All Naruto's characters are belong to Masashi Kishimoto.
Warning: OOC, typo(s), crack couple(s), plot hole(s), lemon!
.
.
.
"Di... Di sini?"
Hinata tak percaya momen ini akan kembali datang. Malam. Gaara. Mobil. Ciuman. Dalam hati ia terbingung dengan apa pentingnya sebuah ciuman. "Iya."
"Tapi bukankah ini ter–"
"See?" Gaara memotong ucapan Hinata. "Kau memang tidak bisa."
"Bagaimana jika ada yang melihat?"
"Tidak akan ada yang melihat."
Hinata terdiam. Lelaki jade menatap tajam padanya, menguarkan aura dominan yang membuat Hinata menciut. Hinata merasa terdesak. Oleh Gaara dan oleh perasaannya sendiri. Seharusnya tidak begini, sebagian dari diri Hinata memintanya untuk berhenti. Sedangkan dirinya yang lain penasaran dan takut dengan reaksi yang akan terjadi jika ia berhenti.
Perlahan Hinata bergerak ragu. Ia sedikit mencondongkan tubuhnya ke arah Gaara. Diliriknya bibir agak kering milik Gaara. Detik-detik akhir untuk berhenti. Hinata seharusnya berbalik.
Cup
Hinata menempelkan bibirnya singkat pada bibir Gaara. Benar-benar singkat hingga Hinata merasa tak terjadi apa-apa. Agak mundur, ia memerhatikan raut wajah Gaara. Saat kelopak mata pria merah itu terbuka, Hinata bisa melihat senyum tipis yang Gaara sunggingkan. Rasanya Hinata tidak mau memikirkan apa-apa. Ia ingin duduk dan tiba-tiba sampai di depan flat.
"Hmp?!"
Ketika akan memundurkan tubuhnya, Hinata bisa merasakan lengannya ditarik. Kejadiannya kembali terjadi dengan cepat. Kali ini Gaara yang menciumnya. Hinata masih termangu dengan bola mata sedikit terbuka. Tapi, ketika ia merasakan sesuatu yang basah menyentuh bibirnya, Hinata putuskan untuk tidak memikirkan apa-apa.
Ciumannya disambut. Si perempuan indigo ikut menutup kelopak matanya. Sisi gelapnya menjadi dominan. Hinata ingin menjadi egois untuk sesaat.
Hinata membuka mulutnya, memberikan akses pada Gaara untuk menyesapi bibir bawahnya. Suara decakan-decakan kecil terdengar. Kedua bibir itu mulai memagut lebih dalam lagi.
"Hhhh"
Suara deru napas berat terdengar di sela ciuman. Semakin larut, tangan Gaara mulai bergerak. Membelai pipi Hinata sedikit tergesa hingga menarik tengkuknya semakin mendekat. Pelan-pelan tangannya mulai turun. Memberi sentuhan dan remasan ringan pada bahu, lengan, dan jari Hinata. Hingga entah bagaimana tangan lelaki itu sampai pada dengkul Hinata.
Tentu saja Hinata sadar. Meskipun dimabuk oleh lidah Gaara yang sibuk menjelajahi mulutnya, Hinata bisa merasakan tangan yang meraba-raba pahanya. Dikiranya celana jeans bisa menjadi penghalang, nyatanya saat merasakan sentuhan di pangkal pahanya, Hinata berpikir untuk berhenti.
"Gaa–"
Sempat memutus ciuman, Hinata kembali ditarik oleh Gaara. Lelaki itu bahkan sempat menggigit pelan bawah bibirnya. Satu tangannya menahan kepala Hinata sedangkan tangannya yang lain mendorong punggung Hinata agar semakin mendekat.
"Hnh"
Desahan kecil terdengar ketika tubuh Hinata menempel dengan Gaara. Posisi tubuhnya yang menyamping membuat Gaara semakin leluasa untuk meraba, meremas pantatnya yang terbalut jeans ketat. Tepat saat Gaara menariknya untuk berpindah kursi, Hinata berhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumble Trouble [SasuHina X GaaHina]
FanfictionRating: M, 21+ | HINATA VS EVERYBODY Usia segini memang sedang gencar-gencarnya merasa kesepian. Darah muda yang haus perhatian. Sana-sini mencari kenalan. Kalau pada akhirnya hanya akan dilupakan, kenapa malah memulai sentuhan? "Hi, boleh kenalan?"...