𝑰 𝑩𝒆𝒍𝒐𝒏𝒈 𝑻𝒐 𝑯𝒆𝒓 (03)

3.2K 209 3
                                    


🐰🦦

I Belong To Her
Bab Ketiga

Aku terbangun dengan kepala berdenyut dan perut yang sakit. Semuanya gelap dan aku tidak bisa melihat apa pun.

Untuk beberapa saat aku tidak ingat apa yang telah terjadi. Apa aku terlalu banyak minum di pesta? Tiba-tiba kepalaku mulai jernih dan kejadian semalam kembali teringat. Aku ingat ciuman itu dan lalu... Billy! Astaga, apa yang telah terjadi dengannya?

Apa yang sudah terjadi padaku?

Aku sangat takut jadi aku hanya berbaring di sana, dengan gemetar.

Aku berbaring di atas sesuatu yang nyaman. Tempat tidur dengan sprei yang bagus, sepertinya. Aku ditutupi dengan selimut, tapi aku tidak dapat merasakan adanya pakaian di tubuhku, hanya kelembutan seprai katun yang menempel di kulitku. Kemudian aku menyentuh tubuhku untuk memastikan bahwa aku benar-benar telanjang.

Perasaan gemetar ku semakin meningkat.

Aku mengecek di bawah selangkanganku dengan satu tangan. Syukurlah, semuanya terasa baik-baik saja. Tidak ada yang basah, tidak ada rasa sakit, tidak ada tanda-tanda bahwa tubuh ku dilecehkan.

Setidaknya untuk sekarang ini.

Air mataku menyengat mataku, tapi aku menahannya agar tidak jatuh. Tidak ada gunanya menangis untuk situasiku saat ini. Aku harus mencari tahu apa yang terjadi. Apa mereka akan membunuhku? Memperkosaku? Memerkosa ku lalu membunuhku? Kalau mereka meminta uang tebusan, aku sama saja mati. Sejak ayah diberhentikan dari pekerjaannya pada masa resesi, orang tuaku tidak bisa membayar cicilan rumah.

Aku mencoba untuk menahan histeris. Aku tak ingin mulai berteriak. Itu akan menarik perhatian mereka.

Alih-alih memikirkan, aku hanya berbaring di dalam kegelapan, setiap kisah mengerikan yang kulihat di berita melintas di benakku. Aku berpikir tentang Billy dan senyumnya yang begitu hangat. Aku memikirkan orang tuaku dan betapa hancurnya mereka saat polisi mengatakan bahwa aku hilang. Aku memikirkan semua rencanaku dan bagaimana aku mungkin tidak akan pernah mendapat kesempatan untuk kuliah di universitas yang sesungguhnya.

Dan kemudian aku mulai kesal. Mengapa mereka melakukan hal ini? Siapa mereka sebenarnya? Aku menganggap "mereka" dan bukan "dia" karena aku ingat melihat sosok gelap melayang di atas tubuh Billy. Pasti ada orang lain yang menahanku dari belakang.

Kemarahan membantu mengurangi kepanikan. Aku bisa berpikir sejenak. Aku masih tidak bisa melihat dengan jelas dalam kegelapan, tapi aku bisa merasakan.

Bergerak dengan tenang, aku mulai menjelajahi sekelilingku dengan hati-hati.

Hal pertama yang kusadari adalah aku benar-benar berbaring di tempat tidur. Sebuah tempat tidur besar, mungkin ukuran king. Ada bantal dan selimut, dan seprainya lembut dan nyaman disentuh. Pasti harganya mahal.

Entah mengapa, hal ini membuat aku semakin takut. Mereka adalah penjahat yang punya banyak uang.

Aku merangkak ke tepi tempat tidur lalu duduk, memegangi selimut dengan erat. Kaki telanjangku menyentuh lantai. Teksturnya halus dan dingin saat disentuh, seperti kayu keras.

Aku melilitkan selimut di tubuhku dengan erat lalu berdiri, dan bersiap untuk menyelidiki lebih lanjut.

Saat itu aku mendengar pintu terbuka.

Sebuah lampu menyala dengan lembut. Meskipun tidak terang, mataku buta selama satu menit. Aku berkedip beberapa kali untuk menyusaikan kedua mataku.

I BELONG TO HER [FB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang