedang berada di atas kasur empuknya padahal dia merasa kalau dia tertidur diatas puluhan bunga mawar yang sangat nyaman. Sedangkan Gracia sedang memikirkan tentang mimpinya melihat seorang wanita yang terkunci di ruangan apartemen nya dan pingsan di atas bunga mawar merah yang nyaman.

Cintai Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang