03.Perlahan Diketahui

4 1 0
                                    

Pagi ini cuaca sangat cerah,meri mendapatkan tugas baru diistana.Dia diangkat menjadi pengasuh dari pangeran.Adik dari kaisar pangeran raven alkatiar.Pangeran masihlah berusia setahun, usianya terpaut jauh dengan kaisar.Orang-orang yang tak tau, pasti akan mengira bahwa pangeran raven adalah putra dari kaisar.

"Rara,apakah kau mau ikut nenek ke istana?"

Sekalipun kaisar adalah seseorang yang dingin dan berwajah datar,istana tidaklah suram dan menyesakkan.Karena kaisar terdahulu adalah seseorang yang baik hati dan bijaksana dan beliau selalu memastikan para pekerja istana bekerja dengan nyaman.Dan sang kaisar sekarang pun melakukan hal yang sama seperti sang ayah terkecuali kepribadiannya yang dingin dan berwajah datar.

"Bolehkah?Apa itu diizinkan?"Ranya ragu,jika nanti ternyata dia tak diizinkan masuk.

"Tentu boleh sayangku.Disana kau bisa memetik buah apel semaumu"

Meri membawa ranya ikut serta dengannya.
Mereka berdua masuk lewat gerbang belakang.Gerbang yang dilalui para pekerja istana.

Penjagaan di istana cukup ketat mengingat tempat itu adalah istana kekaisaran,dan untungnya Meri berhasil masuk setelah menunjukkan pin tanda bahwa dirinya adalah salah satu pekerja di istana dan untuk ranya tentunya harus masuk melalui pintu bugesrov atau pintu baik buruk.Itu berlaku bagi yang tidak memiliki pin.Siapapun yang berhasil masuk ke istana lewat pintu tersebut adalah orang dengan niat baik,sedangkan yang tidak berhasil masuk akan kembali ketempat semula dan menandakan orang itu punya niat buruk.

Gadis kecil itu berhasil masuk.Meri sudah tau hal itu akan terjadi,karena itu Meri tanpa ragu membawanya ke istana sekalipun penjagaannya yang sangat ketat.Meri juga tau,gadis kecil kesayangannya itu adalah anak yang baik.

Setelah mereka berhasil masuk,Meri membawa ranya menuju tempat dimana pangeran raven berada.

"Tabib Meri,pangeran dari tadi terus menangis.Saya sudah mencoba menenangkannya tapi tetap saja tidak bisa."
Aduh seorang pelayan pada meri.Pelayan itulah yang menjaga pangeran raven,selama beberapa bulan ini,dibantu meri tentunya.
Pangeran raven saat ini berada dalam gendongannya.

Tapi hanya ketika Meri sedang senggang.Karena tugasnya waktu itu masihlah seorang tabib.Tapi kali ini,meri benar-benar menjadi pengasuh sang pangeran.

"Berikan padaku lili"
Meri mengambil ahli raven,dan mencoba menenangkan bayi berusia setahun itu.

Fakta lain tentang ranya,gadis kecil itu suka melihat bayi.Dan tanpa sadar dirinya mendekat kearah Meri,dan menggenggam jemari kecil pangeran raven.

Anehnya saat ranya melakukan hal itu, pangeran kecil itu berhenti menangis,bahkan bukan hanya berhenti secepat kilat pangeran kecil itu sudah bisa tersenyum dan tertawa menatap ranya.

Lili dan Meri, tentunya sangat terkejut.Kenapa bisa begitu?Hanya karena disentuh ranya pangeran itu berhenti menangis,berbanding terbalik dengan mereka yang perlu berjam-jam untuk meredakan tangisan pangeran kecil itu.

"Halo pangeran kecil.Kau lucu sekali."Ranya menoel-noel pipi pangeran kecil itu,dan bersamaan dengan itu tawa pangeran kecil itu mengudara.

Pangeran kecil itu, menyukai kehadiran ranya.
"Raraku memang sangat manis,sampai pangeran kecil sangat menyukainya."Senyum andalan Meri terbit.

"Tapi maaf pangeran kecil, kakak manis ini harus pergi dulu tidak lama."Sambil mengatakan itu pandangan Meri tertuju pada pangeran raven.

Benar.Ranya,gadis kecil itu harus pergi.Pasalnya salah satu alasan Meri membawanya kesini adalah untuk memetik buah apel.Memang saat ini masih pagi,tapi ranya adalah gadis kecil yang pelupa apalagi Meri yang usia sudah lanjut usia.Bisa-bisa mereka lupa,lebih baik diselesaikan dengan cepat agar tidak perlu lagi mengingat-ingat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang