Pagi Hari seperti Biasanya Ali Disuguhkan Makanan Istimewa dari Zahra Istrinya, Ali Sangat Senang sekali setiap dimasakan oleh Zahra. Sekarang sikap Zahra pada Ali tak lagi seperti Orang Asing, Melainkan sudah Bersikap layaknya Istri. Ali sangat senang Akan perubahan Zahra dari masa ke masa, yang awalnya tak tau apa apa yang dibutuhkan Ali sekarang Zahra mulai memahaminya bahkan tanpa Ali berkata.
“Ra... Hari ini Mas pulang Agak malam, gapapa kan kamu dirumah sendiri? Atau Mas suruh Mbak Liya kerumah buat nemenin kamu?”
“Iya Mas Gapapa dirumah sendiri, Gak usah mas nanti merepotkan Mbak Liya”
“Beneran?”
“In Syaa Allah Mas”
“Yaudah Mas berangkat Kerja dulu, Kalau ada Apa apa segera beri kabar sama Mas”
“Iya mas”
Ali beranjak ke dalam mobil, tapi ada yang merasa kurang menurutnya. Ali kembali pada Zahra yang masih berdiri didepan pintu.
“Ada apa mas? Ada yang terlupa?”
“Iya Ada yang dilupa”
“Apa mas? Cepatlah bilang biar aku Mengambilnya supaya mas tak terlambat”
Cup!! Satu Kecupan mendarat dipipi Zahra yang membuat Zahra terkejut dan juga Merasa Malu. “Mas!!”, Ali tersenyum dengan Raut Senang dan beranjak meninggalkan Zahra dirumah. Sekarang Hanya Zahra yang ada dirumah sendirian, walaupun sudah terbiasa namun baru pertama kalinya Zahra akan sendiri sampai larut malam menyapa. Biasanya hanya sampai waktu Isya’ Pekerjaan Ali, Mungkin Karena ada begitu banyak pekerjaan yang membuat Ali pulang sangat Larut. Beberapa menit Ali sudah meninggalkan Rumah, dan Zahra teringat akan sesuatu.
“Astagfirullah... Kenapa tadi Aku lupa buat bertanya sama Mas Ali kalau nanti malam mau makan apa, Apa ditelfon ya. Chat aja deh kalau gitu takut ganggu Mas Ali saat menyetir “
°Assalamualaikum Mas, Mas Nanti malam mau makan Apa?
Belum ada jawaban, Mungkin Mas Ali belum sampai Ditempat Kerjanya.
Zahra meletakkan Handphone nya di meja dan mulai membereskan Rumah. Rumah Ali dan Zahra Tidaklah Berlantai Jadi tak terlalu perlu untuk menyewa pembantu. Sedikit demi sedikit Pekerjaan Zahra Mulai Selesai, Hanya tinggal menyetrika beberapa baju saja. Tiba tiba handphone Zahra berdering, Ada yang menelepon ucap Zahra dalam hatinya dan segera mengambil handphone nya.
“Mbak Liya?” (Zahra lalu mengangkatnya)
“Assalamualaikum Mbak... Ada apa?
“ Wa’alaikumusalam Ra... Ra Kamu dirumah? Mbak mau Kesana”
“Iya mbak... Aku dirumah, Iya mbak Silakan. Emangnya Ada apa mbak?”
“Nanti Mbak Cerita Dirumah saja ya Ra”
“Baik Mbak... Hati hati ya mbak”
“Iya Ra... Mbak tutup telfon dulu ya Wassalamu’alaikum’’
“ Iya Mbak Wa’alaikumusalam”
Emangnya Ada Apa ya kok mbak Liya mau kesini dan membicarakan sesuatu. Apa ada masalah besar hingga Mbak Liya Kesini buat Cerita? Astagfirullah kenapa aku malah menduga duga hal yang belum tentu itu benar.
“DRETTT” handphone Zahra Berbunyi lagi. Zahra kembali mengambil handphone nya, Ternyata Ali yang mengirim Pesan kepada Zahra.
°Wa’alaikumusalam Ra... Terserah mau masak apa, Semua masakanmu itu enak. Mas bakal habisin Apa pun yang Kamu masak
°Benarkah Mau masakan apa aja yang Aku masak Mas?
°Iya Sayang Apapun.
°Mas sibuk gak? Kalau sibuk bilang ya
°Alhamdulilah baru jam Istirahat, ini mau makan bekal yang kamu bawakan tadi. Ada apa emangnya
°Mas Mbak Liya tadi telfon katanya nanti mau kerumah ada apa ya?
°Mas juga gak tau Ra... Mungkin ada perlu
°Iya mas... Eh ya mas Ra mau lanjut setrika baju dulu ya,Nanti kalau mau pulang kabari Ra.
°Wahhh Maa Syaa Allah Semangat Beres beresnya, Ingat jangan maksain diri buat beres beres kalau merasa udah kecapean langsung istirahat jangan diterusin. Siap nanti mas kabari
°Yeee mas... Ra tuh Kuat tau,masak beberes doang gak kuat sih.
°Bukan begitu tapi Alangkah baiknya kan tau kapasitas diri, Yaudah mas mau lanjut makanya bentar lagi jam kerja dimulai.
°Yaudah mas, lanjut lagi makanya Maaf kalau Ra mengganggu jam Istirahat Wassalamu’alaikum
°Gapapa Ra. Gak usah Minta Maaf, Yaudah Ingat pesan tadi Wa’alaikumusalam
Zahra melanjutkan Setrikanya Sembari menonton Tv. Disisi Lain Liya Sangat Bingung dengan kondisi keluarga nya yang dirasa ada yang tidak beres antara Liya dan Suaminya, Angga sering Kali pulang malam tanpa memberi kabar terlebih dahulu. Sebelumnya Angga selalu memberi kabar jadwal pulang kerjanya tapi sekarang tak lagi sama, sifatnya yang mulai dingin sudah dirasakan Liya beberapa minggu tapi Liya memilih tak berfikir Negatif terlebih dahulu karena rasa Sayangnya terhadap Angga. Liya juga melihat ada kerenggangan diantara Anak dan Ayah, Ya... Dino anak Liya dan Angga sekarang mulai menjadi anak yang suka berbohong dan mudah marah, padahal sebelum itu Dino anak yang jujur dan juga sangat penyabar. Pernah Dilain Waktu Liya bertanya pada Dino soal Ayahnya namun apa yang tak terduga terucap dari mulut Dino kata kata yang tak mengenakan yang tidak sesuai dengan usianya.
“Ngapain nanya nanya soal Ayah sih Mah, Dia pasti seneng seneng sama teman temannya, mana ada rasa sayang sama Aku sayangnya hanya sama teman temannya. Aku terlalu bodoh untuk mempercayai Ayah lagi, Mah aku hanya Ingin seperti dulu diperhatikan sama Ayah. Sekarang tidak hanya perhatian yang sudah tidak ada tapi kasih sayang pun tidak ada, Dino hanya minta sedikit Uang pada Ayah tapi Ayah malah memberikan pukulan terhadap Dino. Apa salah Dino? Mahhh jangan salahkan Dink kalau Dino mulai tidak suka sama Ayah, Ayah sendiri yang memberi luka pada Dino”
Liya terkejud dengan perkataan anaknya. Hal itulah yang menyebabkan Liya ingin bercerita terhadap Zahra, bukan untuk menyebarkan aib keluarganya melainkan Ingin mengadu nasib mengapa keluarga yang Liya rasakan beberapa tahun dengan kebahagian sekarang mulai terkikis dengan ombak yang entah dari mana datangnya. Setiap malam Liya mengadu pada Sang Khaliq untuk masalah yang menimpa dan Rasa kebimbangan yang mulai mendera, walaupun ketenangan kerap menyapa Liya tak bisa terpungkiri kalau Kekhawatiran selalu datang tanpa diduga. Sesuai yang Liya Katakan pada Zahra, Liya akan datang Sore hari kerumah Zahra.
Huuffhhhh Akhirnya setrikaku sudah selesai, saatnya menonton Tv sejenak sebelum Mbak Liya datang kesini.
Tokkk tokkk tokkk “Assalamualaikum Zahra”
Nah kan baru aja diomongin Mbak Liya udah datang aja.
Segera Zahra Membuka kan pintu
“Wa’alaikumusalam Mbak... Silakan Masuk. Ada apa Mbak kok tiba tiba datang kerumah sendiri? Biasanya kan ada Dino yang ikut sama Mbak Liya.”
“Iya Ra... Ada perlu, Dino gak ikut Ra karena Memilih bermain sama Teman temannya.”
“Baik Mbak... Silakan duduk Mbak, Zahra mau bikin minum dulu ya”
“Ra... Udah gak usah repot repot”
“Udah Mbak Gapapa gak usah nolak ya”
“Yaudah Ra... Terserah Kamu aja”
“Alhamdulilah... Tunggu sebentar ya mbak”
Zahra sedang sibuk membuatkan minuman dan cemilan buat Liya, tapi Liya sudah merasakan kegelisahan yang mendalam terhadap hubungan rumah tangganya.
“Ra... Kumohon cepatlah kesini aku ingin segera bercerita kepadamu” Batin Liya
“ Mbak Liya... Nihhh Sudah selesai makan dan minuman yang Ra buat, Dimakan atau diminum dulu ya sebelum cerita supaya lebih merasa lega dulu”
Tanpa diduga Liya Memeluk Zahra dan menangis lirih dihadapan Zahra, Zahra yang melihat keadaan tersebut merasa heran Karena Liya tak pernah menangis dikala Menyambangi rumahnya. Setiap datang hanya Ada senyuman yang menyapa Liya, tapi sekarang Liya menangis. Ada hal apa yang membuatnya seperti ini? Segera Zahra menanyakan Pada Liya.
“Mbak... Ada apa? Kenapa Mbak menangis?”
“Ra...Ra... Mbak Mbak Merasa Rumah Tangga Mbak mulai tak seperti dulu”
“Mbak... Kenapa mbak berbicara seperti itu, baiklah ceritakan semua pada Zahra mbak”
“Ra... Mas Angga Akhir Akhir ini mulai bersikap kasar terhadapku dan Juga Dino, Mas Angga gak pernah seperti ini Ra. Aku menanyainya apa aku ada salah padanya, apa ada sifat atau sikap yang tidak mengenakan kepadanya. Semua aku tanyakan Ra... Mungkin saja aku melakukan kesalahan tanpa sengaja kan? Tapi bukannya jawaban tapi malah Kepergian yang Mas Angga tampakan padaku, Mas Angga langsung pergi begitu saja tanpa memberi tau kemana Ra. Ra... Apa Mbak Melakukan Kesalahan? Katakan Ra”
Liya tak henti hentinya menangis sesegukan, Zahra Bingung kenapa rumah Tangga Liya Menjadi seperti ini. Keharmonisan yang dulu selalu menyapa sekarang mulai tak seperti biasanya.
“Mbak... Mbak Liya gak salah Apa Apa Yakin lah, Mungkin Mas Angga Banyak pikiran karena Pekerjaan”
“Kalau Mas Angga banyak Pikiran biasanya mengeluh sama Mbak Ra, Tapi sekarang Tak ada keluhan yang mbak dapatkan dari Mas Angga. Malahan setiap Mas Angga pulang hanya Ada Raut kebahagian diwajahnya. Tetapi bila Mbak mulai bertanya entah soal Mau makan apa atau Mas gak rindu sama Mbak atau Dino, Sikap Mas Angga mulai berubah. Mas Angga macam terusik dengan Pertanyaan yang Mbak berikan, Apa salah Mbak dengan pertanyaan itu Ra? “
“ Ya Allah Ya Rabbi kenapa Mas Angga Jadi seperti itu Ya Mbak? Yang Ra tau Mas Angga selalu Baik terhadap Mbak dan Dino. Maafkan Ra ya Mbak kalau Ra tidak tau soal Masalah Mbak dan Mas Angga, Misal Ra Tau pasti Ra bakal cerita sama Mas Ali untuk mencari tau kenapa Mas Angga seperti itu. Soalnya Mas Ali kan 1 perusahaan sama Mas Angga, Mungkin saja bakal tau walaupun sedikit”
“ Maafkan Mbak juga Ra semisal Mbak gak bercerita di Awal Awal Sikap Mas Angga yang seperti itu, Mbak pikir Mungkin Mas Angga Kecapean dan Banyak kerjaan”.
“Tidak usah minta Maaf Mbak, Sekarang tenangkan diri Mbak dulu. Jangan menangis Lagi, Mata Mbak akan terlihat sembab. Nanti kalau Mbak Pulang dengan keadaan gitu malah menaruh curiga sama Dino Mbak, Biarkan nanti Ra bicara sama Mas Ali soal ini. Sekarang Mbak Makan atau Minum dulu ya”
“Baik Ra... Makasih banyak soal ini Ya Ra, Maafkan Kalau Mbak Banyak Mengeluh soal ini. Makasih banyak sudah menguatkan Mbak”
“Tak Apa Mbak, Sudah kewajibannya untuk saling membantu kan”
“Baik Ra... Oh ya Ra sudah mau magrib Mbak pulang dulu ya, Makasih sudah mau membantu Mbak”
“Oh iya mbak silakan... Makasih kembali, Hati Hati kalau pulang Mbak”
Selepas Liya Pulang Zahra masih saja tidak percaya soal sikap Angga yang berubah seperti itu, Zahra mulai merasa Khawatir soal Rumah Tangga nya Khawatir bila Hal itu akan menimpa Zahra dan Ali. Tiba Tiba Ada Pelukan Yang Zahra terima, Segera Zahra berpaling dan betapa terkejudnya bahwa Ali lah yang memeluknya.
“Astagfirullah Aku kira siapa mas ternyata Mas, buat terkejud saja. Eh tunggu Katanya pulang larut malam kok sudah pulang jam segini”
“Kamu itu ya suka sekali mudah terkejud. Iya Mas pulang Awal, Pekerjaan mas ditunda Karena Istri Bos Mengalami Kecelakaan dan semua Karyawan disuruh pulang”
“Ya Maaf... Namanya juga dirumah sendiri pasti terkejud, Innalillahi Ya Allah. Yaudah Mas segera Mandi, ganti baju, makan, terus Kita Sholat Magrib bersama. Ra mau Masakin Mas dulu Ya”
“Baiklah tapi cepat ya masaknya mas dah lapar”
“Iya mas lagi pula tinggal dimasak kok ikan sama sayurnya”
“Alhamdulilah kalau gitu mas mandi dulu, eh Ra baju mas sudah disiapin?”
“Sudah mas Diatas tempat tidur”
Zahra segera memasak Buat Ali dan Ali segera Mandi. Zahra Hanya butuh beberapa menit untuk Memasak begitu pula Ali.
“Massss Sudah siap Makannya”
“Iya Ra sebentar”
“Kenapa lama sekali? Biasanya duluan mas dibanding Ra deh.”
“Iya Ra... Tadi Ada pesan dari Mas Angga kalau Mas meninggalkan Barang diruang kerja jadi lama kesininya, Jangan ngambek ya. “
“Ehhh siapa yang ngambek Mas, Ra Cuma Khawatir aja kalau mas kenapa kenapa tadi. Sudah lupakan sekarang segera makan nanti keburu dingin makanannya”
“Wahhh Hemmm Baiklah Lagi pula mas sudah lapar, Kamu juga Ra makan”
“Iya Iya mas Ra bakal makan sama mas”
“Sip kalau gitu”
Zahra dan Ali makan bersama dengan Sayur Bayam setengah matang dan Ayam Goreng dengan Sambal. Walaupun dibilang menu keseharian mereka selalu sederhana tapi Ali tak mempermasalahkan mengenai hal itu. Yang terpenting kenyamanan dalam menerima Makan yang Ali pikirkan dan kebersamaannya dengan Zahra Istri yang Sangat Ali sayangi.
“Mas... Ra sudah selesai, Ra mau mandi dulu ya, Mas kalau masih mau makan lagi gapapa nanti habis mandi Ra beresin”
“Kamu belum mandi? Wah pantas aja ada bau asam asam gitu ternyata Kamu belum mandi”
“Ihhh mas mana ada kayak gitu, Ra mau mandi dulu Da...”
Zahra meninggalkan Ali Yang masih memegang sejumput nasi yang tersisa lalu memakannya. Ali mulai membereskan meja makan, menyimpan makanan yang tersisa dan mencuci barang yang kotor. Ali selalu berfikir Untuk tak selalu memberikan beban terhadap Zahra, Bila Ali masih sanggup untuk mengerjakan beberapa pekerjaan dirumah maka akan dikerjakan olehnya.
“Lohhh kok sudah beres semua mas? Kan Ra dah bilang biar Ra yang beresin”
“Udah Diam saja, lagi pula sudah bereskan. Dengerin itu Adzan magrib sudah berkumandang Ayo persiapan Sholat”
“Hemmm Baiklah Mas, Sudah Ra siapin juga kok Sarung sama Sajadahnya dan Juga Al-Qur’an hihi”
“Siplah Istriku sudah faham ya sekarang”
“Tentu harus faham dong kan itu tugas seorang Istri, Masak iya gak dikerjain sih nanti bisa bisa Ra Dingambekin sama Mas”
“Ehhh ehhh mana ada kayak gitu, mulai Jail nih sama Mas”
Ali pun menggelitiki Zahra, Zahra yang menerimanya pun berusaha menghindar tapi Apa Daya tubuh Zahra tak sekuat Tubuh Ali. Zahra menggeliat dan tetap berusaha melepaskan diri.
“Mas sudah cukup, Maafkan Ra kalau Ra jahil sama Mas”
“Hemmm Baiklah tapi dengan 1 Syarat”
“Syarat?”
“Iya Syarat, Kamu Harus mau bila dibantu Mas dalam pekerjaan Rumah Tangga. Jangan Kayak tadi, Karena itu bukan Kewajibanmu. Mas juga bisa melakukannya Ra, itu Tanggung jawab bersama bukan pribadi. Apa kamu setuju? Dan Ya Kamu Kelelahan apa tidak?”
“Huufffhhh Aku Kira Mas bakal minta hal yang aneh aneh untunglah. Tapi kan Mas , Mas pasti Capek Kerja Kan? Jadi Gak usah bantu bantu Ra. Nanti Kalau sakit gimana? Alhamdulillah Ra Baik-baik saja”
“Hemmm tau gitu mas minta yang aneh aneh tadi. Capek Pasti Ada tapi semisal Mas masih Bisa membantu tak apa kan? Sudah jangan menolak permintaan Mas, Seharusnya Kamu yang harus penuh dalam perhatian Mas. Mas takut Kamu sakit, karena Kamu tipikal orang yang mudah sakit”
“hiihhh kan Mas jahil nihh, Emmm Baiklah Ra gak menolak lagi. In Syaa Allah Doakan Ra ya mas semoga Ra tak mudah Sakit Sakit Lagi, Ra takut Nyusahin Mas terus”
“Tak Apa kan Jahil sama Istri sendiri, siplah Istriku ini. Aamiin... Jangan Bilang kalau Kamu Nyusahin Mas terus dengan Keadaanmu Itu. Sakit, rejeki, Maut semua Hanya Allah yang tau. Kamu selalu sakit pun bukan tanpa Alasan melainkan emang Faktor. Jadi Jangan salahkan dirimu sendiri. Yang Memberikan kehendak Kamu untuk sakit kan Allah apa kamu mau memberontak sama Allah? Allah hanya ingin setiap Kamu merasa Sakit Kamu lebih dekat dengan Nya(Allah). Setiap Hal yang sudah Dalam Ketetapannya itu adalah Yang terbaik Menurut Allah”
“ Hemmm Tadi Ra Jahil sama mas malah mas gelitikin dan ini Mas Jahil sama Ra ehh membela dengan perkataan ini. Astagfirullah Subhanaa Allah, Maafin Ra Mas Maaf soal itu”
“Minta Maaf Jangan sama Mas ya Ra, Sama Allah karena Kamu sudah meragukan Kehendaknya. Ayo persiapan Sholat Alhamdulilah mau Adzan”
“Baik Mas Terima kasih banyak” (Sambil memeluk Ali)
Ali dan Zahra sama sama menunggu kumandang Adzan selesai dan Melaksanakan Kewajiban mereka sebagai seorang Hamba. Seperti biasanya Mereka Melakukan rutinitas Membaca Al-Qur’an, Namun tiba tiba Ada yang Mengetuk pintu Rumah mereka Secara Keras serta berucap salam yang mengakibatkan Bacaan mereka terganggu. Entah Siapa gerangan yang sedang diluar rumah, Suaranya tak begitu jelas didengar. Zahra pun segera membukakan pintu.
“Mbak Liya, Dino? Ada apa Mbak? Kenapa Mbak mengetuk pintu keras keras? Dan Kenapa Mbak seperti ini?”
“Siapa Ra yang diluar? Mbak, Dino? Ada apa ini Mbak? Ra suruh Mbak Liya masuk ke dalam rumah”
“ Ayo masuk Mbak”
Zahra dan Ali membawa Liya dan Dino masuk kerumah mereka entah Ada Apa dengan Mereka. Zahra dan Ali merasa bingung akan hal itu.
“Mbak Ada Apa? Cerita Sama Ra”
“Ra... Ra Mas Angga... Mas Angga...”
“Nak Dino sini sama Om Ali”
“Mas Angga Kenapa Mbak?”
“Ayah tega sama Mamah, Ayah Tega Sama Mamah”
“Mbak Katakan Ada apa dan Apa yang dimaksud sama Dino ini?”
