Fated Mate

1.1K 119 155
                                    

Listening A Thousand Years by Christina Perri

"Yeonjun tidak pernah tahu jika alam semesta akan menuntunnya pada pasangan jiwa yang tidak pernah ia duga."

(Fated Mate)

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Yeonjun melihat sekeliling. Sebuah pondok kayu dengan rotan kuat yang menjadi tempat bernaung keluarga kecil Soobin terlihat hangat. Nampak benar-benar berbeda dengan tempat tinggalnya yang dingin dan beku. Yeonjun terdiam melihat omega yang menjadi Luna pack saat ini tengah berkutat dengan sibuk di dapur.

Perempuan paruh baya itu terlihat mencicip sedikit makanan dalam kuali panas lalu mengangguk tanda rasanya pas. Ia beberapa kali melirik Yeonjun sambil tersenyum seolah Yeonjun bukanlah musuh abadi bangsa likan.

"Sedikit menyenangkan ada orang yang menemaniku di pagi hari. Soobin dan ayahnya pasti akan cepat-cepat pergi dan datang hanya untuk makan."

Yeonjun tidak mengerti harus merespon bagaimana. Ia hanya menatap polos perempuan itu dan kembali melihat ke arah pintu rumah. Soobin dan ayahnya pergi pagi-pagi buta mencari kayu untuk memperbaiki beberapa bangunan yang rusak sebab kekacauan yang terjadi kemarin.

"Semua sudah siap. Tinggal tunggu mereka kembali."

"Kalian akan makan bersama?" Suara datar Yeonjun disambut kekehan lembut. Perempuan itu mengangguk dan meletakkan empat mangkuk diatas meja kayu. Lengkap dengan roti dan buah. Yeonjun tertegun. Apa ia juga harus mulai makan roti dan bubur jagung?

Kebingungannya lenyap ketika Soobin dan ayahnya datang. Dua alpha besar itu segera meletakkan kapak besar mereka dan mencuci tangan. Duduk mengitari meja dan menyatukan tangan mereka semua. Yeonjun masih diam ia tidak tahu harus berbuat apa.

"Ah maaf, aku lupa sesuatu."

Dan Soobin yang tersadar segera mengeluarkan sesuatu dari tas kulit yang ia bawa. Satu kantung darah segar tepat berada di depan wajah Yeonjun.

"Darah rusa. Apa drakula minum darah rusa?" Soobin menggaruk tengkuknya bingung. Ia tak sempat bertanya ataupun berpamitan pada Yeonjun tadi pagi. Ia merasa canggung dan masih belum terbiasa dengan status mereka sebagai mate.

"Aku bahkan bisa minum darah serigala. Drakula adalah puncak rantai makanan." Yeonjun berujar datar. Membuat Soobin kembali menyentuh lehernya. Apa itu artinya Yeonjun mampu memakan dirinya?

'Plak!!'

"Kenapa baru dikeluarkan?! Cepat letakkan dalam wadah! Kau tak lihat lunamu kelaparan?"

Soobin terkejut mendapati ibunya memukulnya. Ia hanya mengangguk dan segera menuang darah rusa dalam mangkuk besar. Membuat semua makhluk di ruang makan kini telah mendapat jatah makan mereka.

"Mari kita berdoa."

Ayah Soobin meraih jari jemari mereka dan menyatukannya dalam satu lingkaran di atas meja. Yeonjun tidak mengerti dengan hal seperti ini. Namun ia hanya mengikuti dan berusaha menghargai kepercayaan likan pada Dewi Bulan.

Hingga ketika ayah dari Soobin membuka mata dan memulai acara makan pagi dengan tenang dan hangat, Yeonjun mulai menenggak darah dalam mangkuk. Matanya kembali menyala merah dan taring tajamnya muncul. Beberapa tetes darah mengalir ke lehernya. Tiga likan yang ada disana menatapnya.

Dusk Till DawnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang