Lelah itulah kehidupan yang Rora rasakan saat ini penyakit yang dideritanya ini semakin hari semakin memburuk gagal ginjal Rora dikaruniai sebuah penyakit yang tidak biasa . Harapan hidupnya tidak bisa dijamin hari ini atau esok Rora menantikan itu.
"Dokter" Panggil Rora yang tengah berbaring diranjang pasien hari ini jadwal Rora cucui darah.
Meski Rora sudah melakukannya berkali-kali rasa sakit itu terus menjalar ketubuhnya.
"Iya" Jawab Dokter Rosè yang menangani Rora dia melihat kearah Rora dan tersenyum
" Berapa lama aku harus menjalani ini? Ini malah bikin aku merasakan sakit yang luarbiasa dok! Bolehkah aku menyerah saja rasanya percuma jika aku harus tetap bertahan seperti ini jika nyatanya aku akan tetap mati juga" Keluh Rora menjalani anjuran dokter untuk cuci darah tidak membuahkan hasil sama sekali bagi Rora.
Rora merasa makin hari ajalnya semakin datang, dia merasa hidupnya sudah tak lagi diharapkan.
Rosè menatap Rora sendu hadis kecil yang harus menerima segalanya, penyakit yang deritanya orang tua yang tidak mau menerima dirinya membuat Rora makin tertekan menjalani hidupnya.
Rosè mengelus kepala Rora lembut memeluknya penuh dengan hangat, gadis kecil yang dulu menginginkan kesembuhan untuk dirinya kini justru menginginkan kematiannya cepat datang.
"Jangan pernah menyerah kekuatan Tuhan selalu ada buat kamu, percaya bahwa Tuhan menginginkan kamu tetap hidup. Pikirkan orang-orang yang selalu ada buat kamu termasuk dokter, dokter menginginkan Rora sembuh dan bisa menikmati lagi hidup layaknya mereka. " Kata Rosè
"Berjuang ya demi dokter sekali lagi kamu berjuang jika memang kamu udah benar-benar lelah kamu boleh menyerah, tapi dokter minta berjuang sekali lagi dokter yakin kamu bakal sembuh, dokter akan berusaha agar kamu sembuh" Lanjut dokter Rosè menenangkan Rora.
Rora membalas pelukan Rosè erat mendengar ucapannya membuat Rora tenang setidaknya ada yang peduli dengan dirinya. Meski dokter Rosè bukan keluarganya.
"Terimakasih dokter aku akan berjuang sekali lagi" Ucap Rora.
****
"Sebenarnya Rora kemana kenapa sudah malam tidak pulang-pulang" Khawatir Ruka yang menunggu kedatangan adiknya itu.
" Tenang kak aku yakin Rora baik-baik ajah" Balas Rami yang sedang duduk sambil menonton TV.
Ruka tetap tidak tenang dirinya takut jika Rora kenapa-kenapa, dia terus berusaha menghubungi Rora namun tak diangkat oleh adiknya itu.
"Kak tadi aku udah nelfon kesemua teman Rora tapi tidak ada yanng tahu Rora dimana" Jelas Ahyeon
Ruka mulai cemas tidak biasanya Rora akan pulang selarut ini.
"Aku akan mencarinya" Kata Pharita sambil mengambil kunci mobil untuk mencari adiknya.
"Chiqi ikut kak," Kata Chiqi namun mendapatkan gelengan dari Pharita agar tidak ikut. Karena ini sudah malam.
"Kamu dirumah ajah besok kamu sekolah, biar Rora jadi urusan kak Asa sama kak Pharita untuk mencari Rora" Kata Asa
Mereka berempat mengangguk setuju, ruka menghela nafas sejenak karena Asa dan Pharita pergi mencari Rora.
"Kak tenang ya aku yakin kak Asa dan Kak Pharita pasti nemuin Rora" Kata Ahyeon menenangkan Ruka.
"Gimana kakak bisa tenang? Gimana kalo Rora terluka? Kakak Bener-bener gak berguna " Seru Ruka yang terus menerus menyalahkan dirinya.
Rami memeluk Ruka erat menjadi kakak pertama bukanlah hal mudah bagi Ruka, dan Rami tahu itu Ruka selalu ada buat dirinya dan saudaranya, Ruka selalu berusaha menjadi sosok yang kuat bagi para adiknya.
"Tenang ya kak , aku yakin Rora pasti ketemu" Kata Rami yang terus memeluk Ruka.
Chiqi memeluk Ahyeon dirinya juga sama khawatirnya dengan Ruka karena Rora tidak ditemukan dari tadi.
"Rora pasti baik-baik ajah kan kak? " Tanya Chiqi ke Ahyeon
"Pasti Rora kan anak hebat dia pasti baik-baik ajah" Seru Ahyeon menenangkan adik bungsunya.
****
Disisi lain Pharita dan Asa melihat seseorang duduk dikursi taman seorang diri. Entah apa yang dilakukan gadi itu disana.
"Tunggu Kak itu kayanya Rora" Kata Asa menghentikan Pharita
"Iya itu Rora" Kata Pharita dan turun dari mobil menghampiri Rora dan diikuti Asa.
"Rora, astaga kamu kenapa ada disini kak Ruka dan yang lainnya khawatir tau" Ucap Pharita memeluk adiknya itu.
Rora kaget kenapa bisa kedua kakaknya tahu dia ada disini. Setelah cuci darah Rora memang sengaja mampir di taman dulu menenangkan dirinya.
"Maaf kak udah buat kalian khawatir sama aku" Ucap Rora.
"Ya udah yuk pulang" Ajak Asa dan diangguki oleh mereka pulang menuju rumah
****
Pintu rumah terbuka memamerkan sosok Rora yang dari tadi dikhawatirkan oleh saudaranya, Ruka langsung memeluk adiknya itu dia terus menangis sambil memeluk adiknya seakan takut jika adiknya itu kenapa-kenapa.
"Kak aku kangen mamah dan papah" Seru Rora di dalam dekapan Ruka.
Mereka semua kaget mendengar kata yang keluar dari mulut Rora.
" Kak aku pengen ketemu mamah sama papah aku kangen mereka " Lanjut Rora dan menangis
"Kakak akan usahain kamu ketemu sama mamah dan papah kakak janji" Ucap Ruka
"Aku juga kangen sama mamah dan papah" Seru Chiquita
"Kamu tadi dengarkan kak Ruka akan bawa mamah dan papah pulang" Kata Rami
KAMU SEDANG MEMBACA
You and I
Short StoryAku yang akan menanggung semuanya ~ Ruka Jangan egois kita dilahirkan untuk bersama ~ Pharita Jika aku tidak bisa bahagia maka kalian harus bahagia ~ Asa Bertahanlah sampai kita menemukan kebahagiaan ~ Ahyeon Diam bukan berarti menerima semuanya ~ R...