8

3.3K 408 72
                                    



Vote dan komen dong cokk biar semangat

TYPO

"Pak, fokus"

Jayden mengembuskan nafasnya setelah mendengar bisikan dari sekretarisnya, lelaki itu mulai menusatkan perhatiannya lagi pada para petinggi-petinggi perusahaan yang akan bekerja sama dengan perusahaannya.

"Yah jadi begitu yang dapat kami sampaikan bapak Jayden, selebihnya akan kita bicarakan jika kesepakatan hari ini sesuai dengan yang diinginkan"

Jayden mengangguk, "Iya, kami juga butuh waktu untuk mempertimbangkan segala keputusan, sekreatris saya akan menghubungi kembali setelah kami berunding dan mendapatkan keputusan"

Semua orang disana liat-liatan

"Lusa, saya akan sampaikan keputusannya" ucap Jayden, mau tak mau mereka disana menyetujui.

"Baiklah, hanya itu yang ingin kami sampaikan"

Jayden berdiri diikuti orang-orang tersebut lalu mereka bersalaman.

...

Jayden berjalan lunglai ke arah sofa diruang kerjanya. Lelaki itu bersandar lalu memejamkan matanya setelah menghembuskan nafas kasar.

Tuk!

"Lo kenapa sih?"

Jayden membuka matanya, mendapati Yuda, teman sekaligus seorang yang bekerja untuk perusahaannya sebagai menager.

"Gue gak tau"

"Lo gak ada fokusnya dari awal meeting, mikirin apaan dah" ucap Yuda

Jayden menggeleng kembali memejamkan matanya, "Gak tau, gue cuma ngerasa gelisah dari tadi pagi, belum lagi kepala sama hati gue nyut-nyutan"

Yuda terkekeh, "Kayak mau dampingin bini ngelahirin aja lu" ucap lelaki itu membuat Jayden langsung membuka matanya lalu memandang Yuda

"Kenapa?" tanya Yuda bingung

"Lo ngomong apasih?" decak Jayden

"Ck, gue begitu pas bini gue ngelahirin, gelisah, kepala sama hati nyut-nyutan belum lagi mual, mau nangis segala macem dah"

"Yud-

"Gue gak tau Jay, gue gak pernah nonton tv dan gue gak punya sosmed" potong Yuda tau apa yang akan keluar dari mulut Jayden

Jayden mendengus, "Apa hari ini yah?" tanyanya, tangannya terarah ke arah dadanya yang terasa nyut-nyutan.

"Gak tau, coba lo tanya aja"

"Tanya siapa? gue gak ada akses apapun buat ngehubungin dia" ucap Jayden dengan suara pelan lebih ke bergumam.

"Elah, jadi laki gak ada usahanya banget sih lo, samperin ke rumahnya kek, apa kek"

"Baru didepan gerbang gue langsung diusir gitu maksud lo?"

Yuda berdecak. "Lo takut diusir?" tanyanya

Jayden menggeleng, "Gue...gue gak tau, gue gak bisa cerna apapun bahkan sampe hari ini, gue sadar dan istri gue udah gak ada"

REMEMBERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang