1.

804 53 4
                                    


"Srroottt .." suara ingus dari hidung tara cukup kemcang. Gadis itu menatap dirinya yang menyedihkan di depan cermin. Hatinya masih berdenyut nyeri mengingat kejadian semalam.

Perdebatan dengan topik yang sama dan tidak akan menemukan solusinya akhir - akhir ini selalu menghiasi hubungan tara dan kevin, pria yang menjalin hubungan dengannya sejak masa kuliah. Ternyata tidak hanya membutuh kata saling mencintai untuk mempertahankan hubungan dengan keyakinan berbeda ini. Hingga semalam kevin memutuskan menyerah atas hubungan yang telah lama ia jalin bersama tara.

" taa, sekeras apapun kita coba bertahan emang ga bakal bisa .." ucap kevin lemah sambil menunduk di depan kemudinya.

Air mata tara mengalir di pipi, nafasnya tercekat. Ia tak sanggup mengucapkan satu kata pun.

" mending kita akhiri sampe sini ya ta ?." Ucap kevin menggenggam tangan kara.

Tara menggeleng kepalanya, tangisnya pecah.

" aku gabisaa " jawab tara dalam isakannya.

" kita harus bisa tara, kamu berhak atas masa depan yang jelas arahnya kemana." Ucap kevin meraih tara dalam pelukannya.

Tara memukul dada kevin tidak terima.

" kamu ngomong apasih, masa depan kita jelas. kita tinggal nikah aja trus udah kita hidup bahagia " ucap tara.

" ga sesimpel itu tara .. sorry " ucap kevin melepas pelukannya.

Tara terluka, bagaimana bisa kevin menyerah begitu saja. Sebagian besar waktunya banyak ia habiskan bersama kevin, lalu kali ini jika kevin menyerah tara harus bagaimana ??

Ia memandang dirinya di cermin wastafel, mata dan hidungnya yang sembab tampak disana. Tara berkali - kali mengecek ponselnya namun kevin sepertinya benar - benar serius menyerah kali ini. Tara berkali - kali mencoba menghubungi kevin namun berakhir dengan nada panggilan dialihkan, pesan- pesan yang ia kirim juga diabaikan.

Tara membasuh mukanya agar sedikit telihat lebih segar, ia tidak mau telihat begitu berantakan dan hancur di depan papanya saat sarapan.

" dek, lo lagi flu ?" Tanya arya kakak sulungnya yang memicingkan mata melihat kondisi tara pagi ini.

Tara menggeleng , ia kemudian menyendokkan nasi ke dalam piringnya, dan meletakkan beberapa lauk diatasnya.

" papa mana ?" Tanya tara sambil mengunyah makananya dengan susah payah agar terlihat baik - baik saja.

" papa ada acara reuni , lo kenapa ? Berantem ama kevin ?" Tanya arya.

Mata tara berkaca - kaca, ia berusaha menahannya agar tidak jatuh. Namun gagal, ketika mata arya terus menatap dirinya.

" kita putus kak " ucap tara dengan suaranya yang bergetar, air matanya mengalir deras dari ujung matanya.

" deek.. kakak bilang apa kalian itu ga bakalan bisa dipaksa dengan cara apapun .. " ujar arya menasehati adiknya.

" tapi kevin langsung ninggalin tara kak, dia ga bisa dihubungin. Semua chat tara juga ga dibales sama dia " jawab tara dengan isak tangisnya.

" mending kalo mau pergi pelan - pelan, biar tara bisa terbiasa " lanjut tara sambil menunduk.

" lama - lama juga terbiasa kok.. " ucap arya menenangkan tara.

Tara bergeming, ia hanya mengaduk makanannya sedangkan pandangannya kosong.

" nangis aja hari ini, besok senin harus fokus " ucap arya meninggalkan tara di meja makan.

Tara mendongakkan kepalanya ketika arya menyadarkannya bahwa besok hari senin. Tara berniat menemui kevin sepulang kerja, berusaha kembali membujuknya agar tidak menyerah begitu saja.

Move On .Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang