4.

309 38 5
                                    

Teddy menatap layar LCD yang ditampilkan tara sambil mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh gadis itu. Tara memiliki kemampuan presentasi cukup bagus, penguasaan materi yang ia jelaskan di tambah dengan pemilihan bahasa yang mudah dipahami. Selain itu kemampuan tara dalam menguasai suasana diskusi kelas siang ini menarik perhatian teddy. Pantas saja tempo hari tara sedikit sinis saat ia menyinggung tentang alasannya mengambil program ini. Tara memang luar biasa, gadis itu tidak dapat disepelekan.

" baiklah sekian presentasi dan diskusi hari ini, saya akhiri selamat siang." ucap tara menutup presentasinya siang itu yang disambut tepuk tangan dari seisi ruang kelas termasuk teddy.

Satu persatu mahasiswa pergi menunggalkan ruang tersebut, tersisa tara yang masih merapikan sisa presentasi dan teddy yang masih berbicara dengan seseorang di telfonnya.

Tara kemudian menghampiri meja teddy menyerahkan laporan yang telah ia presentasikan, teddy menatap tara kemudian mengakhiri telepon tersebut.

" nice work tara, saya suka dengan tema yang kamu bawakan " ucap teddy sambil menorehkan tanda tangan di ujung laporan tara.

" terima kasih " ucap tara menganggukkan kepalanya.

" saya minta maaf " ucap teddy kemudian yang membuat tara mengerutkan kening bingung.

" untuk ?" Tanya tara penasaran.

" perkataan saya tempo hari di kantin, saya rasa untuk sekedar mengalihkan perasaan sakit hati kamu tidak akan sebagus ini " ucap teddy tulus memuji tara.

" well, perkataan bapak tempo hari cukup menyakiti hati saya. Tapi terima kasih saya jadi bisa melupakan rasa sakit hati yang jadi alasan saya berdiri disini." Ucap tara menatap teddy.

Teddy tersenyum melihat mata tara yang menatapnya penuh keberanian dan tersirat kebencian.

" setidaknya perkataan saya memotivasi kamu " ucap teddy tersenyum kemudian ia merapikan barangnya memasukkan kedalam ransel yang selalu ia bawa kekampus.

Tara mendengus pelan sambil memutar bola matanya mendengar ucapan teddy yang arogan. Ia kemudian membawa laporannya yang telah ditanda tangani teddy beserta barang - barangnya yang lain dan berjalan meninggalkan ruangan tersebut.

Tara berjalan menuju tempat mobilnya terparkir, setelah dari kampus ia akan langsung menuju kantornya. Tara melempar barang bawaanya di kursi belakang , ia kemudian duduk di kursi dan mulai menyalakan mobilnya.

Tara panik. Mobilnya tidak menyala.

Berkali - kali ia mencoba menyalakan mesin mobilnya tapi tetap saja tak bergeming. Tara mengacak rambutnya bingung ia kemudian meraih ponselnya dan menghubungi nomor kakaknya.

" iya dek ?" Tanya arya saat menerima panggilan tara.

" kaaaakkk, mobil tara mogok " ucap tara dengan nada manjanya.

" kamu dimana ?" Tanya arya khawatir.

" di kampus , mau balik ke kantor. Tolongiinnn.. " rengek tara.

" oh di kampus ? Bentar - bentar tunggu situ aja . Kamu di mana ini ?" Tanya arya.

" di parkiran deket dekanat " ucap tara.

" oh oke " jawab arya kemudian menutup telponnya.

Tara kemudian beranjak dari kursi kemudinya, ia memilih menunggu diluar mobilnya. Tara menelfon eva memberi kabar bahwa dirinya mungkin sedikit terlambat kembali ke kantor karena mobilnya mogok.

" mobil kamu kenapa ?" Tanya teddy yang tiba - tiba muncul di sisinya membuat tara terperanjat.

" mogok " jawab tara singkat.

Move On .Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang