Mengganggu

13 0 0
                                    

Malam ini, ku lihat langit dari jendela kamar, cuacanya sangat cerah, bintang-bintang bertaburan, sungguh elok di pandang, sudah 2 minggu aku tak ke genteng lagi, tugas yang begitu menumpuk seakan menjadi penghalang untukku melakukan hal yang biasa aku lakukan itu.

Ku putuskan untuk naik ke genteng lagi malam ini,. Rasanya kangen banget dengan suasananya.

Belum berapa lama aku duduk termenung, akhirnya seseorang yang selalu aku tunggu kini datang, lebih tepatnya melewati rumahku seperti biasanya, aku berpikir apakah selama 2 minggu ini dia selalu datang atau tidak ? Aku terus memperhatikannya, hingga tak ku sadari dia juga melihatku, aduh malunya, dengan segera ku alihkan wajahku melihat kea rah lain. Dengan hati yang super deg-degan. Besok aku akan melihat apa yang di tulisnya di kertas itu.
____________________________________

Paginya, saat sedang bersiap-siap ke sekolah, aku langsung berlari ke depan rumah dan memeriksa tong sampah yang ada depan rumah, dengan senyum mengembang aku mengambil secarik kertas di tong sampah yang aku yakini kertas ini adalah kertas yang ditulisinya semalam, dengan cepat aku membaca isi kertas itu, yang ternyata adalah beberapa kalimat seperti puisi namun juga seperti curahan hati.

Aku bingung harus memulainya seperti apa.

Dengan nyali kecil, tak mampu membuatnya tau.

Walau tangan ini tak dapat meraih

Bibir ini tak dapat berkata,
Dan Raga ini tak kan terlihat olehnya

Namun Ku rasa cukup.

Cukup dengan melihat dan mengetahui ia bahagia maka akupun bahagia,

Walau bukan karenaku.

Namun itu cukup. Sangat cukup.

Matahariku, tetaplah tersenyum, walau hujan badai, janganlah pernah bersedih.

Aku tak akan membiarkan matahariku redup karena bersedih oleh orang lain.

Sampai kapanpun kau kan tetap menjadi matahariku.

Walau kau telah bersama orang lain, tapi percayalah.

Aku akan selalu ada untukmu sampai kau benar-benar bahagia.

Himawari no yakusoku. ♥♥

Deg!

Kata-kata ini seperti yg ada dalam mimpiku. "himawari no yakusoku" lalu siapa gadis yang di maksud oleh puisi ini ? apakah dia menyukai seseorang ? apakah orang dia sukai menolak cintanya ? kasihan sekali dia. membaca ini aku merasa sesak, sangat sesak. Saat mengetahui dia menyukai seseorang.

Memang aneh, kami tak saling kenal namun dengan bodohnya aku menyukainya. Akankah aku merasakan hal yang sama dengannya ? cinta satu sisi ? betapa malangnya aku.

Aku terus berpikir hingga bunyi klakson mobil mengagetkanku. Uhh adik kurang asem, gak tau apa kakaknya lagi galau gini. Hiks hiks..

Tapi ya sudahlah, aku akan berusaha melupakannya.

=,=

Akhir-akhir ini aku selalu di sibukkan dengan banyak aktivitas bimbel, tentu saja karena mendekati ujian sekolah. Aku juga udah gak pernah lagi ke genteng,. Kebiasaanku itu berangsur-angsur terlupakan. Namun tetap saja aku selalu memeriksa tong sampah depan rumah, dan selalu mendapati tulisan-tulisan orang yang selalu menemaniku dari jauh kalau aku lagi di genteng.

Kisahnya semakin sedih saja, sepertinya dia sangat kehilangan, apa lagi si cewek yang doi naksir akhir-akhir ini menghilang, itu kesimpulan dari tulisan-tulisannya, ada satu tulisan yang bikin aku sedikit lebih nyesek, yang aku baca hari ini, dia bilang bakal nyamperin ntuh si cewek yang dia taksir. Duhh perih hati aku.. hiks., abaikan..

di sekolah tepatnya ruang perpus... aku lagi fokus belajar buat persiapan ujian. Tiba-tiba..

"hai, boleh duduk di sini gak ? bangku lain udah penuh." Ucap seseorang yang dari suaranya sih aku gak kenal siapa dia, tapi suaranya ituloh, duh merdu banget padahal dia Cuma ngomong loh. Tapi masa bodoh lah, aku gak peduli.
Tanpa melihatnya aku hanya mengangguk dengan mata tetap fokus ke buku.

"Lagi belajar ya ? serius amat" tanyanya. Uhh paling gak suka kalo lagi berusaha konsen eh malah di ganggu. Ku jitak baru tau rasa. Dia gak bisa lihat apa aku lagi belajar, malah nanya. lalu Aku hanya menjawab dengan anggukan tanpa meilirik sediktpun.

"buku apa tuh" tanyanya lagi, masih dengan perasaan dongkol yang membara karena kebawelan dia, aku memperlihatkan sampul buku itu, masih tetap tanpa melirik. Sampai pertanyaan berikutnya.

"Duh cuek banget sih, mentang-mentang kakak kelas ya? Bentar lagi lulus jadi cuek gitu." Uhh bocah tengil, sumpah aku udah gak bisa konsen, dengan muka menahan marah dan memasang senyum paksa, aku melihatnya

"eh, kalo mau ngobrol, jangan di perpus trus cari orang lain sa...na" tiba-tiba aku tergagap, What !!! apa-apaan ini! Orang ini !!!!

Maaf baru lanjut. Happy read.. ^^

Secarik Kertas Di Tong SampahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang