08

1.9K 111 6
                                    

Happy reading ʕ •ᴥ•ʔ

Setelah melihat dari GPS, mereka memutuskan untuk segera menuju Indoapril, tempat terakhir yang dikunjungi Jevana

Jamal menyetir dengan kecepatan tinggi, membuat ketiga anaknya bergidik ngeri. Hanya dalam waktu lima menit, mereka tiba di lokasi

Namun, hasilnya nihil. Tidak ada tanda-tanda keberadaan Jevana di sana. Mereka memutuskan untuk mencari di sekitaran Indoapril

"Kita pencar aja. Cari di sekitaran sini. Kalau ada yang nemuin jejak langsung kabarin" instruksi Jamal

"Aa sama mas, abang sama daddy" Lanjutnya memberi perintah

"Ishhh kenapa harus sama daddy, sih? Abang sama mas aja, Dad!" Protes jeano, yang tidak Terima harus bersama jamal

"Jeano! Ini bukan waktunya protes" tegur Jamal tegas. Jeano langsung terdiam, dan mereka pun berpencar untuk mencari si bungsu

Sementara itu, yang dicari sedang tertidur pulas di sofa, dengan Maru yang tertidur di atas karpet ruang tengah. Mereka berdua ketiduran saat menonton televisi. Tiffany, yang akan mengambil air di dapur, terkejut ketika melewati ruang tengah yang gelap dan TV yang masih menyala

"Astaga, anak-anak ini. Ini sih bukan mereka yang nonton TV, tapi TV-nya yang nonton mereka" gumam Tiffany, geleng-geleng kepala melihat kedua remaja yang berbeda usia ini

Tiffany menepuk pipi Jevana pelan "Jeje, bangun dulu yuk. Pindah tidurnya ke kamar"

"Eungh... Iya, bentar Mom" gumam Jevana dengan suara serak

"Ayo bangun dulu, kalau kamu masih kecil, mommy gendong, ini kan kamu udah besar, mommy ga bisa gendong kamu lagi, berat" Perlahan jevana pun membuka matanya

Tiffany juga mencoba membangunkan Maru yang tidur lelap di lantai

"Mas Maru, bangun dulu, pindah ke kamar tidurnya" katanya. Tidak ada jawaban. Maru memang sulit dibangunkan, bahkan Jevana sering bilang, 'Mas, lu kalau tidur udah kayak simulasi mati anjir, susah banget dibangunin!'

"Maru, bangun! Atau koleksi Spider-Man kamu, Momy buangin semua!" Maru langsung terbangun dengan cepat

"Jangan, Mom! Ini Maru udah bangun" katanya dengan mata yang kini terbuka sepenuhnya

"Ayo pada bangun dulu, pindah bobonya dikamar" Mereka merespon hanya dengan menganggukkan kepalanya

"Mas Maruu, gendong Jeje dong. Jeje ngantuk banget, nggak sanggup buat jalan" rengek Jevana dengan mata setengah merem

"Emang kamu doang? Mas juga ngantuk nih" jawab Maru. Tapi akhirnya ia tetap menggendong Jevana ke kamarnya. Setelah itu, mereka pun kembali tertidur, tanpa menyadari kekhawatiran yang terjadi di rumah Jamal





Setelah hampir satu jam mencari di sekitar Indoapril, namun tetap tidak menemukan jejak Jevana, Jamal memutuskan untuk melihat rekaman CCTV. Jam sudah menunjukkan pukul 12 malam

"Kita kumpul lagi di titik awal tadi" Jamal menginstruksikan, dan mereka semua berkumpul kembali di tempat mereka turun tadi

"Mas, kamu bisa retas CCTV Indoapril nggak?" tanya Jamal pada Revan

"Bisa, Dad, tapi harus pakai laptop" jawab Revan

"Daddy ada laptop di mobil, kita balik dulu ke mobil" Jamal dan ke-tiga anaknya memutuskan untuk masuk kedalam mobil, meretas keamanan indoapril, yang kebetulan tokonya sudah tutup sejak mereka tiba disana

"Gimana Mas, bisa nggak?" tanya Haikal penasaran

"Sabar, bentar lagi" jawab Revan, masih fokus pada layar laptopnya

"Nah, selesai" Setelah berhasil, mereka mulai memutar rekaman CCTV

"Di jam setengah empat mas" Jamal menunjuk waktu yang menunjukkan Jevana sedang berbelanja di Indoapril

"Ettt dah si adek, kalo udah ke indoapril kalap anjirr, itu eskrim banyak bener ngambilnya" Kata haikal berkomentar

"Pasti abis ini dia ngambil japota" Dan tebakan haikal benar, sepertinya haikal ini sudah hapal kebiasaan adik cimitnya

"Busettt belanja jajanan sendiri hampir sejeti_____ eh eh tunggu bentar mas" Ucap haikal menjeda rekaman CCTV-nya

"Walah anjirrr! Itu dompet gua!  Ngapa bisa ada di si cimit woy? " Haikal kaget melihat Jevana membayar jajanan segitu banyaknya pakai ATM miliknya. Jeano langsung tertawa terbahak

"Ya Allah, dompet gue. Ini pasti pas udah balik ke gue, isinya kosong melompong nih" Haikal tidak henti hentinya mengomel

"Sejak kapan lu masuk islam, kal? " Ini jeano yang nanya

"Islam pantat lu kerlap-kerlip, dari jaman embrio juga lu tau gue nonis, kita satu pabrik btw" Jawab haikal yang mana membuat jeano makin tertawa geli

"Udah, bisa diem dulu nggak?" ujar Revan yang mencoba menenangkan suasana. Mereka pun langsung terdiam, ketika si sulung sudah angkat bicara

Setelah beberapa menit memperhatikan layar laptop, mereka akhirnya tahu ke mana Jevana pergi

"Bener-bener ya, Adek mentang-mentang nggak ada Daddy makan es krim sebanyak itu" gumam Jamal

"Gue heran deh sama adek, kok ada yaa ide-nya buat nyatuin japota sama eskrim" Kata revan, tak habis pikir ketika melihat jevana memakan eskrem dengan japota secara bersamaan

"Lo ga usah aneh bang, dia kan ajarannya haikal, jadi ga di kagetkan lagi siapa gurunya" Ucap jeano, yang membuat haikal mendelikkan matanya tajam

"Enak aja lo, gue mah ngajarinnya yang baik-baik. Adek kita kan emang orangnya spesial, dia itu berbeda dari makhluk lain. Setiap tingkah lakunya pasti selalu bikin kita ternganga sulit dipercaya, karena di luar akal sehat semua" Ucapan haikal membuat mereka tertawa

"Eh, itu bukannya Maru?" Haikal menunjuk layar laptop

"Eh iya, itu Maru" Haikal ini emang yang paling riweuh sendiri

"Walahhh asu tenan, ternyata si Maru yang nyulik adek cimit gue"

"Suttt, diem napa a, heboh sendiri kamu mah, pusing daddy dengernya" Tegur jamal

"Ini udh dipastikan, pasti adek ada di rumah mas Maru dad" Kata jeano yang di setujui haikal dan revan

"Iyalah, ini mah udah fix nih, si Maru yang nyulik adek cimit gue" Plakk.. Haikal pun terkena geplakan sayang dikepalanya dari sang daddy

"Yang sopan, dia lebih tua dari kamu" Haikal hanya cengengesan, sambil menggaruk kepalanya yang nampak gatal, penyebabnya oleh ketombe-ketombe nakal, karena sudah 1 minggu ini dia tidak keramas

"Gimana Dad? Mau sekarang kerumah tante Tiffany atau besok pagi aja?" tanya Revan

"Sekarang lah mas, yakali besok" Saut haikal, yang tak dipedulikan revan

"Gue, ga nanya sama lo"

"Kayaknya besok pagi aja mas, ini udah malam juga, takut mengganggu" Jawab Jamal yang disetujui anaknya, kecuali haikal yang tak Terima

"Dad, kok besok sihhh? Sekarang aja. Nanti kalo adek kenapa-napa gimana? kalo adek di apa-apain sama si Maru gimana? Terus organ-organnya diambil buat dijual sama si kanada Jawa itu"

"Maru bukan psikopat, dia baik sama adek. Ga kayak kamu, adeknya dijailin mulu" Revan dan jeano hanya terkekeh melihat muka masam haikal

"Udah, kita pulang. Kalian tidur aja, biar Daddy yang nyetir" Jamal pun menyalakan mesin mobil dan membawa mereka pulang.

RUSUH jaehyun ft 00LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang