"Kalian berdua bersenang-senang."
Sejenak Sarah bertanya-tanya apakah dia sebaiknya berpura-pura tidak memerhatikan mereka.
Baru-baru ini, selain waktu bermainnya dengan Claude, dia dan Ethan diam-diam memasuki Ambrosia saat semua orang tertidur.
Meski begitu, alasan aku berpura-pura tidak mengetahuinya sampai sekarang tidak lain adalah permintaan Kaisar dan Permaisuri.
'Alexa ingin memberikan hadiah kepada adiknya yang akan segera lahir, dan dia menjadi stres saat mencoba melakukannya sendiri. Tapi karena itu adalah hadiah rahasia, jika kami membantu.......'
'Dia akan menangis selama beberapa hari beberapa malam tanpa makan.'
'Ha, jadi aku hanya bisa pura-pura tidak menyadarinya. Saat aku melihat anak itu berjuang seperti itu sendirian, hatiku, hatiku..........'
'Ya, itu akan menyakitkan.'
Kaisar diam-diam mengirimi Ethan pandangan meminta bantuan.
'Aku kira Claude masih aktif membantunya. Namun, dia mengaku tidak di perbolehkan untuk masuk dan mencoba masuk ke Ambrosia secara diam-diam saat tidak ada orang di sana. Jika kamu tidak keberatan.........'
'Ya. Saya juga akan memberitahu orang-orang yang yang berkerja di ambrosia. Memastikan mereka meninggalkan beberapa celah agar Alexa bisa menyelinap masuk.'
'Terima kasih, Sarah.'
Permaisuri tersenyum malu-malu pada Sarah dan menantikan hadiah yang akan Alexa siapkan.
Jadi, Sarah juga tidak tahu apa yang sedang disiapkan Alexa dengan Claude, tapi dia tidak punya pilihan selain menunggu dengan penuh harap.
Sarah menghela nafas, memikirkan dua anak yang menunggunya di kamar, dengan sangat cemas.
Lalu aku melirik ke arah Benjamin, yang menciptakan situasi ini tanpaa alasan.
"Lalu kenapa kamu menciptakan situasi ini dengan mengungkapkan bahwa aku mengetahuinya?"
"Itu karena ini bukanlah masalah y ang akan berakhir hanya dengan mereka berdua akur."
Benjamin bertingkah seolah-olah dia menghilang di depan Claude dan Alexa, namun nyatanya dia langsung menoleh ke arah Sarah.
Dia akan menyingkirkan dua anak kecil yang terus mengganggunya.
"Kudengar Claude memperlakukanmu seperti portir yang membawa Alexa akhir-akhir ini. Terlepas dari semua ketidakpuasanmu, kamu terlihat cukup rajin. Kukira kamu menikmatinya."
"Tidak sama sekali."
Benjamin menggelengkan kepalanya dengan wajah datar, tetapi Sarah tahu bahwa jauh di lubuk hatinya dia sedang bersenang-senang bertengkar dengan Claude.
Katanya sambil meregangkan pipi muridnya yang tidak jujur itu dengan tangannya.
"Walaupun Kamu menyukainya."
"........"
Benjamin, melihat wajah Sarah yang tersenyum, mengerucutkan bibirnya, tapi kemudian hanya membuang muka tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Sudut telinganya menjadi sedikit memerah.
"Maksudku kamu tidak bisa jujur."
Sarah berkata dan mengetuk pintu Claude.
Lalu, suara tabrakan terdengar dari dalam, disusul teriakan mendesak Claude.
"Silahkan masuk!"
"Hmm, hmmm."
Sarah bersenandung, membuka pintu dan masuk ke dalam. Kemudian, bayi-bayi itu berlutut di tempat tidur sambil menatap Sarah dengan mata selebar kelinci.