“Mas Angga... Mas Angga sudah menceraikan Mbak Ra”
“Astagfirullah... Beneran Mbak? Apa penyebabnya”
“Mbak Gak tau Al, Kenapa Mas Angga bisa melontarkan perceraian kepada Mbak. Mbak merasa gak pernah melakukan kesalahan, Dan Mbak kerap meminta Maaf bila Mbak tanpa sengaja melukai Mas Angga”
“Tenang Mbak, Nanti Mas Ali coba menanyakan pada Mas Angga kenapa Mas Angga seperti itu pada Mbak”
“Tapi Al, Zahra. Aku takut nanti Mas Angga Makin Marah sama Mbak dan Juga Marah sama Kalian”
“Bismillah aja Mbak... Semoga Mas Angga tidak benar benar menceraikan Mbak... Semoga saja Mas Angga hanya terbawa emosi sesaat”
“Tapi Al, Bila Hal itu memang benar kemauan Mas Angga. Gimana soal Keluarga dan juga terutama Dino, Aku Takut kalau Keluarga tau masalah ini mereka akan kecewa penuh sama Mas Angga. Mbak Gak mau seperti itu Al”
“Bismillah aja Mbak, Jangan patah semangat. Jangan menangis berlarut larut, Allah tidak suka kalau seorang Hamba Menangisi kesedihannya berlarut larut”
“Benar yang dikatakan Mas Ali Mbak... Tetap teguh Ya Mbak dan Jangan terlalu berfikir negatif”
“Baik Al, Ra... Makasih Banyak sudah membantu Mbak ya”
“Nak Dino... Jangan nangis Ya Sayang, Ayah Cuma Lagi kecapean saja. Jangan berkata kayak gitu sama Ayah”
“Tapi Mah... Mamah sudah dilukai sama Ayah dengan Perkataannya, Dino marah sama Ayah. Dino gak mau ketemu sama Ayah”
“Dino... Tak baik menaruh benci pada seseorang terutama pada orang tua, Seberapa kamu tidak suka pada ayahmu jangan sampai menaruh benci apalagi menaruh luka pada Ayahmu ya Nak, Dino mau kalau Allah juga marah sama Dino karena sikap Dino yang seperti itu? “
“Gak... Gak mau... Dino gak mau kalau Allah marah sama Dino tante Ra” (menangis dan memeluk Mamahnya)
“Anak Baik... Yaudah Dino Mau Makan? Atau Mau Istirahat?”
“Iya Nak kamu mau apa? Kalau mau makan atau minum bilang saja sama Tante Ra ya”
“Dino gak mau apa apa Om, Tante. Dino hanya mau menemani Mamah saja”
“Al, Ra... Makasih Banyak sudah membantu Mbak Ya, Mungkin Mbak akan pulang ke keluarga Mbak terlebih dulu buat nenangin diri. Tapi Mbak tetap Tak akan bercerita sama Keluarga Mbak, Takut mengecewakan, Nak Nanti kalau dirumah Nenek sama Kakek jangan bercerita Apapun ya Sayang. Dino Mau kalau nanti dimarahi sama Mamah? “
“ Iya Mbak Terima kasih kembali, kalau ada Apa apa bilang sama Kami ya Mbak”
“Iya Mbak kalau ada Apa apa Bilang dan Juga Nanti Al coba Mencari tau soal Mas Angga”
“Gak Mau Mah... Dino Sudah Cukup kena marah sama Ayah Dino gak mau kena marah juga sama Mamah, Dino gak akan bercerita sama siapa siapa”
“Makasih Banyak sekali lagi Ya Ra, Ali. Makasih juga buat Kamu Ya Nak” (memeluk Dino dengan lembut)
“Yasudah Ya Ra, Ali... Mbak Pamit Pergi ya. Mbak Mau kerumah Keluarga Mbak Assalamualaikum”
“Iya Mbak Terima kasih kembali. Hati Hati Ya Mbak Wa’alaikumusalam “
“Wa’alaikumusalam”
Setelah Liya, Dino pamit Keluar dari Rumah Al dan Zahra Mulai Berfikir dan mencari tau kenapa hal seperti itu bisa terjadi. Pikiran mereka segera dibuyarkan oleh Kumandang Adzan Isya’, Segera Mereka Melupakan sejenak kejadian yang telah terjadi dan Melaksanakan kewajiban. Disisi Lain Angga Menangis tanpa henti dirumahnya, Mengenang semua Kejadian Dikeluarganya. Kasih Sayang Yang diberikan oleh Liya, Perhatian yang tanpa henti ditampakan oleh Liya sekarang berputar memenuhi pikirannya. Beberapa Kali Angga menyalahkan Dirinya, Kenapa Ucapan yang tak sepantasnya dilontarkan seorang suami terhadap Istrinya dilontarkan Angga dalam kemarahan.
Angga beberapa kali mengutuk dirinya akan kesalahan yang telah terjadi. Namun Rasa yang sudah tak ada terhadap Liya membuat Angga Kembali untuk berfikir meninggalkan Liya. Angga menyukai seorang perempuan, Perempuan yang hanya bertemu dengannya beberapa Kali dikedai Kopi dekat perusahaan tempat Angga bekerja. Dinda nama perempuan itu, Angga dan Dinda beberapa kali berbincang penuh dengan canda tawa seperti seorang kekasih. Dinda tak mengetahui bahwa Angga sudah mempunyai Istri dan juga Anak, Yang Dinda Ketahui Angga mencintainya dan Ingin menikahi nya.
Hari ini Dinda Akan bertemu dengan Angga untuk berbincang soal pernikahan nya, Tidak Ada balasan Pesan yang dikirim Dinda pada Angga. Dinda hanya Tau Alamat Rumah Angga, Rasa yang mulai tak teratur membuat Dinda ingin segera bertemu dengan Angga. Segera Dinda Mencari cari Alamat yang Dinda tuju dengan menaiki sebuah Mobil, ditengah derai hujan yang membasahi kota disetiap perjalanan. Membuat Dinda semakin merasa tak karuan. Ada apa yang terjadi? Biasanya Angga membalas pesannya dengan Cepat. Tanpa diduga Ada seorang perempuan beserta anaknya menyebrang jalan. Terkejud dan segera Mengerem kendaraannya, segera Dinda turun dan menanyakan kondisi Keduanya.
“Maaf Maaf Mbak... Apa Ada yang Luka Mbak?”
“Alhamdulilah gapapa... Lain kali kalau pakai mobil perhatikan Kedepan”
“Iya Mbak Maaf... Oh Ya Mbak saya mau nanya sesuatu boleh? Apa Mbak tau Alamat Rumah Ini?”
Ditengah Hujan yang masih mengguyur, Dinda bertanya kepada perempuan yang hampir Dinda Tabrak tadi.
“Alamat Ini kan Alamat Rumahku, Kenapa perempuan ini mau kesana?” (Batin Liya)
“Mbak? Apa Mbak Tau?”
“Iya saya tau Mbak”
“Alhamdulilah boleh saya minta bantuan untuk mengantarkan ya ke tempat ini Mbak?”
Tanpa berfikir panjang Liya mengiyakan perkataan Dinda dan mengantar ke rumahnya.
“Ayo Masuk Mbak, Kasihan Mbak nanti Kedinginan disini”
Liya dan Dino masuk kedalam Mobil, Didalam mereka berbincang bincang dengan Dinda soal kondisi Ibu Kota yang Menurut Mereka berbeda dengan Kondisi daerah asli mereka masing masing, dalam perjalanan mereka bertukar pikiran bersama. Namun Liya masih berfikir Dan bertanya tanya mengenai Dinda, Siapa sebenarnya gadis ini dan mengapa Dia datang ke kediaman nya. Yang Liya Tau selama Liya ditempat itu tak ada yang berani kerumah kecuali Ali dan Zahra. Dan sekarang ada perempuan Asing yang ingin datang Kerumah nya? Liya memberanikan Diri untuk bertanya disela sela perbincangan mereka.
“Mbak Maaf Kalau boleh saya tau Mbak kesana Mau apa?”
“Oh Iya Mbak saya lupa ngasih tau tujuan saya Kesana, Saya Kesana Ingin menemui Calon Saya. Kemarin Katanya mau bertemu dan membahas soal pernikahan tapi sekarang Tak ada kabar darinya”
“Calon? Siapa yang Mbak ini Maksud?, Kalau boleh tau Siapa Nama calon nya Mbak?”
“Angga mbak, Mbak Tau dia?”
“Mas Angga?”
Sontak Dinda yang mendengar perkataan itu terkejud, ternyata perempuan yang Hampir dinda Tabrak tadi mengenali Angga. Rasa senang menggebu dari Dinda.
“Mbak Mengenalnya? Mbak siapa nya? Saya dari tadi mencari cari alamatnya tapi gak ketemu untung bertemu sama Mbak. Kalau tidak Mah saya bisa bisa tersesat dan gak jadi cari alamatnya”
“Iya Saya mengenalnya Mbak”
“Angga siapa ya mbak?”
Liya Hanya Diam tak menjawab. Kata kata yang tiba tiba ia dengar beberapa detik lalu membuat dirinya seperti tertusuk pedang. Membuat Rasa yang Ia jaga mulai hancur pelan pelan,Kecewa yang dirasakan Liya Saat ini.
