﹒Chapter 03 ⧼ 📖 ⧽

142 18 57
                                    

---
--
-

Tiba-tiba muncul lah monster mengerikan dengan kepala kerbau serta badannya yang berwarna hitam dengan loreng merah yang berwarna seperti darah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiba-tiba muncul lah monster mengerikan dengan kepala kerbau serta badannya yang berwarna hitam dengan loreng merah yang berwarna seperti darah. Ia mengenalkan dirinya sebagai Mastin. Ia tak memberi waktu para manusia untuk memahami situasi dan langsung menyerang mereka dengan membabi buta.

Seketika itu juga suara robot mesin itu muncul lagi 'Misi pertama, bantai Mastin minimal 10 atau kau akan mati. Misi ini tidak bisa ditolak karena merupakan misi utama. Hadiah yang didapat yaitu berupa skill bertarung tingkat tiga dan bisa ditingkatkan lagi. Semoga berhasil!'

Sialan, ini sangat tak menguntungkan bagi Indo. Dia tidak tau caranya bertarung, apalagi lihatlah makhluk aneh itu. Ia melihat ke arah Thailand yang sudah bersiap dengan bela diri Karate miliknya.

Indo melihat ke arah Russia yang sepertinya santai saja. Atau panik? Atau mungkin sedih? Entahlah Indo tak bisa membedakan wajah datar itu. "Dra, lo jaga bagian belakang dan gue bagian depan. Kita bakal kerja sama saat ini" kata Thailand. Entah mengapa pemuda itu nampak yakin pada Indo.

Tetapi Indo tetap menurutinya meskipun sepertinya ia akan kalah. Mereka saling membelakangi satu sama lain.

"የቻፕፕ... ጕልረጎልክ ጠልክሁነጎል ጌጎልነል ፕልጕ ልጕልክ የቿዪክልዘ ጠቿክኗልረልዘጕልክ ጕልጠጎ. ጕጎፕል ዕልክ ጕልረጎልክ ጎፕሁ ጌቿዪጌቿዕል ጋልሁዘ" Ucap salah satu Mastin dengan sombong. Tubuhnya adalah tubuh yang paling kecil namun walau begitu kemampuan bertarungnya tidak boleh diremehkan begitu saja.

Indo mengeryit bingung, apa yang dibicarakan oleh monster satu ini ah ralat Indo menganggapnya sebagai hewan kerbau pada umumnya "apa maksudmu? Gue ngga paham bahasa hewan"

Mantis itu tertawa sebelum akhirnya ia berkata "ጕልሁ ጠሁክኗጕጎክ ፕልጕ ጠቿክኗቿዪፕጎ የቿዪጕልፕልልክ ጕልጠጎ ፕልየጎ ጕልጠጎ ጠቿክኗቿዪፕጎ የቿዪጕልፕልልክ ጕልረጎልክ, ጋልዕጎ ልሠልነ ነልጋል " matanya mulai menajam dan menelisik fisik Indo dari atas sampai bawah.

"Cih menyebalkan"

BUGH!

PLAK!

KRAKK!

BUGH!

BUGH!

Thailand dan Indo menghajar mereka dengan brutal. Termasuk Mantis yang tadi sombong di depan Indo. Terlebih Indo dan Thailand yang sudah tau kelemahan mereka. Para Mastin lemah pada serangan yang mengarah pada tanduk mereka. Jadi cukup mematahkan tanduk itu maka mereka akan linglung dan kemudian mati.

"Katanya kuat? Lemah kayak gini, sekali tanduk lo patah lo bakal langsung lemes kayak gini? Ah cemen" Ucap Thailand sambil menatap mayat Mantis yang ia bunuh satu persatu.

