16

417 46 22
                                    

All Naruto's characters are belong to Masashi Kishimoto.

Warning: OOC, typo(s), crack couple(s), plot hole(s), LEMON!

.

.

.

"Hey," Sasuke mendekat, duduk di kursi luar, di samping Hinata. Sore setelah mendapat kabar dari adiknya, Hinata pulang ke Hyougo diantar Sasuke. Ketika pulang, Hinata menemukan kuburan Kiba, kucingnya, yang tak sengaja mati tertabrak truk pengangkut hewan ternak. "Kau tidak papa?"

Sambil terisak, Hinata menoleh. "Tentu saja tidak." Ia memandang selembar foto yang ada di tangannya. Foto itu menampilkan potret seorang perempuan yang menggendong anak kucing berusia satu bulan.

"Sepertinya Kiba tahu akan aku buang. Makanya dia pergi tanpa berpamitan denganku dulu."

"Hey, no. Ini bukan salahmu, Hinata." Sasuke merapat, menyentuh bahu Hinata. "Kau juga tidak akan membuangnya. Kau hanya akan mengembalikan Kiba pada pemilik awalnya, 'kan?" Sasuke mengangguk, berusaha meyakinkan. "Jangan menyalahkan dirimu, oke?"

Hinata masih menatap sambil terisak. Agak lama sampai ia akhirnya menganggukkan kepala. "Kau bahkan tetap cantik meskipun sedang menangis." Hinata mendengus. Bisa-bisanya Sasuke menggodanya saat ia sedang menangis begini.

"Kau lihat di ujung sana?" Hinata menunjuk dengan jarinya. "Itu adalah kabin hewan ternak. Saat kecil aku sering bermain di sana. Dulu aku punya sapi favorit. Namanya Charlie. Tapi ketika ia sudah dewasa, aku tidak bisa mencegah dia disembelih untuk dijual. Sejak saat itu, aku yakin jika di dunia ini tidak ada yang abadi. Kini Kiba pun pergi."

Hinata kembali memandang foto di tangannya. Mengingat bagaimana perasaannya ketika pertama kali Kiba diberikan padanya. Bagaimana dua tahun setengah ia mengurus Kiba di flat sendirian, sebelum menitipkannya di Hyougo setelah ia dan Kiba, yang manusia, putus hubungan.

"Yah, di dunia ini memang tidak ada yang abadi. Makanya kita hanya bisa menikmati setiap momen yang masih bisa terjadi."

"Kau bisa menikmati rasa sedihmu, Hinata." Sasuke mengulurkan tangan, mengusap jejak-jejak air mata di wajah Hinata. "Tapi minggu depan, bisa kau berbahagia denganku?"

Hinata mengernyit. Tak lama, Sasuke mengeluarkan sesuatu dari belakang tubuhnya. "Kado atas selesainya studimu." Terlihat sebuah kotak berwarna biru terang. Tak. Hinata membuka kotak itu dan menemukan beberapa benda di dalamnya.

"Visa? Dan tiket pesawat?" Hinata bertanya sembari mengeluarkan barang dari dalam kotak. "Apa maksudnya?" tanya Hinata ketika hanya mendapatkan dehaman dari Sasuke.

"Bacalah isi tiketnya."

"Tiket atas namaku dari bandara Tokyo ke... bandara Paris?!" Hinata memekik membacanya, sedang Sasuke hanya mengangguk. "Untuk apa?"

Sasuke memutar bola matanya. "Tentu saja untukmu, Hinata," katanya. "Minggu depan aku ada perjalanan bisnis ke Paris lagi. Sebelumnya kau bilang, kau sangat tertarik belajar memasak makanan manis. Jadi, kupikir aku bisa mengajakmu untuk berlibur dan belajar memasak makanan manis ala eropa di sana."

"Kita tidak akan tinggal bersama kalau kau khawatir. Aku membawa sekretarisku. Kau bisa tidur dengannya. Dan juga... ada seseorang yang ingin aku kenalkan padamu."

"Dan kau merencanakannya tanpa berdiskusi denganku dulu?"

Sasuke tertegun. Sepertinya ia telah salah langkah, atau memilih waktu yang salah. "Oh, no!" Sasuke menghela napas. "Maafkan aku, Hinata. Aku tidak bermaksud apa-apa. Aku hanya ingin memberikan kejutan."

Bumble Trouble [SasuHina X GaaHina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang