Don't forget vote and spam komen ☺
Suara tapak kaki terdengar di sepanjang jalan lorong-lorong kota. Rei menunduk seraya meremat kedua tangannya. Setelah mendapatkan perkataan menyebalkan dari Akari tadi, otaknya kembali memutar perkataan Yamato saat itu. Pikirannya jadi terbayang pada dirinya sendiri. Apakah gadis yang tidak feminim seburuk itu? Apa identitasnya sebagai pemain basket yang handal menjadikannya seburuk itu? Bahkan sampai ia tidak bisa mempertahankan sebuah hubungan cinta.
Kepalanya mendongak, menatap langit hitam tak berbintang. Malah lebih menampakkan semburat awan mendung yang mungkin menyimpan cadangan air hujan. Rei terkekeh, ia kembali berpikir. Untuk apa membangun sebuah hubungan yang toxic dengan seorang pemuda yang tidak bisa menerima dirinya tulus apa adanya. Bukankah sepasang kekasih seharusnya menerima identitas masing-masing? Bukan hanya soal kasta tapi yang terkecil, contohnya hobi. Jikalau lawan hubungan kita tidak menerimanya, bagaimana bisa menjalin hari-hari bahagia. Rei terkuatkan oleh bisikan hatinya lagi.
Lagi pula dirinya masih SMA. Ini adalah masa muda yang tidak boleh disia-siakan. Ia harus lebih sayang pada dirinya sendiri dan mengembangkan value yang dimiliki. Baiklah, ini saatnya menunjukkan sinar diri. Rei jadi semakin semangat merenung dan menyemangati dirinya sendiri. Ia berlari cukup kencang agar cepat sampai dirumah.
Jglek!
Pintu rumah terbuka, di ruang tamu tampak Mama dan Papa sedang menonton televisi. Rei tersenyum menyapa keduanya tanpa suara.
"Rei, kamu dari mana?" tanya Mama.
"Tadi Rei laper banget, dirumah udah gak ada apa-apa. Jadi Rei cari makan keluar deh."
Sang Mama menampakkan wajah bersalah. "Maaf ya Rei, kita telat dateng. Tadi Papa kamu ini malah main bilyard dulu sama temen-temennya."
Rei tertawa. "Gak papa Ma, kalau gitu Rei ke kamar dulu. Oh iya, Riku izin kumpul sama temen-temennya ya Ma, Pa."
"Iya sayang, selamat tidur." Papa berucap seraya melambaikan tangan.
Beberapa menit setelah Rei pergi.
"Pas banget, Rei tidur Rikunya pergi. Ayo Ma, jatah!"
Mama melotot, ia memukul pundak Papa cukup keras. Sedangkan Papa tertawa keras karena berhasil menggoda istrinya.
🌳
Suasana siang hari ini amat panas. Pertandingan bola basket yang di selenggarakan pada Pekan Olahraga sekolah menjadi sorot perhatian siswa, seluruh guru bahkan masyarakat sekitar sekolah yang ikut menonton.
Dua orang gadis tampak sedang bercengkrama di salah satu sudut sekolah yang sepi. Satu orang memakai pakaian olahraga basket, satu lagi memakai seragam sekolah sehari-hari berwarna navy, rok gadis itu kelewat pendek di atas paha.
"Kenapa lo nyuruh gue ngelakuin hal jahat, Akari?" tanya Yura.
Akari terkekeh. "Gue bakalan bayar lo habis ini Yur, cuma itu aja sih. Kalau lo gak mau juga gak papa."
Yura, captain basket perempuan dari kelas 11 sekaligus adik kelas Akari tersebut memutar bola matanya malas. Akari menawarkan uang yang lebih dari uang jajannya, Yura jadi tergiur. Gadis itu akhirnya menyenggol Akari cukup keras sembari berlalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sofetie Story || NCT WISH 13+
FanfictionLove Story Cast NCT WISH 💚 Oh Sion 🌷 Maeda Riku 🐿 Tokuno Yushi 🐈 Kim Jaehee 🌳 Hirose Ryo 🦭 Fujinaga Sakuya 🥐 Pokoknya ini NCT WISH X OC SILAHKAN HALU 💚☺ Rate 17+ Pengecualian untuk Ryo dan Sakucil 😭 Keknya nanti aku buat yang gemes gemes...