"Waktu itu ga bisa di putar, di jilat, apalagi di celupin. Jadi, gunakanlah waktu dengan baik"
✎_________
Langit masih gelap, matahari bahkan belum menampakkan sinarnya, tapi Valen sudah terbangun dari tidurnya sejak satu jam yang lalu.
Jangan kira kalau Valen bergadang semalaman, dia memang sengaja bangun sangat pagi-pagi sekali sebab ia sudah berjanji pada Lingga.
Bukan, bukan janji untuk bangun pagi-pagi buta, tapi janji untuk memasakkan sarapan, menyiapkan bekal, dan mengantar Lingga.
Memang dijanji yang Lingga dan Valen buat tidak ada kata untuk bangun sebelum matahari terbit, tapi hal itu memang disengaja Valen.
Ia terbangun dari satu jam yang lalu hanya untuk memikirkan sarapan dan bekal yang akan ia buat nanti.
Memang terlihat sepele, tapi tidak bagi Valen. Ia rela bangun pagi-pagi sekali hanya untuk memikirkan menu sarapan dan bekal yang akan ia masak nanti.
Merasa terlalu lama berpikir, Valen memutuskan untuk mencari di internet karna waktu yang semakin terkuras.
Setelah mengetik 'Menu Sarapan' di pencarian yang ada di handphonenya, begitu banyak menu lezat beserta resepnya yang muncul di handphone Valen.
Valen kembali berpikir dan memilih resep yang akan ia Pakai untuk menu sarapan dan bekal Lingga.
Waktu terus berjalan hingga jam sudah menunjukkan pukul 03.12 WIB, Valen panik ketika melihat jam yang tertera dilayar handphonenya.
Ia segera memilih Resep masakan yang menurutnya lezat, lalu bergegas pergi menuju dapur.
Kondisi mansion masih sangat sepi, karna para maid biasanya mulai bekerja di jam 5 pagi.
Kesempatan besar bagi Valen karna mansion yang masih sepi akan membuat Valen lebih mudah memasak.
Terakhir kali ia menginjakkan kaki ke dapur, ia sudah diceramahi oleh koki mansion karna katanya "seorang Nyonya yang anggun dan selalu menjaga harga dirinya tidak pantas menginjakkan kaki di dapur"
Mengingatnya saja membuat Valen ingin memecat koki itu, tapi ia tak sanggup karna makanan penutup yang dibuat sang koki sangat enak.
Dengan lihai dan telaten Valen mulai menyiapkan bahan-bahan yang akan ia jadikan sarapan pagi.
Tangan Valen terus bergerak memotong bahan dan memasak seperti seseorang yang sudah ahli dalam bidangnya.
"Apa yang kau lakukan?" Suara bariton yang menggema di seluruh sudut ruangan.
Valen tersentak karna suara yang berasal dari seorang pria, ia reflek melempar spatula kearah asal suara.
Untung saja si pemilik suara sigap menghindar dari lemparan maut yang Valen berikan, jika tidak pasti dia sudah pingsan sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Know Everything
FantasíaValencia Joey, Seorang mahasiswi penyuka novel yang merupakan gadis pemalas. Tapi di suatu waktu, Valen mengalami kejadian aneh dan tak masuk akal saat terjatuh karna mengejar kucing kesayangannya. Kejadian tak masuk akal itu mampu membuat kehidupan...