4

149 19 3
                                    

"Aku menang lagi kali ini!" Teriak seorang gadis yang menghentikan motor yang ia kendarai, disusul dengan sahabat laki-lakinya.

"Ugh, seharusnya aku yang menang tadi."

Melepaskan helmnya, gadis berambut itu menoleh kearah sahabatnya itu, "Kecewa, hm?"

Mendengus kesal, Fathan memalingkan wajahnya. Suara tawa Dahlia terdengar, makin membuat Fathan kesal.

"Sorry, guys. I'm late."

"[Name] Elarian, dari mana saja kau?" Tanya keduanya menatap sahabatnya yang baru saja tiba.

"Rahasia masa lalu." Senyuman terukir di wajah [Name].

Kedua sahabatnya memutar matanya malas,"Masih penasaran dengan ibumu?"

。⁠:゚⁠( Secrets of the Past )゚⁠:⁠。
[ Boboiboy X Name ]

- Chapter 4 -

"Aku akan tidur bersama Dad aja dari pada sama Bang Pian!"

"Oke, aku sama Bang Ryan aja!"

Okee, keributan apa lagi yang dibuat kedua kakak beradik itu. Boboiboy dan putra tertuanya itu mendengus lelah melihat mereka.

"Kalian hentikan, jangan teriak malem-malem." Ujar Aryan menghentikan pertengkaran kedua adiknya.

Setidaknya ada satu yang mewarisi sifatku, itulah pikiran Boboiboy sekarang melihat kedua anaknya yang bertengkar tadi berpelukan menatap kakak mereka.

"Dad, bisakah Dad menceritakan sesuatu?" Ujar Arlaya yang duduk dipangkuan kakak keduanya. "Biasanya Dad akan menceritakan sesuatu sebelum tidur" lanjutnya dengan semangat.

Boboiboy menoleh kearah putri bungsunya, tersenyum,"Apa aku melakukan seperti itu untuk kalian bertiga di masa depan?" Memperhatikan ketiga anaknya mengangguk.

Boboiboy yang mendapatkan anggukan itu sedikit bingung, ia mau menceritakan tentang apa?

"Gimana kalo Dad menceritakan Mom aja?" Cetus Avyan yang di angguki semangat dari adiknya.

"Elarian?"

"Dad tidak memanggil Mom dengan nama?" Tanya Arlaya.

"Jadi Dad memanggil Mom seperti apa dimasa depan?" Tanya Boboiboy yang sepertinya sudah gemas dengan tingkah laku putri bungsunya.

Berdehem, Arlaya turun dari pangkuan Avyan kemudian menyeretnya.

"Abang jadi Dad, kalo aku jadi Mom, okay?"

"Okay!" Jawab Avyan semangat lalu berdehem berusaha menirukan ayahnya dimasa depan.

"Darling! Kau memberikan coklat lagi ke anak-anak?!" Ujar Arlaya dengan kesal berusaha menirukan ibunya.

Avyan yang berakting seperti ayahnya kemudian berkata,"Sorry, love. Aku tidak akan melakukannya lagi."

Boboiboy yang mendengar itu seketika jantungnya berdetak kencang, dan ia tidak bisa berpikir jernih. Dia dan Elarian seperti itu?!

Avyan dan Arlaya duduk kembali setelah mendapat tepuk tangan dari kakaknya. Tersenyum, Arlaya langsung memeluk ayahnya yang masih terdiam.

"Bagus kan aktingku, Dad?"

Boboiboy yang sadar langsung menjawab pertanyaan putrinya, "Bagus kok, Arla." Ia langsung mengangkat Arlaya ke pangkuannya.

Melihat jam dinding, ia langsung menoleh kearah kedua anak kembarnya, "Kalian bisa menjaga Arla di rumah ini kan? Aku harus pergi sekarang."

"Memangnya Dad mau kemana?"

"Mencari Elarian, dia tidak boleh balapan sampai selarut ini." Beranjak dari duduknya, ia menggendong Arlaya.

Saat hendak menyerahkan ke Aryan, Arlaya merengek,"No, no, Dad! Aku mau ikut!"

"Tapi Arla, ini udah malem."

"Pokoknya mau ikut!"

Boboiboy menatap ketiga anaknya, yang bungsu ingin menangis, anak tengah pura-pura tidak tau— mirip sekali dengan sifat nona Elarian itu, sedang anak tertua terdiam menyimak.

Menghela nafas, Boboiboy mengangguk pelan,"Okay, Arla bisa ikut."

Wajah yang awalnya sedih itu berubah menjadi ceria seketika, "Aku bisa melihat mom!"

乁⁠[⁠ᓀ⁠˵⁠▾⁠˵⁠ᓂ⁠]⁠ㄏ

"Kau yakin tidak pulang sekarang,.[Name]?" Tanya kedua sahabatnya yang mau beranjak pergi dari arena balapan.

Menggelengkan kepalanya, [Name] tersenyum.

"Aku harus menyelesaikan sesuatu, kalian duluan aja."

"OK, jika butuh sesuatu hubungi kami"

Mereka kemudian meninggalkan [Name] yang duduk termenung sendirian.

Ayah masih tidak mau jujur padaku, padahal aku sebentar lagi berumur 17 tahun.

Menatap langit yang gelap tanpa bintang dan bulan yang menghiasi, [Name] meneteskan air matanya.

"Why? kenapa kalian tidak ingin jujur padaku?"

Dengan senyum yang ia berusaha ukir diwajahnya, ia berkata "[Name] gak tau manggil apa, ibu, bunda, mom or mother?"

Tertawa kemudian kembali menunduk "aku aja gak tau anda masih ada atau engga, bagaimana cara aku menanyakannya."

[Name] memeluk kedua lututnya, menangis tanpa suara.

Membuka matanya, ia menyadari jika sudah berada didalam mobil. "Rafandra?" dijawab dengan deheman yang membuat [Name] tersenyum tipis.

"Kau g*l4"

[Name] menoleh kearah seorang laki-laki yang menyetir itu,"Excuse me? u think i'm crazy?" berkata dengan penekanan.

"Jangan berbicara terlalu keras." ucap Boboiboy sambil melihat sekilas kebelakang melalui kaca mobil.

[Name] yang bingung, ia pun menoleh kebelakang. Terlihat seorang gadis kecil yang terbungkus selimut sedang tidur, membuat [Name] ingin berteriak karena pemandangan yang menggemaskan ini.

"Gimana? she's cute right?"

"Right, dimana kau menculiknya?"

Mendengar itu Boboiboy hampir saja tersedak, "emm... akan aku ceritakan padamu setelah aku mendapatkan izin dari mereka."

"mereka?"

。⁠:゚⁠( Secrets of the Past )゚⁠:⁠。
[ Boboiboy X Name ]

- To be continued -

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Secret of the Past [BoBoiBoy X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang