Don't like don't read
Just enjoy the story
(◠‿◕)
.
.
._____________________________
“
Michael, bagaimana dengan bekal mu?”
“Kau sudah minum obat?”
“Michael, itu bukan sarapan, itu untuk bekal mu. Kenapa kau memakan nya?”
“Aku bisa mengantarkan bekal mu, kalau kau ingin pergi lebih dulu.”
Suara Miselin menggema di sepanjang sudut rumah, terus berbicara tanpa memperdulikan apakah setiap pertanyaan yang diajukan nya pada Michael dijawab pemuda itu atau tidak.
“Aku akan pergi lebih dulu, aku sudah meminum obatku, dan tidak perlu merepotkan dirimu sendiri untuk membuat bekal untuk ku,-aku baik-baik saja. Sudah ya.” Michael menjawab semua pertanyaan yang dilontarkan oleh istrinya itu dengan terburu-buru, ia berucap sambil memakai sepatu dan mengunyah roti selai kacang yang pada dasarnya disiapkan untuk bekal makan siang nya. Ia tidak memakan sarapannya yang sudah dipersiapkan dengan menu empat sehat lima sempurna oleh Miselin.
Michael sempat mengatakan pada Miselin bahwa ia ada jadwal latihan basket pagi ini. Tapi ia terlanjur terlelap dalam alam mimpinya dan bangun kesiangan.
Secara teknis Miselin tidak bersalah dengan hal yang terjadi itu, tetapi itu murni kesalahan Michael. Miselin tak mau mengganggunya yang sedang tertidur pulas, apalagi kemarin malam ia sangat kelelahan sampai terbatuk-batuk dengan mengerikan. Itu membuat sang puan membiarkan nya tidur lebih lama, dan nanti ia akan membangunkan nya. Tapi semua nya tidak terjadi seperti yang di perkirakan Miselin, justru yang terjadi adalah acara pagi yang repot dan berisik dengan segala macam hal yang disiapkan secara cepat untuk menghemat waktu bagi Michael, dan hebatnya lagi makanan yang disiapkan nya itu tidak dimakan sama sekali.
Sebenarnya Miselin merasa bingung,- maksudnya, kenapa Michael harus pergi sepagi itu, hanya untuk latihan basket? Memangnya itu tidak berlebihan? Pasalnya pagi itu masih jam enam lewat lima belas menit, memangnya apa yang mereka lakukan dengan keadaan pagi seperti itu?
Tak ingin terus bingung, Miselin kembali menyibukkan diri nya untuk membuatkan bekal untuk Michael dan kembali bersiap untuk pergi ke sekolah.
Ia membersihkan dirinya dan bersiap-siap dengan seragam sekolah nya. Tapi pandangan mata nya terjatuh pada kaus basket dan kaus olahraga milik anak sekolah menengah umum yang tergeletak diatas tempat tidur. Untuk memastikan nya, Miselin mengambil kaus itu dan memandanginya. Sampai manik matanya kini melotot, seolah bola matanya siap melompat keluar.
“Ini kan kaus basket, kenapa dia tidak membawanya?” Ia bermonolog ria sambil memikirkan kemungkinan lain nya. Tetapi otak nya terasa sangat lambat dalam memikirkan hal kecil itu. “jangan-jangan, ia lupa membawa nya.Gawat!” Setelah otaknya sudah mendapatkan kemungkinan yang paling mungkin terjadi, ia langsung berlari dengan cepat mengambil tas sekolah nya, bekal, dan memasukkan kaus dan baju olahraga Michael ke dalam tootbag bersama dengan bekal yang dibuatnya.
Dengan terburu-buru ia langsung menaiki angkutan umum yang pertama dilihat nya. Kini perasaan gugup dan khawatir melingkupinya,-mungkin saja Michael yang pelupa itu akan terkena hukuman atau masalah besar oleh pelatihnya.
☆☆☆
“...berlatihlah dengan sungguh-sungguh, dan raih kemenangan. Dan untuk latihan nya saya sudah berikan pada manajer kalian. Mungkin beberapa hari ini saya tidak mengawasi kalian. Itu saja pengarahan dari saya. Selamat pagi.” Seorang pria paruh baya dengan kumis tipis dan perawakan yang tinggi dan kulit tan, yang dikenal sebagai pelatih pemain basket sekolah menengah umum itu,-berbicara pada anak-anak klub basket memberikan pengarahan yang sangat panjang, karena sudah sejak tadi ia berbicara tepatnya mulai pukul enam empat puluh, dan baru selesai tepat sebelum lima belas menit lagi jam delapan, di mana lonceng masuk sekolah akan berbunyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Medicine
General Fiction"Aku tidak suka jika kau melihat ku dan bersikap baik hanya karena aku sakit." "Aku tidak begitu. Hanya saja kau tak mengerti."