Rumah tangga yang Liya Jaga, keharmonisan yang Liya Rasa sekarang tak lagi sama karena datangnya orang Asing dikehidupan rumah tangga mereka. Kenapa Angga begitu tega Padanya, Semua Liya lakukan demi Angga. Tak ada keluhan yang Liya Ucapkan pada suaminya, Ucapaan Maaf yang selalu terucap Dari Liya kepada Angga. Apakah yang Liya lakukan selama ini tak menaruh Arti pada Angga? Kenapa Dia begitu tega melukai dirinya dan juga keluarga nya. Liya Menahan tangis hingga membuat dirinya merasa Engap dan perih.
“Mbak... Apa Mbak kenal mas Angga? Mas Angga siapanya Mbak?”
“Ayah... Dia Ayahku tante” (Ucap Dino dengan tegas yang sedari tadi hanya terdiam didalam mobil)
“Ayah?, Mbak Apa benar?”
“Tante gak percaya? Lihat foto ini? Ini Ada Aku, Mamah sama Ayah”
Dinda melihat foto tersebut betapa kagetnya Dinda ternyata ucapan anak kecil ini memang benar. Dinda terpukul setelah mengetahui hal itu. Betapa bodohnya dia tidak mengetahui hal itu. Kenapa tidak mencari Informasi lebih lanjut soal Angga. Kenapa dia Mempercayai nya dengan begitu cepat. Keadaan didalam mobil hanya ada keheningan, Liya dan Dinda sama sama Diam. Mereka berdua Dikecewakan oleh orang yang sama. Tanpa diduga Dinda mulai terbuyarkan pandangannya. Yang mengakibatkan sebuah Mobil dari arah lain menabrak bagian belakang mobil Dinda. Yang dimana Bagian tersebutlah Liya dan Dino Berada. Mereka sama sama Tak sadar kan diri dan dilarikan ke Rumah Sakit oleh Warga sekitar lokasi kecelakaan mereka. Beberapa warga Ikut mengantarkan mereka untuk menjadi saksi bila ada hal tak terduga Salah satu Warga melihat foto yang Dino Pegang Serta Alamat yang Liya Genggam. Segera Warga Yang melihat itu Berdiskusi siapa yang akan datang ke Alamat tersebut. Setelah beberapa Waktu salah satu warga mendatangi Alamat rumah Liya.
“Assalamualaikum... Pak? Bu? Apa ada orang didalam?”
Angga yang masih dalam keadaan Bimbang dengan semua hal yang terjadi Tak menyadari Bahwa ada seseorang yang datang mengetuk pintu rumahnya.
“Assalamualaikum Pak, Bu... Anggota keluarga ini ada yang mengalami kecelakaan”.
Angga terperanjat dari Kebimbangannya, Segera Membuka pintu dan menanyai warga tersebut.
“Pak Ada apa? Pak?”
“Alhamdulilah bapak membuka pintu, dari tadi kami mengetuk pintu tapi gak ada jawaban padahal ada informasi yang penting”
“Informasi penting Apa pak?”
“ Pak apa ini keluarga bapak?”
“I Iya pak ini keluarga saya ada apa pak? Cepat katakan ada apa”
“Pak Perempuan dan anak yang ada difoto ini Mengalami kecelakaan”
“Kecelakaan? Bapak gak bercanda kan pak?”
“Bila Bapak Ragu ayo ikut Kami Pak”
“I Iya pak saya akan ikut bapak, sebentar pak saya ambil beberapa barang”
Angga dan beberapa Warga datang ke Rumah sakit. Betapa Tak percayanya Angga bahwa hal yang dikatakan beberapa warga tadi hal itu ternyata benar, Liya dan Dino berapa dalam Ruangan ICU. Angga Sekali lagi mengutuk dirinya, kenapa Angga begitu tega Terhadap Liya dan Dino. Orang yang selalu sabar, selalu ada untuk dirinya Ia lukai dengan perkataan yang Tak semestinya. Bingung yang Angga rasakan sekarang, para warga yang sedari tadi menunggu sekarang mulai pamit untuk pergi. Salah satu warga berkata pada Angga kalau ada satu orang lagi yang sama mengalami kecelakaan yang Mengendalikan mobil yang Liya dan Dino tumpangi, Sontak Angga segera mencari tau siapa yang mengakibatkan Liya dan Dino mengalami hal seperti ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Yang Terkoyak
RomansaAssalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh... Haii teman teman semua. Siapkah membaca Buku yang kalian pegang ini? Yang diinginkan oleh kita hanya kata siap dari teman teman semua hehe. Dibeberapa Bab nanti akan disajikan liukan dari kisah Cinta Ya...