CHAPTER 2

923 126 5
                                    

Dava mengerjapkan netranya, ia melihat sekeliling ruangan itu, ia kembali ke dalam kamarnya, namun ia tidak menemukan adanya anggota keluarga yang berada di sisinya.

Rasa sakit di ulu hatinya masih terasa, ia sempat berpikir tadi, mungkin itu adalah akhir dari kehidupannya, dan ternyata perkiraanya itu salah, sistem itu memberi peringatan bahwa ia melanggar sebuah Quest, Dava bingung, seingatnya ia tidak melanggar Quest apa pun, tapi kenapa ia mendapatkan sebuah penalti?

Dava melihat ke luar jendela, matahari di luar sana begitu terik, entah sudah berapa hari ini tidak sadarkan diri, tetapi kemana semua anggota keluarganya? Kenapa tidak ada salah satu dari mereka yang menunggunya sadar.

Ia melangkahkan kakinya ke arah balkon, ini lah yang Dava sukai saat berpindah ke dunia kekaisaran, suasanya masih terasa begitu asri, juga banyaknya bangunan megah yang memanjakan matanya, ia suka kemewahan, dan yang membuatnya merasa lebih beruntung yaitu dia menjadi anak dari seorang bangsawan.

Tapi kenapa keluarganya terlihat seperti tidak menyanyanginya? Padahal kan mereka telah mengetahui bahwa tubuh ini telah terkena kutukan hitam?

Inilah hal yang paling di benci oleh Dava, setiap ia berpindah tubuh, sistem itu tidak pernah menjelaskannya secara menyeluruh, dan itu mengharuskan Dava mencari tahu semuanya sendiri.

Dan di setiap dunia baru yang ia tempati, sering kali ia mendapatkan sesuatu yang tak terduga, biarkan Dava mengingat beberapa hal penting yang di miliki dunia ini.

Kekaisaran ini bernama Apollo, dalam struktur pemerintahannya, kekaisaran ini memiliki orang-orang penting yang mempunyai peran masing-masing dalam menjalankan tugasnya.

Kekaisaran Apollo sendiri mempunyai 4 keluarga yang sangat di segani di dunia ini, itu tidak termasuk dengan sang matahari kekaisaran.

Masing-masing keluarga memiliki satu kekuatan yang digunakan untuk menjaga perdamaian kekaisaran.

Dan keluarga yang Dava tempati adalah keluarga duke Avram, keluarga yang sangat berpengaruh setelah keluarga kekaisaran, dan memiliki kekuatan sword master.

Wilayah Duke Avram sendiri terletak di perbatasan antara hutan dan kawasan kota, itu juga yang membuat mansion yang di bangun oleh Duke terdahulu berada di antara keduanya.

Dava jadi sedikit mengerti alasan kenapa tubuh ini mendapatkan kutukan, mungkin karena besarnya kekuatan yang mereka miliki mengharuskan adanya tumbal.

Yang bikin Dava kesal adalah, kenapa harus ia yang memilikinya, sudah cukup hidupnya di permainkan oleh sistem, dan sekarang ia harus mengalami kematian yang begitu tragis karena sebuah Quest.

"Jangan harap aku akan mati dengan begitu tragis." Pekiknya merutuki sistem, jika ia memang harus mati, setidaknya bukan kematian tragis yang ia dapat, ia ingin mati dengan damai, setidaknya kematian terdamai yang ia miliki sebelum meninggalkan dunia ini sepenuhnya. Setelah Quest ini berakhir, akan ia pastikan ia akan kembali kedunianya yang asli.

Lagi-lagi suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya.

"Tuan muda? Apakah anda sudah bangun!" Tanya pengawal pribadi milik Noah.

Dava di buat bingung, mereka tidak peduli akan atensi Noah, tapi kenapa mereka juga menempatkan seorang prajurit di sampingnya? Dava tidak bisa membaca jalan pikir mereka.

"Iya...." saut Noah sedikit keras.

"Saatnya sarapan tuan muda, setelah itu waktunya anda untuk minum obat." Ucapnya sembari membawa nampan berisikan makanan dan juga mangkuk obat.

Noah melangkahkan kakinya menuju ranjang miliknya, biarkan ia bertanya sekali lagi untuk memastikan kebenarannya.

"James, kenapa aku harus selalu minum obat?" Tanya Noah dengan tampang polosnya, umurnya yang sekarang sangat mendukung perannya.

"Itu agar tubuh tuan muda menjadi kuat, jika anda kuat, maka anda bisa menjadi kesatria yang hebat!" Jawabnya.

"Benarkah?!" Tanya Noah penuh binar.

James menganggukinya, lalu menyodorkan sebuah mangkuk obat untuk Noah minum, tidak mudah baginya untuk menjawab setiap pertanyaan yang tuan mudanya berikan.

Noah meminum hingga tandas sampai tak tersisa, walau pun rasa obatnya begitu pahit, itu tak apa, selama mampu mengurangi rasa sakitnya.

"Ini tuan!" Ucao James seraya menyodorkan sebuah permen, james tahu betapa pahitnya rasa obat itu, oleh sebab itu ia selalu memberikan sebuah permen untuk di makan oleh tuan mudanya selepas meminum obat.

"Terima kasih." Pekik Noah senang, ia melahap permen itu dengan cepat.

"Dimana mereka?" Tanya Noah tiba-tiba, James di buat gelagapan, harus dengan apa lagi ia menjawab pertanyaan tuan mudanya yang selalu sama setiap waktu.

"Tuan masih ada pekerjaan yang harus di selesaikan tuan muda. Saya yakin, setelah ini pasti tuan duke akan datang ke sini." Jawabnya, entah sudah keberapa kali ia selalu memberikan alasan yang sama.

"Baiklah, sekarang keluar lah, aku mau sendiri." Jawab Noah dengan raut wajah kecewa.

Jemes menuruti ucapan tuan mudanya, ia kembali keluar dan menunggu di balik pintu kamar sang tuan muda.

Dava menghela nafasnya, ia merasa lega setelah mengakhiri sandiwaranya, ternyata tebakkannya benar, seluruh orang yang berada di sini merahasiakan kutukan itu pada Noah.

Dan setelah mengetahui fakta ini, Dava semakin yakin akan membuat mereka merasa bersalah setelahnya, tapi sebenarnya kutukan hitam apa yang menyerang tubuhnya? Ingat! Ia hanya mengetahui garis besarnya saja, sistem itu tidak menjelaskan secara terperinci.

Sekarang, apa yang harus ia lakukan? Ia bosan, setelah sarapan, alangkah baiknya berendam di air yang segar, ia butuh itu untuk mendinginkan kepalanya yang pusing karena terus berfikir.

Ia memanggil seorang pelayan dengan lonceng di tangannya.

"Aku mau mandi." Ucap Noah, kemudian para pelayan itu mulai menyiapkan seluruh keperluan yang akan Noah gunakan setelahnya.

Dava tidak peduli dengan tubuhnya yang di jeramahi, lagi pula umurnya masih tergolong kecil untuk merasakan rasa malu.

Setelah membersihkan diri, kini saatnya Noah untuk berpakaikan, walau pun sudah berkali-kali ia melihat tubuh itu, Dava masih tidak percaya akan tubuh yang ia dapat di kehidupan ini.

Selesai mengenakan pakaian, kini Dava beranjak dari kamarnya, hari ini ia ingin mengetahui seluruh tempat di mansion ini, terlebih saat ia melihat ke arah taman, begitu banyaknya tanaman mawar putih di sana.

Dava berjalan begitu riang, sesekali dirinya bermain dengan langkah kakinya, di iringi dengan senandung tipis yang keluar dari bibirnya.

Para pelayan yang mendengar sendandungan dari tuan mudanya merasa senang, sudah sejak lama mereka tidak melihat tuan mudanya seceria sekarang.

Kini ia telah sampai di taman,bau mawar begitu menusuk penciumannya, Dava tidak terlalu suka dengan bau bunga mawar, ia hanya menyukai bentuk bunganya saja.

Ia bermain seperti layaknya seorang anak kecil, Dava beberapa kali terkena duri tajam dari batang mawar, namun itu tak mengurungkan niatnya untuk memetiknya, ia ingin memberikan duke bunga yang telah ia petik, itung-itung sebagai tanda perdamaian untuk kejadian hal yang tak terduga kedepannya.







Note:
Ada perubahan pada umur mc, jadi kalo ada yang berkenan, mohon di baca ulang pada chapter sebelumnya ✌️🙂

Vote and coment juseyo.......

the cursed duke's sonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang