All Naruto's characters are belong to Masashi Kishimoto.
Warning: OOC, typo(s), crack couple(s), plot hole(s)!
.
.
.
Akhirnya, laki-laki itu menoleh padanya. Perlu empat kedipan hingga Gaara mematikan rokoknya dan berbalik menatap Hinata. Tak ada jawaban dari pertanyaannya sebelumnya. Hinata bisa merasakan tangannya mulai dingin. "Bagaimana –kabarmu?" tanya Hinata basa-basi.
"Kukira kita akan saling tidak mengenal?"
Oh, suara ini. Apa Hinata benar-benar mendengarnya lagi?
"Aku..." Hinata membuka-menutup mulutnya, meragu. "Maaf, aku tidak bermaksud." Baru saja Hinata akan berbalik, suara Gaara menghentikannya. "Baik, bagaimana denganmu?"
"Aku baik," jawab Hinata.
"Jadi, ada apa kau ingin bicara denganku?"
Gaara memerhatikan Hinata. Perempuan itu terlihat sehat dengan pakaian kasual dan kacamatanya. Saking sehatnya, Gaara bahkan tidak tahu jika jantung Hinata berdetak begitu kencang. "Kenapa?" Hinata bicara sangat pelan hingga Gaara berdeham bingung.
"Kenapa kau tidak menghubungiku lagi?" akhirnya, Hinata menanyakan hal itu.
"Bukankah kau yang tak menghubungiku?"
"Apa?" Hinata berkata spontan.
"Benar, 'kan? Lagipula kau sudah pernah menolakku."
Hinata mengernyit. Menolak Gaara apa? Kapan? Hinata berusaha menggali ingatannya ketika Gaara tiba-tiba bicara. "Sudah?" katanya. "Itu yang ingin kau tanyakan?"
Tidak ada tatapan lugu. Tak ada skinship yang bahkan dimulai sejak pertama kali bertemu. Pria merah itu sangat acuh tak acuh. Ia bahkan bersiap kembali menyalakan rokoknya. "Aku tidak mengerti." Ucapan Hinata menghentikan gerakan Gaara yang sudah hampir menyulut rokok.
"Kau bersikap membingungkan. Kau marah lalu minta maaf, tapi kau marah lagi. Kau bahkan bersikap berbeda saat menjemputku di kampus hari itu."
"Itu karena kau yang lebih dulu menyebalkan!" Gaara menjauhkan rokok dari mulutnya, memasukkannya kembali ke dalam wadah. "Kau marah-marah padahal aku berusaha melindungimu dari dosen mesum!"
"Pak Kakashi bukan orang yang seperti itu."
"Kau yang tidak mengerti!" kali ini Gaara menyentak, membuat Hinata terkejut. "Firasatku selalu benar. Benar, 'kan? Dia itu Uchiha." Hinata mengernyit bingung. Siapa yang Uchiha? "Dan Uchiha itu, tukang merebut."
Suara decihan Gaara membuat Hinata semakin bingung. Ia bahkan baru sadar jika ia masih tidak tahu siapa Gaara yang hadir di acara ulang tahun Koichi lalu.
"Bukannya kau juga sekarang bersama Uchiha, Hinata?" suara desisas terdengar. "Tipikal. Perempuan memang suka bersikap tarik ulur. Padahal nyatanya, mereka akan menerima siapa saja yang punya keuntungan."
Dada Hinata bergemuruh. Entah karena gugup atau marah. "Itu saja?" tanyanya. "Kau bersikap begitu karena kau tidak percaya diri? Takut bersaing?"
Bagus. Pembicaraan ini sekarang menjadi petikaian. "Jangan sok tahu, Hinata. Kau tahu jelas untuk apa aplikasi kencan."
"Oh, ya? Untuk apa?"
Gigi Gaara bergelatuk. Pria itu menghela napas untuk mengatur diri. "Sudahlah. Kau kan berkali-kali menolakku, sejak awal. Sudahi saja, Hinata. Kita bisa berhenti mengenal. Aku juga sudah kembali."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumble Trouble [SasuHina X GaaHina]
FanfictionRating: M, 21+ | HINATA VS EVERYBODY Usia segini memang sedang gencar-gencarnya merasa kesepian. Darah muda yang haus perhatian. Sana-sini mencari kenalan. Kalau pada akhirnya hanya akan dilupakan, kenapa malah memulai sentuhan? "Hi, boleh kenalan?"...