Zahra
Mulai mengotak ngatik barang yang ada didekatnya . terdapat rasa cemas dan ragu dalam fikirannya. Sesekali Zahra memandang keadaan sekitar dengan sorot mata yang penuh pikiran. Ya..Semua pikiran sekarang bercampur menjadi satu dalam otaknya. Bergulat tentang semua hal yang harus dipecahkan olehnya .
Tiba tiba terdengar sebuah suara dari kejauhan yang mengilangkan kefokusannya
Zahra... Zahra Aditia...
Teriak suara yang begitu asing menurutnya. Suara itu
Sontak membuat zahra membalikan badan dan menatap siapakah gerangan sosok asing tersebut. Dengan rasa cemas dan takut yang mulai datang pada Zahra membuat Zahra mencari cari benda disekitarnya untuk dijadikan sebuah alat pelindung sekaligus alat perang untuk dirinya. Suara itu semakin dekat dan sosok itu pun semakin jelas .
Rasa takut zahra pun semakin tak bisa dikendalikan. Dia mulai beranjak dari tempat duduknya. Dan mencoba bersiap untuk melawan. Disaat Zahra mulai mengangkat buku kearah sosok itu . Sosok itu malah berlutut didepannya. Rasa kaget bercampur heran mulai menggantikan rasa takutnya. Sosok itu menatap lekat mata Zahra. Namun Zahra menepisnya dengan memalingkan wajahnya. Wajah yang tertutup oleh niqab yang sangat rapi nan indah dijaga olehnya dari sosok tersebut.
“Zahra...” Maaf aku bertindak tidak sopan terhadapmu. Maaf aku telah mengganggu ketenanganmu. Maaf aku sudah membuat dirimu takut akan kedatanganku, dan Sungguh aku minta maaf atas kelancanganku yang selalu meminjam namamu dalam doaku”. Ucap sosok itu.
Mendengar hal itu sontak membuat Zahra semakin takut. Zahra mulai melangkah mundur pelan pelan dan mencoba menjauh dari sosok tersebut.
Zahra mulai melihat keadaan sekitar sambil berbicara dalam hati bahwa dia merasa ketakutan dan butuh pertolongan. Tak ada seorang pun diruangan itu. Disitu hanya ada Zahra dan sosok tak dikenal itu. Lalu bagaimana caranya ia meminta bantuan kalau tak ada seorang pun disana. Zahrapun mulai merasa lemas. Namun ia tetap harus kuat. Ia bertahan beberapa menit untuk menjaga keseimbangan tubuhnya. Tak ada kalimat sepatahpun yang diucapkan Zahra pada sosok itu
Begitu pula sosok itu. Ia terdiam setelah mengatakan hal tadi. Hanya kesunyian yang ada didalam ruangan yang ditempati 2 orang yang belum ada ikatan halal itu. Tiba tiba sosok itu berkata
“Zahra aku ingin mengungkapkan sesuatu kepadamu. Namun Aku mohon kau jangan takut kepadaku. Ketakutanmu membuat diriku merasakan kesesakan. Aku mohon Zahra jangan takut. Tenanglah”.
“Zahra aku hanya ingin mengungkapkan bahwa... Bahwa Aku... Aku ingin menghalalkanmu “
Zahra pun mulai merasakan rasa aneh didalam pandangannya. Ia merasa bahwa pandangannya mulai menghilang secara perlahan. Tangannya pun begitu dingin. Keseimbangan tubuhnya pun mulai tak bisa ia kendalikan.
Dan sekarang pandangannya mulai buram. Brukkk!!! Zahra terjatuh dan tak sadarkan diri, Zahra tak mendengar semua ucapan yang diungkapkan sosok itu. Zahra hanya terfokus pada dirinya. Hanya pada dirinya.
Melihat keadaan Zahra yang jatuh kelantai menyebabkan sosok itu Berteriak dan Khawatir terhadap Zahra. Zahra... Teriak sosok itu...
Sosok itu seketika mendekati Zahra. Namun ketika Sosok itu sudah dekat dengan Zahra. Sosok itu tak bisa berbuat apa apa. Hanya rasa bingung yang melanda dalam fikirannya . Dalam Hatinya ia berfikir dan bergumam
“Ya Allah... Apa yang harus aku lakukan... Apa aku hanya bisa berdiam diri didepan tubuh Zahra yang tergeletak dilantai atau Aku harus menyentuh tubuh Zahra yang amat Zahra jaga untuk membawanya keRumah Sakit. Ya Allah aku memohon bantuanmu”
Seketika tanpa berfikir panjang sosok itu mengangkat tubuh Zahra dan membawanya ke Rumah Sakit. Dalam perjalanan sosok itu selalu berdoa. Supaya tak ada hal buruk yang menimpa Zahra. Setibanya di Rumah Sakit Sosok itu segera membawa tubuh Zahra keruang UGD untuk mendapatkan pertolongan. Para Dokter dan Suster disana pun segera memeriksanya. Sosok itu hanya bisa menunggu diluar ruangan sambil berdoa.
“ Ya Allah sembuhkanlah Zahra. Angkatlah semua penyakit yang ada ditubuhnya. Aku memohon kepadamu Ya Allah”.
Sosok itu hanya peduli dengan keadaan Zahra sekarang. Ia tak peduli apakah Zahra tadi mendengar ungkapannya atau tidak. Ia hanya bisa menunggu informasi dari Dokter yang menangani Zahra.
Selang beberapa waktu. Dokter itupun keluar dari Ruangan. Seketika sosok itu beranjak dari tempat duduknya dan bertanya kepada Dokter tersebut.
“Dok... Bagaimana keadaan Zahra “ tanya sosok itu
“Anda siapa” tanya balik Dokter itu
“Saya... Saya temannya Dok. Bagaimana keadaan Zahra” ucap sosok itu
“Zahra tidak apa apa... Dia hanya kecapean saja. Dan dia sudah bisa dibawa pulang karena dia sudah dalam keadaan sadar... “ ucap Dokter tersebut .
Mendengar hal itu sosok itu merasa sangatlah lega . Ia segera berterima kasih kepada Dokter tersebut dan segera menghampiri Zahra didalam ruangan. Setibanya didalam ruangan sosok itu mulai ragu melangkahkan kakinya untuk mendekati Zahra. Tiba tiba Zahra melihat sosok tersebut dengan tatapan mata yang begitu lesu. Zahra pun memberanikan diri untuk bertanya kepada sosok itu.
“ Maaf... Apakah Kakak yang berada diruangan salah satu kuliah bersama saya tadi ? Dan apakah Kakak juga yang membawa saya kesini ? “ Tanya Zahra.
“I... Iya...” ucap sosok itu dengan Ragu.
“ Terima Kasih ya kak.. Karena sudah membawa saya ke Rumah Sakit. Entah apa yang akan terjadi bila tadi saya tak dibawa kesini. Terima Kasih kak “ ucap Zahra.
“ Iya Sama Sama Zahra” ucap sosok itu.
Saat mendengar hal itu Zahra merasa kaget. Sosok itu mengenali dirinya. Dari mana? Padahal Zahra adalah orang yang sangat pendiam didalam kelas. Zahra memang juga ikut beberapa organisasi kuliah. Namun ia tak Aktif disetiap pertemuan dimasing masing Organisasi . Zahrapun memberanikan dirinya untuk bertanya lagi kepada sosok yang sedari tadi berdiri di ambang pintu.
“ kak... Maaf... Dari mana kakak tau namaku” tanya Zahra.
“ Aku mengenalmu karena temanmu”
“ Temanku? Siapa kak? “ tanya Zahra seraya kaget mendengarnya.
“ Dari temanmu yang waktu itu memanggil namamu didalam masjid kampus “ ucap sosok itu
“ Dinda? “ tanya Zahra
“ Iya... Dinda “ ucap sosok itu.
“Makasih kak atas pernyataan kakak. Maaf aku menanyakan hal itu” ucap Zahra sambil meminta maaf kepada sosok itu
Setelah itu sosok itupun pergi pamit meninggalkan Zahra. Padahal sosok itu tak benar benar pamit pergi. Sosok itu menunggu diluar ruangan Zahra. Sosok itu menunggu kedatangan keluarga Zahra yang menjemput Zahra. Sebelum pergi Sosok itu memperkenalkan diri kepada Zahra. Bahwa Sosok itu bernama Ali. Ali merupakan Mahasiswa semester Akhir dikampus Zahra. Sebelum lulus Ali sudah mendapat beasiswa kuliah diMesir. Tak hanya itu. Ali juga adalah sosok laki laki yang sangat mendalami ilmu Agama. Tak hanya dalam bidang agama Ali juga sangat suka berorganisasi sama seperti Zahra. Namun Ali sangat lebih Aktif diOrganisasi dari pada Zahra.
Setelah beberapa jam Ali menunggu Akhirnya keluarga Zahra tiba diRumah Sakit. Ali menyapa keluarga Zahra dengan bahasa yang sangat sopan dan ramah.
Orang tua Zahra menemui Zahra didalam ruangan. Ayah dan Ibunya menanyakan kondisi Zahra yang sedari tadi duduk diatas Ranjang sambil melihat lihat keadaan ruangannya itu.
“ Ra... Bagaimana keadaanmu nak “ tanya ayah Zahra.
“Alhamdulillah sudah baik Ayah”. Jawab Zahra
“Walhamdulillah... Kalau kau sudah baik “ ucap Ayah Zahra.
“ Ra... Ada sebuah pesan dari seorang Ikhwan untukmu nak “ ucap Ibu Zahra. Sambil memberikan pesan itu ke Zahra.
“Pesan... Dari Ikhwan” tanya Zahra sambil terkejud.
Siapakah gerangan Ikhwan yang sudah berani membuat pesan kepadaku dan bahkan juga pesan ini dititipan oleh kedua orang tuaku . Siapakah Dia Ya Allah? Dan apa isi didalam surat ini? Gumam Zahra dalam hati .
Kedua Orangtua Zahra tertegun sebentar melihat Zahra anaknya melamun sambil mempermainkan surat itu.
“Ra... Zahra... “ ucap ibu Zahra sambil menggoyang goyangkan bahu Zahra supaya Zahra segera tersadar dari lamunannya itu.
“I... Iya Bu... Ada apa” ucap Zahra
“Udah melamunnya... Kalau sudah bersiaplah untuk pulang” ucap Ibu Zahra.
“Bu... Ayah tunggu dimobil ya “ ucap Ayah Zahra .
“Iya Yah... Tunggu saja disana. Dari pada disini melihat tingkah aneh anakmu ini. Tunggu disana aja Yah” ucap Ibu Zahra kepada ayahnya yang sudah jalan keluar dari ruangan.
“Iya Bu... Maaf Zahra melamun” ucap Zahra.
“Iya... Udah Ibu maafkan... Sudah kan Ayo pulang... Atau kamu ingin tinggal lebih lama diruangan ini dan melamun Disini” ucap Ibu Zahra sambil bercanda kepada Zahra.
“Eh Ibu... Zahra gak mau disini. Disini tempatnya gak nyaman. Kita pulang aja Bu... Ayo... “ ucap Zahra sambil menurunkan badannya dari Atas Ranjang.
“Yasudah... Ayo” ucap Ibu Zahra
Sesampainya dirumah, Zahra pergi kekamar mandi untuk mandi dan mengambil air wudhu serta Melaksanakan Sholat Magrib. Tak lupa Zahra mengucapkan beberapa doa kepada Allah dan juga membaca Ayat Suci Al-Qur’an. Zahra sangat suka dengan Surah Al-Rahman dan juga beberapa Surah lainnya. Setelah semua kegiatan itu selesai , Zahra langsung merebahkan tubuhnya ditempat tidurnya untuk beristirahat.Disaat Zahra akan mulai menyapa mimpinya. Zahra teringat dengan Sebuah Surat yang dikasih oleh Ikhwan dihari ini. Zahra pun segera bangun dari tempat tidurnya dan langsung membuka tas serta mengambil surat yang ada didalamnya.
Setelah itu Zahra kembali meletakkan Tasnya dimeja dan kembali lagi ketempat tidurnya untuk membaca surat tersebut.
Zahra menyenderkan badannya ketempat tidurnya dan mulai membaca Surat tersebut.
Untuk Zahra
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Zahra...
Maaf jikalau aku menganggu waktu istirahatmu saat ini. Aku tau kau sangat tak suka apabila ada ikhwan yang mendekati dirimu jikalau hanya untuk bermain dengan perasaanmu saja. Maka dari itu Aku meminta Izin kepadamu untuk mengungkapkan sesuatu kepadamu. Aku tau hal ini mungkin akan membuatmu marah atau bahkan tak suka kepadaku. Entah kamu akan marah atau membenciku aku akan menerima semua itu. Namun hanya satu Izinkan aku mencintaimu .
Zahra...
Aku mencintaimu sejak awal kita bertemu. Kita dipertemukan Didalam Istanahnya Allah. Dimana saat itu kamu sedang mengaji salah satu Surah yang sangat Istimewa . Surat yang menjelaskan tentang Wanita( Surah An-Nisa’ ). Entah hal apa yang membuat diriku memfokuskan penglihatanku kearahmu. Akupun tak sadar bahwa aku mulai tenggelam dalam setiap ayat yang kamu bacakan waktu itu. Suaramu sungguh merdu dan juga sangat menenangkan jiwa . Kaupun sangat teliti membacanya.
Zahra...
Aku tau kau tak suka dipuji. Aku berkata seperti ini karena aku mendengar langsung ucapanmu waktu itu kepada salah satu temanmu atas apa yang kau capai. Temanmu memujimu. Namun kamu menolaknya dan bilang bahwa kamu tak mau dipuji oleh siapapun. Menurutmu pujian adalah hantaman keras buat dirimu yang akan mengakibatkan timbulnya rasa sombong.
Zahra...
Aku tau beberapa tingkahmu dan juga sifatmu. Aku meminta maaf akan hal itu Zahra. Aku memahaminya pun sangat lama. Aku memahami itu semua dari penglihatanku kepadamu saat kamu bersikap entah dengan temanmu atau juga saat dirimu sendiri. Aku tau hal itu karena setiap pergi kesuatu tempat dikampus maupun diluar kampus. Tanpa sengaja kita bertemu disitu. Kita selalu bertemu tanpa adanya sebuah perjanjian dalam bertemu. Entah kamu menyadarinya atau tidak. Namun aku menyadarinya.
Zahra...
Kamu adalah perempuan yang sangat berbeda dari perempuan yang lainnya. Entah kenapa aku merasakan hal itu. Sungguh kamu berbeda dari beberapa sudut pandangku.
Zahra...
Aku hanya ingin mengungkapkan bahwa aku mencintaimu. Aku pernah mengungkapkannya langsung kepadamu disaat sebelum kau terjatuh kelantai tanpa sadar. Aku tak tau apakah kamu mendengar semua perkataanku waktu itu. Namun aku yakin kau tak mendengarnya.
Zahra...
Aku ingin segera menghalalkanmu. Sebelum aku lulus dan lanjut kuliah diMesir. Aku tak ingin cintaku ini kubawa pergi tanpa ada jawaban darimu. Aku hanya ingin Jawabanmu sama dengan apa yang aku pinta kepada Rabbku. Sungguh... Aku selalu memanjatkan doa atas namamu. Maaf jikalau aku meminjam Namamu disetiap rangkaian doaku. Aku minta maaf akan hal itu.
Zahra...
Bila kamu menyetujuinya ataupun tidak tulislah jawabanya dibalik surat ini. Dan taruhlah surat ini dimasjid didalam Al-Qur’an warna biru.
Karena dimasjid itu hanya ada Al-Quran berwarna biru yang sangat berbeda. Dan itu milikku. Aku mohon letakan jawabanmu disana. Aku akan menerima semua jawabanmu dengan Ikhlas.
Terimakasih Zahra...
Aku hanya teringat sebuah ayat yaitu.
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
Dan Tuhan-mu Berfirman, ”Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku Perkenankan bagimu.” (QS.Ghofir:60)
وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
“Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan Mencukupkan (keperluan)nya.” (QS.at-Thalaq:3)
Maka dari itu aku memanjatkan Doa atas namamu supaya aku disatukan denganmu. Namun sekali lagi. Allahlah yang menentukan. Kita sebagai umatnya hanya bisa menerimanya. Sungguh... Aku menunggu jawabanmu Zahra.
Cinta Dalam Diam
Dari Muhammad Ali
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Setelah membaca surat itu Zahra Sangat terkejut dan Bingung kalau Ikhwan itu sangat faham tentang dirinya. Dihati Zahra hanya ada Rayhan. Sosok Ikhwan yang tanpa sengaja bertemu di Masjid karena Kecerobohan.
Seketika Zahra tersadar dari lamunan Karena Suara dari Jendela yang tertiup Angin. Zahra mulai Mengambil Kertas yang Akan Ia Tulis Untuk Ali.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...
Untukmu
Maaf Aku tidak tau soal dirimu Sepenuhnya, Aku tak mengenalmu. Yang Aku tau Kau yang menulis surat ini kepadaku. Terima kasih soal pemahaman mu untukku. Seperti yang kamu katakan dalam surat ini. Aku tak suka dilebih lebihkan, Maka Jangan berlebihan dalam menilaiku.
Maaf untuk Niat Baikmu itu, Aku belum bisa menerimanya. Karena Ada Seseorang yang sudah mengisi perasaan dalam diriku.
Mohon Maaf bila diri ini menaruh luka dalam dirimu, Maaf bila Aku sudah melukaimu tanpa disengaja. Aku tak bisa memaksakan perasaan diri, Jadi Maafkan Aku akan hal itu.
Jikalau Allah berkehendak mengenai kita, In Syaa Allah seberapa pun aku menolak dan seberapapun kau berusaha. Semua akan ada hasilnya. Sebaik Baiknya kehendak hanyalah milik Allah.
Dan Ya... Terimakasih sudah menolongku, Terimakasih akan bantuan itu.
Sesuai dengan keinginanmu Aku akan menaruh surat seperti yang kamu katakan.
Semoga Allah selalu meridhoimu.
Salam kenal dari Saya Zahra
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Setelah selesai menulis Zahra melipat kertas dan memasukkannya ke dalam Buku, membungkusnya dengan rapi.
Keesokkan harinya Zahra menaruh surat itu sesuai perintah Ikhwan tersebut. Dan segera meninggalkannya karena Ada kelas yang harus Zahra jalani.
Badan yang belum sepenuhnya sembuh ia paksakan untuk mengikuti perkuliahan. Itu Karena Sebentar lagi menempuh Masa Skripsi, Pertanda bahwa perkuliahannya akan segera berakhir. Banyak Angan yang ingin Zahra capai dan Banyak rasa yang Zahra simpan untuk Rayhan. Entah sampai kapan rasa itu tersimpan dan kembali dipertemukan olehnya. Zahra Ingin menyampaikan semuanya.
Entah sudah berapa ribu sapaan yang Zahra ucap disela Untaian Doa untuk Rayhan. Tetap saja Semua tak bisa membuatnya berhenti tuk berangan.
Setelah selesai perkuliahan Zahra pulang menggunakan Motor sendiri. Tak seperti biasanya yang selalu diantar jemput oleh Kakaknya. Sekarang Zahra ingin lebih mandiri yang tak ingin selalu merepotkan keluarga nya.
Mengendarai motor dengan penuh Hati Hati karena jalanan yang licin setelah diguyur hujan sedari Pagi . Zahra yang sedang mengendara mulai melamunkan sesuatu, sehingga membuat Zahra terjatuh dari motor karena ketidak fokusannya dalam mengendara.
“Astaghfirullah Innalillahi, Ya Allah. Kenapa sambil melamun sih kan jadi jatuh” Ucap Zahra.
Tiba-tiba ada uluran tangan yang dengan sigap membantu Zahra untuk mengembalikan posisi motornya.
“RAYHAN” Ucap Zahra dalam Hati.
“Apa kamu Baik baik saja?” Tanya Rayhan
“ Assalamualaikum apa kamu baik baik saja? Tanya Rayhan sekali lagi
“Wa’... Wa’alaikumusalam Iya Alhamdulillah baik Terimakasih sudah membantu “ ucap Zahra gugup.
“Alhamdulillah kalau baik, Lain kali hati hati kalau mengendara. Jangan ngalamun bahaya, Yasudah Aku pergi dulu Sudah ditunggu sama Istriku” ucap Rayhan dan segera beranjak pergi meninggalkan Zahra
“ Astaghfirullah Dia sudah punya Istri”
Zahra terkejud dengan Ucapan Rayhan. Ikhwan yang Zahra suka dan yang selalu Zahra sapa lewat Doa ternyata sudah memiliki Istri. Betapa lancangnya Dia meminta Sesuatu yang seharusnya tidak diminta olehnya. Kecewa Sedih mulai menyapa Zahra. Segera Dia Menyalakan motor dan Berjalan pulang kerumah.
Disisi Lain Ali sedang membaca surat Dari Zahra, Membacanya dengan sangat Teliti. Betapa terkejutnya Ali bahwa isi surat yang Ali baca tak seperti apa yang Ali inginkan. Ada Rasa kecewa dalam diri Ali. Tapi kekecewaan itu tak memudarkan rasa Cintanya kepada Zahra.
“Zahra, aku tau kau Belum memiliki rasa terhadapku. Tapi Yang pasti suatu saat Nanti In Syaa Allah kau akan menjadi milikku, sebelum itu biarkan Aku menyimpan surat dan buku ini didalam Ruang Kamarku”.
Ali mulai menyiapkan dirinya untuk ujian kelulusan kampus besok. Ya... Pendidikan kampusnya akan segera berakhir. Seperti yang Ali katakan kepada Zahra.
Pintu kamar terbuka, Ada gadis kecil yang masuk ke kamar Ali.
“Aman... Aman gi apa?, Aman apek?
Ucap gadis mungil yang bernama Aisyah
“Paman lagi Belajar anak cantik,paman gak capek. Sini Sayang bersama paman” ajak Ali
“Aman Aman Aic udah bica baca Surah An-Nas, Aic Boyeh cetor ma Aman?” Tanya Aisyah dengan raut Wajah yang sangat lucu.
“Tentu saja boleh anak cantik, yuk mulai baca surahnya “ ucap Ali
Aisyah mulai membacakan surah yang Dihafalkan, Ayat demi Ayat Aisyah lantunkan kepada Ali. Ada beberapa Huruf yang kurang jelas dibaca, tapi Ali memaklumi akan hal itu karena Aisyah masih sangat kecil dan Ucapan katanya belum bisa sempurna. Ali sangat sayang pada Aisyah. Ali selalu memanjakannya apalagi dalam hal Agama Ali sangat memperhatikan keponakannya itu.
Setelah Aisyah menyetorkan hafalan kepada Ali, Ali pun berkata kepada Aisyah .
“Aisy Sayang... Hafalan Aisy Sudah bagus Alhamdulillah. Sekarang Aisy harus lebih bersemangat dalam hafalan ya. In Syaa Allah nanti paman Akan mengajak ke suatu tempat kalau Aisy sudah bisa hafal 10 Surah pendek dalam Al-Qur’an”
“Beneran Aman? Horeee Ais Mau jalan jalan... Maacih Aman”
Sorak Aisyah sambil memeluk Ali karena rasa senangnya.
Aisyah pun beranjak pergi dari Kamar Ali dengan wajah gembira.
Esoknya Ali berangkat ke Kampus begitu juga dengan Zahra, Ya... mereka sama sama menempuh Semester Akhir dalam perkuliahan.
Tanpa di sadari mereka berdua bertabrakan satu sama lain.
“Aduh maaf”
Ucap mereka berdua dan seketika mata mereka sekejap saling menatap satu sama lain.
“Zahra...” Ucap Ali dalam Hati
Zahra yang sadar akan hal itu langsung meminta maaf dan pamit pergi meninggalkan Ali.
“Maaf saya tidak sengaja... Permisi “
“Zahra tunggu” Ali menghentikan Langkah Zahra
“ Iya... Ada apa?” Jawab Zahra
“Zahra Aku ingin berkata padamu untuk ke 2 kalinya bahwa sebenarnya Aku mencintaimu, Walaupun kamu sudah menjawabnya dalam surah tersebut tapi aku tetap akan mencintaimu “
Setelah Ali mengatakan hal itu Ali pun pergi meninggalkan Zahra namun sekali lagi langkah di antara mereka terhenti.
“A-Ali...bolehkah aku berkata sesuatu kepadamu?” Tanya Zahra dengan gugup.
“Tentu Zahra... Katakan saja kepadaku “ jawab Ali
“ Ali... Maafkan Aku bila jawabanku tak sesuai dengan keinginanmu... aku ingin bilang bahwa aku merubah jawabanku itu”.
“Maksudnya?”. Tanya Ali gugup dan penasaran.
“Emmm itu... Aku...Aku memberikan kesempatan bagimu menghalalkan ku “
Perkataan Zahra membuat Ali sangat terkejut sekaligus merasakan rasa yang sangat senang, betapa tak terduganya Ali akan hal itu. Mereka saling pandang satu sama lain.
Seketika Mereka tersadarkan Akan dering ponsel Zahra yang menandakan bahwa Jam perkuliahannya akan segera dimulai. Bergegas Zahra pamit dan meninggalkan Ali.
Ali pun masih dalam posisi tertegun atas tindakan Zahra beberapa menit lalu. Ada Senyum yang menghiasi wajah Ali. Ali pun pergi ke Ruang kelasnya menunggu Perkuliahan dimulai.
Jam Perkuliahan Zahra dan Ali sangat berbeda. Kelas Zahra dimulai lebih awal dari perkuliahan Ali.
Setelah Beberapa waktu dalam menempuh perkuliahan. Mereka berdua Mendapatkan Hasil Yang Sangat memuaskan bahwa mereka Lulus dengan predikat cumlaude.
Rasa Bangga, senang atas capaian mereka membuat Wajah mereka berbinar binar. Rancangan, Angan sebelum mereka lulus sekarang membuahkan Hasil.
“Abah Umi... Ali berhasil Sekarang” Ucap Ali sambil menghampiri Abah Umi nya.
“Alhamdulillah Ali... Kami bangga Denganmu Nak”
“Nak... Kami boleh Bilang sesuatu terhadap mu?
“Iya Umi... Katakan saja “
“Nak... Sekarang kamu sudah lulus, Apa benar dengan niatmu yang dulu bahwa kamu ingin melamar Zahra?” Ucap Umi dengan keraguan.
“Bismillah saja Umi... In Syaa Allah Ali Akan melamar Zahra “
“Baiklah Nak... Misal itu yang menjadi kemauanmu Abah sama Umi hanya bisa mendukung dan mendoakan mu “
“Alhamdulillah... Terima kasih banyak Umi “
Disisi lain Zahra pun bahagia bersama keluarganya, Zahra masih saja memiliki Akan dalam kehidupannya. Zahra Ingin menyalurkan Ilmu yang didapat untuk Anak Anak Yang membutuhkan dunia pendidikan. Zahra juga sudah memilih sekolah manakah yang harus Zahra kunjungi, Tak hanya Zahra saja tetapi dengan sahabatnya Dinda. Zahra dan Dinda berdiskusi penuh soal rencana itu.
Tiba tiba Zahra Dipanggil oleh Ibunya. Untuk membicarakan suatu hal.
“Zahra sini nak “
“ Iya Bu... Ada apa”
“Nak... Ibu mau bilang sesuatu”
“Soal apa Bu...”
“Nak Ini soal kamu dan Ali”
“Iya Bu ada apa?”
“Nak... Ali Mau melamarmu “
“Apa Bu?... Secepat ini?”
“Iya Nak... Tak apa kan?, bila ini yang terbaik bagi Zahra Ibu setuju saja”
“emmm... Baik Bu... Seperti yang diinginkan Ibu”
Setelah perbincangan beberapa menit diantara Zahra dan Ibunya. Akhirnya kedua belah pihak berencana bertemu untuk membahas persoalan lamaran diantara Zahra dan Ali. Zahra tidak menyangka bahwa kata kata Ali waktu itu benar benar Dilakukan saat ini. Ali benar benar datang kerumahnya dan Juga Akan memasuki dunianya. Namun Apapun perkara hal itu,tidak bisa menolak bahwa Zahra mulai mempunyai rasa kepada Ali.
Kebaikan,kesabaran yang Ali berikan kepada Zahra seiring waktu membuat Zahra merasakan Cinta terhadap Ali.
Keesokan Harinya Keluarga Ali dan Ali tiba dirumah Zahra dengan Niat yang Baik. Keluarga Zahra menerimanya dengan sepenuh Hati dan kehangatan. Perbincangan pun dimulai antar kedua belah pihak. Tibalah disaat Pertanyaan untuk kedua calon yaitu Zahra dan Ali.
“Zahra Apa kamu siap menjadi Calon Istri Ali?”
“Ali Apa Kamu siap menjadi Calon Suami Zahra?”
Ali dan Zahra Keduanya Menjawab Siap akan hal itu
“Nak Zahra... Apa kamu Sungguh sungguh sesuai Keinginanmu sendiri?”
“Bismillah In Syaa Allah Saya bersungguh sungguh dengan niat baik ini Pak, Abah”
“Alhamdulillah kalau gitu, Gimana nak Ali?”
“Bismillah saya pun In Syaa Allah sudah dalam keinginan diri saya sendiri Abah”.
“Maa Syaa Allah Alhamdulillah kalau gitu”
Pertanyaan demi pertanyaan dijawab dengan sangat Baik. Pada Akhirnya Mereka menyepakati bahwa pertunangan akan segera dilakukan secepat mungkin. Menentukan tanggal, desain pertunangan, dan konsep pertunangan pun tak luput dari pembahasan. Semua dirancang dengan sangat Tepat dan Baik.
Rasa senang terpancar dari kedua belah pihak akan resminya acara lamaran diantara Zahra Dan Ali. Begitu pula Zahra dan Ali, mereka dirundung malu sekaligus senang akan keputusan itu.
Ali tak mengira Bahwa Zahra gadis yang dicintainya Akan segera menjadi miliknya dengan Ikatan pertunangan ini. Ali pun Bahagia bahwa Zahra mulai menaruh rasa terhadap dirinya. Sungguh Hal itu diluar dugaan Ali, Dulu Ali mengira bahwa Zahra tidak akan menerima cintanya namun Apa daya Bila Allah sudah berkehendak maka itulah yang terbaik. Ucap syukur Pun tak henti hentinya dilantunkan Ali, Semoga Apa yang diinginkan Ali untuk Hal Kedepannya semua Sesuai Dengan persetujuan dari Allah terhadap dirinya dan juga Zahra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Yang Terkoyak
RomanceAssalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh... Haii teman teman semua. Siapkah membaca Buku yang kalian pegang ini? Yang diinginkan oleh kita hanya kata siap dari teman teman semua hehe. Dibeberapa Bab nanti akan disajikan liukan dari kisah Cinta Ya...