Tiba-tiba semua hayalanku terhenti oleh sesuatu hal.
Secara spontan, arah penglihatanku ku alihkan pada seseorang yang begitu tak asing bagiku.
Yah, dia adalah seseorang yang sudah seminggu ini hampir setiap malam berjalan di jalan kompleks sekitar rumahku, entah siapa namanya, dari mana asalnya, dan apa tujuannya.
Setiap dia lewat, aku selalu melihatnya menggunakan earphone dan membawa selembar kertas dan sebuah bolpoin, dan setiap dia berada di depan rumahku, dia selalu berhenti berjalan lalu duduk di sebuah bangku taman sebrang jalan dari rumahku dan menuliskan sesuatu di kertas yang dibawanya, namun setelah selesai di tulisinya, kertas tersebut di lemparnya ke tempat sampah depan rumah.
Aku jadi penasaran, apa yang di tulisnya itu, dan mengapa dia selalu membuang kertas itu di depan rumahku dan hampir setiap malam ?? Tapi aku berfikir, untuk apa juga aku harus peduli dengan urusan orang?
Entah, ada apa denganku saat ini, kebiasaanku yang melihat bintang, kini malah berpaling melihatnya. Seakan sekarang hal itu adalah aktivitas baruku,Tapi, walau bagaimanapun, aku gak mungkin sampai memiliki rasa terhadap orang yang aku lihat dan aku gak kenal. Mungkin ini hanya rasa mengagumi dari jauh.
Sesaat saat lamunanku terhenti aku dapat melihat orang itu seperti sedang melihat ke arahku, menatapku dengan senyum, ohh sungguh menawan.. eh gak ding, Ge-Er banget. Hihi
---Malam semakin larut, aku memutuskan untuk segera kembali ke kamar, hawa dingin semakin terasa menusuk pori-pori kulitku, aku kembali melihat cowok tadi juga udah kembali melanjutkan perjalannya, entah akan ke mana dia, pulangkah atau ke manapun, aku tak perduli.
Aku bergegas masuk kamar Dan segera tidur.Keesokan harinya aku bangun dan melakukan aktivitasku seperti biasa dan bersiap-siap berangkat ke sekolah. Sebelum berangkat aku sarapan bersama keluarga kecilku, papa, mama, dan adik lelakiku, Kevin Dwi Yoga.
"Kak, Kevin ke sekolahnya nebeng kakak ya ?" Ucap Kevin seraya menghabiskan sarapannya.
"Loh, tumben, biasanya gengsi banget bareng sama aku. Emang motor kamu ke mana ?" tanyaku yang bingung mendengar ucapan adikku.
"Lagi males bawa motor kak, lagian sekalian hemat duit jajan gitu. Hehe" ucapnya dengan senyum evil.
Eiuuhh,, sejak kapan adikku yang unyu-unyu *iuh ini jadi pelit kayak gini..
"Oh yaudah, tapi jangan rese ya." Jawabku sekenanya.
"Siap juragan" Kevin.
"Nah baguslah kalo kalian mau barengan ke sekolah, toh kalian juga satu sekolah" Papa. Yepp emang aku satu sekolah sama adikku yang rese ini. Aku kelas 12 dan dia baru kelas 10. Anak bawang, hehe.
"Yaudah buruan gih, nanti telat loh kalian" Kata mama mengingatkanku dan Kevin untuk segera berangkat.
Aku memberikan kunci mobil ke Kevin, kebetulan hari ini aku malas nyetir. So, ada supir gratis harus dimanfaatkan hehe. Sepanjang perjalan ke sekolah, si Kevin curhat mulu tentang cewek yang dia taksir di sekolah, aduh nih anak udah kayak cewek aja, bawel gilee.... Tapi, sebagai kakak yang baik aku harus member saran yang baik buat dia. Cieilehh.. Sampai di sekolah dia kembali jadi adik yang normal, tapi cuek banget ke aku, bahkan ninggalin aku di parkiran tanpa ucapan makasih. Uhh adik durhaka.Dengan sedikit ngedumel aku masuk ke kelas. Huff, hari yang berat.
Hai, maaf ya gaje, baru belajar nulis soalnya.. makasih buat yg udah mau baca. (:
KAMU SEDANG MEMBACA
Secarik Kertas Di Tong Sampah
Teen FictionBerawal dari kebiasaan lalu berpaling karena suatu hal.. My first story.. kritik dan saran di butuhkan. ({})