Salah satu Mantis yang sekarat dan mampu berbicara pun mengatakan "ነጎልረልክ ጕልሁ ጌዐርልዘ! ጕልሁ ልጕልክ ጠቿክሃቿነልረ ፕቿረልዘ ጠቿክኗዘጎክል ጕልጠጎ ሃልክኗ ልኗሁክኗ ዕጎነጎነጎ ዕጎል " Thailand dan Indo memilih acuh. Dengan lihai Indo menginjak tanduk Mantis itu sampai patah

Masing-masing dari mereka baru mendapat tujuh Mastin. Sedangkan manusia yang lain juga berusaha melawan para Mastin tersebut. Lain halnya dengan Russia yang malah bersantai dan duduk bersila di atas tanah. 'pria ini mengapa santai sekali!?' Pekik Indonesia di dalam hati.

"Dra, lo lihat kan. Kayaknya kita cuma butuh tiga lagi buat bisa menang. Gue bukan egois cuman--

Perkataan Thailand terhenti saat Mastin itu mengupgrade dirinya dengan memakan daging manusia yang sudah mati. Tubuhnya bertambah besar, tanduk yang tadinya berwarna putih sekarang berwarna hitam pekat dengan tangan yang memilikki cakar diujungnya.

"Apa-apaan itu! Sial siapapun yang mebuat game ini aku sumpahkan bijinya pecah!" Ujar seseorang yang nampaknya wajah dan pakaiannya sangat kacau. Ia sempat hampir kalah namun berkat tongkat kayu ia berhasil selamat.

Sementara orang disebelahnya menoleh "lah emangnya biji bisa pecah ya? Bukannya yang bisa pecah itu jerawat ya? Kalau yang nyiptain game ini ternyata cewe gimana?" Orang yang berkata barusan menatap seseorang itu dengan polos.

Yah tinggalkan saja mereka berdua. Sekarang ini Indo sedang menatap Mantis besar itu dengan tatapan aneh. Hanya badan dan tanduk mereka yang berubah. Apa yang harus ditakutkan?

'Ada bonus tambahan untuk kalian! Di misi ini jika kalian membunuh seseorang dengan point pembunuhan Mantis sebanyak 9 maka angka 9 itu akan berpindah tangan kepada kalian! Seperti contohnya si A membunuh si B dengan poin pembunuhan 6 dan si A sudah membunuh 4 maka jika digabung artinya si A mendapat point pembunuhan 10! Selamat bermain!'

Mendengar itu semuanya menoleh ke arah satu sama lain. Dan disinilah permainan menjijikkan dimulai. Mereka seolah tak peduli dengan orang lain. Presetan dengan simpati yang mereka pikirkan adalah selamat dan hidup di dunia yang baru ini.

"Sialan, permainan menjijikkan apa ini!?" Ucap Indo sambil melihat sekitar menjadi semakin hancur. Para Mantis memanfaatkan keadaan. Mereka juga ikut menyerang manusia yang tengah bertarung dan berusaha merebut point pembunuhan itu.

Indo melihat ke arah Thailand yang sedang mengepalkan erat kedua tangannya. Ia menatap ke arah Indo "maaf tapi nyawaku lebih penting daripada apapun" Thailand dengan cepat menyerang Indo.

Indo agak sulit mengimbanginya karena Thailand sangat ahli dalam bidang Karate walau tak seahli senseinya. Satu hal yang bisa ia tangkap bahwa tidak ada yang bisa dipercaya di dunia yang baru ini.

Manusia sekarang hanya mementingkan nyawa mereka, tanpa peduli dengan sekitar. Seolah - olah hidup sangat menyenangkan sehingga mereka mempertahankan hidup mereka.

Jujur dia lelah melawan Thailand. Ia tak menyangka bahwa seseorang seperti Thailand melakukan hal menjijikkan ini demi nyawanya. Yah dia paham semuanya takut akan kematian. Tapi bukankah kematian itu adalah tangga menuju hidup abadi yang sebenarnya?

Entahlah..

---
--
-
Note : Sumpah jelek banget adegan pertarungannya njr

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝗝𝘂𝘀𝘁 𝗧𝗵𝗲 𝗧𝘄𝗼 𝗢𝗳 𝗨𝘀 [ 𝗖𝗛 ] || HiatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang