01.Ruangan yang salah

10 1 0
                                    

Sudah seminggu ranya tinggal bersama kakek seo dan nenek meri.Yah,meri menyuruhnya memanggilnya nenek.

Selama seminggu bersama mereka,ranya mengetahui bahwa mereka adalah seorang healer.

Pemilik sihir berjenis penyembuh, dipekerjakan diistana sebagai seorang tabib.Dan itu artinya,meri juga menjadi salah satu tabib istana.Terkecuali Seo,dia menolak untuk menjadi tabib istana,dan memilih membuka toko tanaman obat.

Selama seminggu itu juga,ranya dibanjiri kasih sayang.Mengetahui kalau ranya sangat menyukai apel,saat pulang dari istana Meri selalu membawakannya apel.Gadis kecil itu tentu sangat senang.

Apel adalah buah yang cukup langkah didunia afargos karena sangat sulit untuk tumbuh.
Hanya beberapa daerah yang ditumbuhi pohon apel itupun sangat sulit untuk berbuah.

Istana kekaisaran menjadi tempat pengecualian.Pohon apel banyak tumbuh di taman kekaisaran,dan berbeda dari pertumbuhan pohon apel lainnya,pohon apel diistana seringkali berbuah.

Sekalipun keluarga kekaisaran tak terlalu menyukai buah apel, pohon apel selalu dirawat dengan baik.Salah satu alasannya adalah saat pohon apel mulai tumbuh di taman istana,kaisar yang sekarang lahir.

Penyihir agung meramalkan bahwa pohon apel ituu punya kaitan erat dengan kaisar.Dan akan membawa sang kaisar menemukan seseorang yang 'berharga'.

"Apa kalian sudah mendengar,kalau kemarin malam ada mayat ditemukan disudut ibukota?
Kata seseorang pada temannya.

"Aku mendengarnya.Dan katanya pembunuh bayangan yang melakukan itu."

Perbincangan itu terdengar oleh ranya.
"Kakek,apakah pembunuh itu orang yang sama dengan yang mengejar ku? Bukankah dia sedang mencariku dan ingin membunuhku?"

Raut panik dan ketakutan tercetak jelas di wajah gadis kecil itu,kakek seo yang menyadari hal itu mencoba menenangkan.

"Tenanglah nak,kakek pastikan dia tidak mencarimu.Kakek dan nenekmu akan selalu menjagamu agar tetap aman."bersamaan dengan itu,sebuah elusan dikepala dirasakan ranya.

Kata-kata penenang dari kakek seo berhasil memenangkan ranya,walau tak menghilangkan semua rasa takutnya tapi itu sudah cukup bagus.

"Sebaiknya kita pulang, hari sudah gelap.Nenekmu pasti sudah dirumah."

Mengetahui waktu sudah mulai gelap,kakek seo dan ranya memilih untuk pulang.Seperti biasa,saat sampai dirumah tanya selalu disambut dengan pelukan hangat meri.

"Ah,cucuku aku sangat merindukanmu."Meri memeluk ranya erat.Ini selalu terjadi tiap hari saat ranya mulai tinggal dengan mereka.

"Lihat,nenekmu ini membawa apel kesukaanmu."
Pelukan mereka sudah terlepas,meri mengangkat tinggi keranjang yang penuh dengan buah apel untuk diperlihatkan pada ranya.

Dihadapkan dengan apa yang kita sukai,pasti sangat menyenangkan.Dan sudah pasti senyum kesenangan tercipta diwajah gadis kecil yang bernama ranya itu.

Sampai sekarang, gadis itu tak membeberkan nama aslinya.Kakek Seo dan Nenek Meri tak sekalipun ingin tau tentang nama lengkap gadis kecil itu.Mereka takut jika mereka mencoba memaksa ranya untuk bercerita,yang ada dia akan mengingat masa lalu kelamnya.
Mereka menyerahkan setiap keputusan pada ranya,jika dia ingin dia pasti akan bercerita.Mungkin bukan sekarang tapi nanti.

Setelah makan malam,mereka bertiga memilih beristirahat.Mereka bertiga tidur bersama, karena ranya tak bisa tidur sendiri.

"Aku merindukan mereka.Rasa ini dan kebiasaan ini.Aku merindukannya"Batin seseorang

***

"Di ibukota sudah cukup banyak rakyat kita yang tewas yang mulia.Dan pembunuhnya adalah orang yang sama"Ucap seorang pria kepada seseorang yang duduk didepannya.Jarak mereka hanya terhalang meja.

RanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang