❛❛Happy reading❜❜
Ada dua tipe karakter sebagian dari manusia; protagonis dan antagonis. Dua karakter tersebut bisa menjadi satu didalam jiwa.
Namun, ada juga yang sebagian masih merasa sebagai figuran yang hidupnya tak mencolok maupun berguna. Sama halnya yang dirasakan oleh remaja bersurai ungu gelap ini.
Bel pulang sekolah sudah berbunyi sedari lima menit yang lalu, namun satu siswa lagi tak menunjukkan tanda-tanda ingin keluar dari sekolah. Di salah satu kelas, tepatnya kelas X IPS-E, terjadi hiruk-pikuk dengan beberapa siswa dan siswi didalamnya.
Gemercik tawa terdengar membahana, saling bersahut-sahutan manakala seperti tengah menertawakan sesuatu.
Kelas yang diberi julukan sebagai, 'kelas buangan' ini, sangat berantakan dengan sampah yang berhamburan dimana-mana, sampai diatas meja pun dipenuhi oleh sampah plastik makanan.
"Pfft ... Lagi piket ya, bisu? Ututu ..., rajin bener anak Mami. Haha!" hinaan serta tawa yang terngiang-ngiang, sehingga menimbulkan dengungan dikedua telinganya.
Pasrah.
Ia hanya bisa berjongkok meratapi nasibnya, tanpa bisa melakukan apapun. Itu yang membuatnya merasa tak berguna sama sekali, sungguh sangat lemah.
Lagi-lagi, mereka beramai-ramai, yang membuat dirinya tak bisa berkutik. "Buanglah sampah dikepala si bisu. Itu 'kan ajaran dari Guru yang harus dilestarikan pengetahuannya. Haha!"
Satu diantara mereka maju dan membuang sampah tepat di surai lembut milik Fang, menyebabkannya menjadi bau dan kotor.
"Woi, gue dulu!" mereka mundur ketika salah satu siswa bersuara dengan lantang, membiarkan dia maju dengan barang yang ada ditangannya.
Ctak-tak-tak!
Suara pecahan dari cangkang kulit terdengar, membuat mereka menjadi hening seketika. Tetiba, bau amis dan busuk menguar mendominasi ruangan ini. Sebagian siswi yang ada disitu, merasa mual dengan isi perut yang hendak keluar.
"Deri! Bau banget, asu!"
"Itukan telor busuk. Ya, wajar aja kalo bau!"
"Anjirr, dapat dari mana, lo?"
"Belakang sekolah!"
"Ihh, gue gak tahan sama baunya!" empat siswi yang memang turut andil dalam mem-bully, keluar begitu saja akibat tak tahan lagi akan bau yang menyengat.
"Huu! Dasar cewek!" tinggallah para siswa yang berjumlah empat orang dikelas. Mereka tak akan melewatkan kesempatan emas ini setelah geng Yuan sudah pada pulang.
"Tch. Enaknya, diapain nih, anak?"
"Pukulin ajalah, anjing!"
Siswa dengan tubuh yang sedikit gemuk maju, menendang kuat pada punggung sempit itu. Kemudian dilanjut lagi dengan tinjuan telak pada ulu hatinya.
Fang meringkuk kesakitan diatas lantai yang dingin, membiarkan mereka melakukan apapun padanya. Bahkan, rasa sakit di sekujur tubuhnya tak sesakit dengan hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternity; KaiFang
FanfictionLapak Brothership, not LGBT. Fang kira dengan ia bunuh diri akan mengakhiri segala penderitaan yang menimpah hidupnya. Namun nyatanya, sudah berkali-kali percobaan bunuh diri yang ia lakukan, namun sama sekali tak pernah membuahkan hasil. Hingga s...