***
Apa yang harus aku lakukan, apa yang harus aku lakukan, apa yang harus aku lakukan!
Aku akhirnya sadar dan mulai meronta di tempat tidur, dengan menendang selimut.
Pingsan karena mimisan di depan Claude, Ethan, dan Sarah.
"Aaaah! Aku maluuuuu!"
Konyol sekali kalau seorang perasuk akan kehilangan muka di depan tokoh utama novel!
Aku pingsan bukan karena terkejut melihat darah yang mengalir dari luka serius, tapi aku malah pingsan setelah melihat mimisan yang keluar saat aku menyentuhnya sedikit dengan jariku!
"Bagaimana aku bisa melakukan itu, bagaimana bisa!"
Aku sangat sedih sampai-sampai aku hampir menangis.
Sejauh ini, aku telah bertahan dengan perasaanku dalam novel ini.
Bahkan setelah ending ceritanya, aku menghabiskan waktuku dengan gemetar karena takut tidak bisa lepas dari hukum merasuk.
Claude yang imut berlarian tepat di depan mataku, Ethan, Duke yang bermartabat, menjadi lembut jika berada di depan Sarah, dan Sarah yang Luar Biasa sedang tersenyum cerah!
Aku tidak bisa berbicara sepatah kata pun dengan mudah, aku tidak bisa memandangnya dengan nyaman, dan bahkan ketika seseorang berbicara denganku, aku terkejut dan terburu-buru untuk melarikan diri.
Namun sebenarnya, ada banyak hal yang ingin aku tanyakan dengan para karakter utama.
Seperti latar belakang yang tidak sepenuhnya terungkap dalam novel, kisah cinta antara kaisar yang melarikan diri dari rumah dan istri kaisar yang bertemu dengannya sebagai budak, dan mengapa mantan kaisar sebelumnya yang kini dikesampingkan begitu terobsesi dengan permaisuri yang sudah mati!
Aku punya banyak pertanyaan!
Namun lebih dari rasa ingin tahu ini, aku menahannya karena aku tidak ingin merusak hubungan para karakter utama, yang telah aku dukung dan doakan kebahagiaannya sepanjang novel.
"Huh hah huh hah. Apa ini? Apa ini semua................"
Namun pada akhirnya, yang kembali terlintas di benakku adalah endingnya aku yang mimisan.
Bahkan jika aku kembali ke Korea, Juliette akan tetap berada dalam ingatan karakter utama sebagai seseorang yang pingsan saat melihat mimisannya.
Aku pikir aku sudah menahannya dengan baik sampai saat ini, tapi aku tidak tahu kenapa aku merasa sangat sedih dan kesal, tapi semua kesedihan dari sebelumnya menghantamku sekaligus.
"Ini semua karena Oliven!"
Tentu saja kesedihanku berubah menjadi kebencian dan tertuju pada Oliven yang sedang menahan nafas di sakuku.
"Ah, ahhh! Haeng in, sakit! Sakit!"
"Mati, mati, anjing sialan!"
"Ketika aku masih kecil, aku hidup dengan binatang, jadi itu tidak terdengar seperti makian."
Bahkan ketika dia menjerit kesakitan saat aku meninju boneka itu, dia tanpa malu-malu membalasku.
Aku perlu menjahit mulut bajingan ini, tapi sayangnya aku tidak punya benang atau jarum apa pun saat ini.
Tapi tidak apa-apa. Aku tahu sesuatu yang kasar untuk diucapkan yang akan langsung membuat Oliven menangis.
"Maka kamu akan dibenci oleh Sarah seumur hidupmu! Kamu tidak akan dimaafkan! Kamu akan tinggal di dalam boneka ini seumur hidupmu dan dilupakan oleh Sarah selamanya!"