Bab 1

18 3 2
                                    

Don't like don't read!
(⁠◠⁠‿⁠◕⁠)
Enjoy

_____________________________________

Siang hari- tepat pukul dua, semua siswa siswi dari akademi kedokteran tingkat SMA, berhamburan keluar area sekolah. Siswa siswi itu terlihat seperti ibu-ibu yang ramai berbelanja di pasar . Padahal jumlah mereka belum terhitung dengan SMA yang kawasan sekolah, lapangan sekolah dan direktur utama sekolah itu adalah satu dengan akademi kedokteran.

Maka tak akan bisa terbayangkan jika mereka keluar secara serempak. Mungkin akan sama seperti lautan manusia.

Hal itu terjadi saat ini. Disaat cuaca sedang terasa sangat menyengat kulit, semua siswa siswi sekolah itu berusaha untuk pulang ke rumah lebih cepat, untuk menghindari panas matahari atau mungkin mencari udara segar yang jauh dari ramai nya orang-orang.

Seorang gadis berlari dengan tergesa-gesa untuk melintasi lapangan sekolah yang luas itu. Kepalanya menatap kedepan, tepatnya kearah perhentian bus.

"Gawat aku terlambat." Ia bermonolog sambil berlari dengan cepat.

Sekitar sepuluh meter dari bus itu, ia sudah benar-benar tidak bisa mengejar lagi. Akhirnya gadis itu memilih duduk sambil menunggu bus berikutnya datang.

Miselin nama nya. Dirinya sedang berusaha beristirahat menikmati semilir angin yang terasa sangat panas akibat pantulan dari trotoar. Keringat membasahi keningnya, hingga terlihat menetes sampai pada lehernya.

Kini kepalanya menengadah ke atas atap perhentian bus itu. Sepertinya sesuatu sedang berkunjung kedalam pikirannya.

"Mungkin hari ini, bukan hari keberuntungan ku." Ia menghela nafas panjang, lalu menegakkan kepalanya dan bangkit berdiri untuk melangkahkan kakinya menuju ke rumah nya.

Ia masih berharap untuk mendapatkan sedikit penghiburan dalam bentuk apapun itu. Mengingat hari ini, ia merasa tidak beruntung sama sekali.

Panas matahari itu menjadi teman nya berjalan pulang, begitu juga dengan pikirannya yang menjadi bagian dari perjalanannya untuk sedikit memberi penjelasan akan yang terjadi di sekolah nya.

Miselin siswi akademi kedokteran, kelas tiga. Ia merupakan seorang gadis yang memiliki tubuh ramping dan tidak terlalu pendek, rambut lima sentimeter dibawah bahu nya- diikat rapih olehnya, kulit nya berwarna putih namun tidak pucat dan mata hitam kecoklatan.

Ia memilih berada di akademi kedokteran bukanlah berasal dari dirinya sendiri melainkan keinginan orang tua nya. Itu membuatnya merasa tidak bisa melakukan nya, pasalnya ia berpikir bahwa mereka bukan orang kaya yang mempunyai uang untuk pembiayaan sekolah elit seperti sekolah nya itu- walau lama-kelamaan dirinya mulai terbiasa untuk tetap percaya pada orang tua nya bahwa mereka pasti akan mampu membiayai sekolah nya itu.

Tak terasa kakinya telah membawanya sampai kerumahnya yang sederhana dengan keluarga yang sederhana dan kehidupan yang tentunya juga sederhana.

"Aku pulang." Ia mengumandangkan kepulangan nya, lalu masuk kerumahnya.

Dirinya menemukan ayah dan ibunya tengah duduk di ruang tamu, keduanya terlihat tengah menunggu kepulangan nya. Walau, tatapan yang diberikan kedua orang tua nya bukan tatapan sambutan untuk nya. Tatapan itu cenderung terlihat seperti, 'dari mana saja? Kenapa pulang terlambat? Apa yang coba kau lakukan?' kira-kira itulah yang ditangkap oleh mata dan diterjemahkan oleh otak nya.

Miselin hanya bisa menarik nafas pelan dan menunggu kalimat apa yang akan diucapkan oleh orang tua nya.

Ia duduk di depan meja yang memisahkan nya dengan orang tua nya. Mereka saling berhadapan. Miselin duduk dengan perasaan lelah dan sedih untuk hari ini lagi. Ia merasa ini akan terus ia ingat sebagai hari tidak beruntung dirinya.

Medicine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang