Rora tersenyum melihat kedatangan mamahnya, dia berlari kemudian memeluk erat mamahnya. Hampir 1 tahun mamahnya tidak pulang,Rora begitu merindukan sosok mamahnya ini.
"Rora kangen mamah" Gumam Rora yang enggan melepas pelukannnya.
"Lepaskan" Jisoo mendorong tubuh Rora agar menjauh darinya. Kemudian berjalan meninggalkan Rora .
"Mah" Panggil Rora
Jisoo terhenti sejenak kemudian melihat kearah Rora " Kenapa? "
Rora terdiam melangkah maju ke arah Jisoo memegang tangan Mamahnya.
"Maafin Rora, Rora tahu hadirnya Rora tidak pernah diinginkan sama mamah dan papah. Karena keterbatasan Rora mamah benci sama Rora. Tapi bolehkah Rora memeluk mamah, bolehkan sekali saja mamah melihat kehadiran Rora. Rora ingin mamah ngeliat Rora kaya mamah ngeliat Chiqi Tersenyum dan bahagia. Bisakah mamah nerima aku apa adanya Rora mohon mah" Kata Rora
Tanpa Rora sadari airmatanya jatuh. Jisoo menatap putrinya itu dengan perasaan bersalah. Namun mengingat kembali penyakit yang dideritanya membuat jisoo tidak peduli terhadap Rora.
"Sampai kapanpun mamah nggak bisa nerima keadaan kamu, kamu tahu Rora karena penyakit kamu papah membenci mamah karena melahirkan anak penyakitan seperti kamu. Dan kamu tahu sejak kamu divonis gagal ginjal kamu selalu nyusahin kita. Seharusnya mamah tidak pernah melahirkan kamu, mamah tuh malu punya anak penyakitan seperti kaa.. " Ucapan Jisoo tatkala mendengar teriakan Pharita
"Cukup" Bentak Pharita menatap tajam Jisoo
Jisoo terkekeh melihat raut wajah putri keduanya.Wajah angkuh Pharita inilah yang ingin Jisoo lihat, bagaimana sang putri kedua melindungi adiknya.
"Kenapa marah? Bukankah kenyataannya Rora tidak berguna? Anak itu tidak layak hidup karena penyakitnya" Ucap Jisoo tidak memikirkan hati Rora.
"Lalu kenapa anda melahirkannya dan merawatnya hingga sebesar ini? Jika anda tidak menginginkan putri kecil itu anda tidak perlu berbicara sesarkas itu dengannya, apakah anda memikirkan omongan anda? jika omongan anda membuat putri kecil itu menangis dan merasakan sakit dihatinya. " Jelas Pharita menatap tajam Jisoo
"Kamu lupa ya? Siapa yang menginginkan merawatnya? Dari awal anak sial itu lahir mamah tidak ingin merawatnya tapi kamu, Pharitania Witama kamulah yang menginginkannya hidup. Bukan mamah ataupun papah tapi kamu" Balas Jisoo ya dari awal Rora lahir dia tidak mau merawatnya namun karena Pharitalah yang menginginkan Rora tumbuh.
Karena Pharita tahu Rora akan sembuh dia yakin bahwa kekuatan Tuhan tidak ada yang tahu.
"Cukup, jika anda tidak menginginkannya saya yang akan merawatnya. Berhenti berbicara seperti itu dengannya. Saya akan membawanya dari sini ingat baik-baik Jisoora Witama anda akan menyesal selamanya"
Pharita membawa pergi Rora memasuki mobilnya pergi dari rumah yang selama ini menjadi tempat suka dan duka dari keluarganya. Rora hanya diam dia tidak tahu harus mengatakan apa ke kakaknya, selama ini Rora tidak pernah melihat wajah kemarahan dalam kakak keduanya itu.
****
"Kak Rami" Panggil Chiqi
Rami melihat ke arah adiknya itu."Iya" Balas Rami tersenyum.
Chiquita melihat lengan kak Rami ada lebam kebiruan dilengannya.
"Sakit ya kak? " Tanya Chiqi polos
Rami mengelus kepala Chiquita dan tersenyum"Nggak kok" Jawab Rami yang tetap tersenyum membalas Jawaban dari adik bungsunya.
"Kakak Jatuh? Jatuh dimana? Harusnya kak Rami bilang sama kakak-kakak yang lain kalo kak Rami habis jatuh kalo kak Ahyeon tahu pasti kakak dimarahin" Cerocos Chiquita
"Kakak cuma kepentok meja saat ambil buku tadi di perpustakaan" Bohong Rami karena nyatanya dia habis dipukul sama Haerin dkk.
"Kak Rami tuh ya kebiasaan harus hati-hati lain kali kak" Nasehat Chiquita yang terus mengoleskan salep ke lengan Rami.
Rami bersyukur memiliki saudara yang begitu menyayanginya. Meski kedua orang tuanya tidak peduli dengan mereka semua.
Triingg... Pesan masuk dalam handphone Rami memamerkan pesan itu.
'Ram, kamu liat newsinfo sekolah kita nggak Kyujin meninggal tadi ditengah lapangan ada yang ngeliat kepalanya Kyujin cuma badanya gak ada kamu harus liat fotonya'
Rami kaget melihat isi pesan dan gambar yang dikirim oleh Eunchae sahabatnya. Itu memang benar kepala Kyujin teman Haerin yang ikut membully dirinya. Tapi kenapa Kyujin bisa mati mengenaskan seperti itu. Hanya kepala yang tersisa kemana badannya, dan siapa yang membunuhnya?.
"Kenapa bisa? Siapa yang udah ngelakuin itu ke Kyujin? " Gumam Rami
"Kak you oke? " Tanya Chiquita yang melihat Rami bengong
"Ah iya. Udah yuk kita pulang kak Ruka dan yang lain pasti udah nungguin kita" Kata Rami mengalihkan pembicaraan adiknya.
Chiquita mengangguk dan menggandeng tangan Rami.
****
"Siap siapa yang udah bunuh Kyujin? " Tanya Haerin pada dirinya sendiri.Temannya telah dibunuh, dia tidak Terima.
"Kyujin gak mungkin mati" Gumam Haerin terus membayangkan jasad Kyujin tanpa tubuh.
Tok tok tok...
"Nona muda ini ada titipan katanya buat nona" Seru pembantu Haerin.Haerin membuka pintu kamarnya " Dari siapa Bi? "
"Bibi nggak tahu Non, kurirnya cuma bang buat Nona" Kata Pembantunya.
Haerin membuka kotak itu membaca surat dari dalam kotak itu.
'See, aku punya kado spesial buat kamu jari Kyujin teman kamu'
Itulah isi surat dari dalam kotak itu.Haerin tidak percaya dengan surat itu kemudian membuka kain merah tersebut dia kaget dan membuangnya.
"Nggak mungkin aaaa" Teriak Haerin melihat Jari sahabatnya.
"Nona" Seru bibi memeluk Haerin.
"Astaga Jari manusia" Gumam bibi yamg melihat itu.
"Gak mungkin, bi ada orang jahat neror aku" Isak Haerin Bibi Jia memeluk anak majikannya dengan erat.
Siapa yang tega berbuat jahat dengan Haerin, padahal Haerin anak baik itulah menurut Pembantunya kenyataan Haerin adalah anak nakal yang suka membully.
****
"Haerin or Dayeon? " Ucap Ahyeon menatap dua foto yang terpapang jelas ditembok kamarnya.
"Siapa yang lebih menarik untuk bunuh? " Lanjutnya.
Ahyeon tersenyum kemudian mengarahkan pisau itu ke foto Dayeon.
"Target selanjutnya, Mari kita buat mental Haerin rusak terlebih dahulu hahahahha" Ucap Ahyeon.
Ahyeon gadis itu semakin menggila, rasa ingin membunuh terus hadir dalam dirinya. Siapa yang peduli katanya membunuh membuat dirinya merasa lega.
KAMU SEDANG MEMBACA
You and I
Short StoryAku yang akan menanggung semuanya ~ Ruka Jangan egois kita dilahirkan untuk bersama ~ Pharita Jika aku tidak bisa bahagia maka kalian harus bahagia ~ Asa Bertahanlah sampai kita menemukan kebahagiaan ~ Ahyeon Diam bukan berarti menerima semuanya ~ R...