"You Should Eat"

1.2K 99 0
                                    

Rombongan Ares dan Silencia kembali memulai perjalanan pada saat matahari terbit di hari berikutnya, mereka melintasi lereng bukit di sekitar pegunungan. Perjalanan itu dipenuhi dengan pemandangan lembah hijau dan air terjun yang cantik. Rombongan mereka juga melewati hutan yang gelap karena pohon yang rimbun. Saat matahari mulai terbenam, mereka hampir sampai di kota Freesia.

"Wah matahari tenggelam di kota ini begitu menakjubkan." Silencia menatap keluar jendela dengan bahagia.

"Freesia adalah kota yang memiliki banyak anak sungai dan danau, sehingga pemandangan matahari terbenamnya memang sangat cantik," jawab Ares.

"Kita beruntung, mualku tidak kambuh, jadi kita bisa terus berjalan." Silencia masih merasa tidak enak pada rombongan Ares karena kemarin mereka berhenti beberapa kali.

"Kau tidak perlu memikirkan apapaun, Silencia. Jika kau merasa tidak nyaman, seribu kali berhenti dan beristirahat pun tidak masalah. Karena kau adalah yang utama." Ares merasa Silencia terlalu memaksakan diri, jadi ia mencoba untuk membuat Silencia lebih santai.

"Terima kasih, Ares." Silencia tersenyum dan kembali menatap ke luar jendela.

"Omong-omong, apakah nama kota Freesia berasal dari nama bunga?" tanya Silencia lagi.

"Iya benar. Karena wilayah ini banyak tumbuh bunga freesia. Entah mengapa bunga freesia dengan berbagai warna tumbuh subur di daerah ini," jelas Ares.

Ares terpana melihat wajah Silencia yang terpapar sinar matahari tenggelam. Lalu ia turut tersenyum dan berjanji pada dirinya sendiri ia akan melindungi senyum manis Silencia.

Rombongan tiba di tengah kota Freesia setelah setengah jam kemudian. Bunga freesia yang bermekaran di sekitar kota membuat aroma wangi bunga yang menyenangkan menyebar. Mereka pun tiba di penginapan yang biasanya menjadi tempat tetap Ares menginap saat melakukan perjalanan. Hotel itu terlihat cukup besar dan mewah, serta mampu menampung semua pasukan ksatria Ares.

Setelah melewati hari yang panjang dan melelahkan, rombongan beristirahat. Beberapa dari mereka menurunkan barang muatan, sementara yang lain mengatur pasokan makanan bersama butler Ares, Thorne.

Beberapa saat kemudian, para ksatria Ares berkumpul di ruang tamu hotel untuk membahas rencana perjalanan ke depan. Ares, sebagai Duke dan pemimpin perjalanan duduk di sisi meja dan memandangi para ksatrianya.

"Baiklah, aku rasa kita perlu membicarakan rencana kita secara terperinci," Ares berkata dengan suara tenang. "Seperti yang kita ketahui, tujuan kita adalah menuju ke kota Breyton tempat dimana portal sihir berada. Jika tanpa portal sihir, kita harus menempuh tiga puluh hari perjalanan menuju Utara. Tapi jika kondisi jalan tidak baik, kita akan memerlukan waktu lebih lama," para ksatria mendengarkan dengan seksama.

"Aku ingin menjadikan perjalanan ini mudah bagi lady Silencia Amarilys karena ini pertama kalinya ia berpergian jauh dari ibu kota kerajaan, aku harap kalian bisa mengerti," Ares menegaskan agar para ksatria tidak menganggap Silencia sebagai orang yang menghambat perjalanan.

"Tenang saja, Yang Mulia. Kami akan bekerja sama dengan baik untuk melayani anda dan Lady Amarilys yang sebentar lagi akan menjadi Duchess Utara," Kapten ksatria yang bernama Fabian Meyer meyakinkan Ares agar ia bisa tenang.

"Aku serahkan kepadamu, mohon bantuannya. Kalian beristirahatlah. Besok siang kita akan melanjutkan perjalanan," Ares menganggukkan kepala. Dengan serentak, para ksatria berdiri dan menuju kamar masing-masing.

Tepat setelah para ksatria pergi, Ares berjalan menuju kamar Silencia. Ia berpapasan dengan Tessa yang baru saja keluar.

"Yang Mulia," sapa Tessa sambil membungkuk.

The Duke's Adopted Daughter (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang