1

4.1K 175 6
                                    

11 tahun kemudian.....

Bugh!

Musuh terakhir jatuh dengan keras di atas tanah. Bunyi gemerletak terdengar ketika Knox merenggangkan jemarinya yang kaku yang terkepal hampir selama tiga puluh menit. "Brengsek, jari-jariku rasanya mau patah!" lelaki itu memandangi puluhan manusia yang sudah geletak tak berdaya di sekelilingnya, "Huh, sudah habis?"

"Ya, itu yang terakhir" sahut Zade yang sudah duduk di atas kap mobil sambil menghisap rokoknya. Knox dan Liam bergabung bersama teman mereka setelah mengirim anak-anak buahnya untuk pulang.

Knox mengambil sebatang rokok miliknya kemudian menyulut api melalui rokok Zade yang sudah menyala. Pikirannya terasa lebih ringan begitu dia mengambil satu hisapan. Asap yang mengepul keluar dari mulutnya dan melayang di udara.

"Ah sial, aku benar-benar lelah!" kata Liam, "Mereka sungguh merepotkan"

"Jangan khawatir mulai hari ini mereka tidak akan berani mengirim para pecundang untuk menganggu bisnis kita lagi, bos membuat keputusan yang tepat dengan mengirim kita langsung untuk memberikan mereka pelajaran" ucap Knox, sambil memandangi orang-orang yang bergeletakan di hadapannya dengan penuh rasa puas.

Mereka tidak lagi saling berbicang. Hanya menikmati keheningan sambil mengistirahatkan pikiran dengan sebatang rokok yang terselip di antara bibir mereka, hingga ponsel yang berdering memecah kesunyian. Liam mengeluarkan ponsel dari sakunya, suara dering yang berisik berhenti begitu Liam menjauh dan mengangkat panggilan yang masuk ke ponselnya. Knox dan Zade tidak terlalu memedulikan lelaki itu, mereka masih tenggelam pada setiap hisapan rokok dan hembusan asap yang keluar dari mulut mereka.

Tak beberapa lama kemudian Liam kembali menghampiri Zade dan Knox sambil berkata, "Zade, ikut denganku"

"Apa? Ke mana?"

"Bandara, Bullets dan cucu bos telah tiba"

Mendengar hal itu Zade segera melompat turun dari mobil sementara Knox dengan penuh rasa penasaran yang menganggu pikirkannya bertanya, "Cucu bos yang mana?"

"Tentu saja Nona Raquel Bradford, memangnya dia punya cucu yang lain?"

Knox tidak dapat menutupi rasa terkejutnya, "Rae pulang ke Chicago?"

Liam mengernyit, "Ya, kau belum dengar?"

Knox menggeleng kaku.

Zade menyela dan menjawab rasa penasaran di benak Knox tentang gadis kecil yang dulu pernah tinggal bersamanya, "Rae akan tinggal di Chicago, dia ingin berkuliah di Universitas di kota ini. Aku dengar dia sudah tumbuh menjadi gadis yang cantik dan seksi, ah aku tak sabar untuk melihatnya"

Bukannya senang mendengar kabar itu  Rahang Knox justru mengetat sebab dia benar-benar tidak suka melihat wajah mesum Zade ketika temannya membicarakan cucu bos mereka. "Diamlah, dia itu cucunya bos, kau mau mati hah?!"

Zade berdecak sebal "Kau seperti ayahnya saja, oh ya aku hampir lupa kalau kau merawatnya selama satu tahun"

"Baiklah, jangan buang waktu, kita pergi sekarang" melihat wajah Knox yang semakin kesal, Liam segera menarik Zade ke mobilnya, "Knox, jangan lupa besok pagi bos ingin semua berkumpul di mansion-nya" kata Liam sebelum lelaki itu masuk ke dalam mobilnya.

Mereka berdua pergi meninggalkan Knox yang masih duduk di atas kap mobilnya sambil mengambil satu batang rokok yang baru dan menyalakannya. Di dalam kesendiriannya itu Knox memikirkan gadis kecil yang dulu pernah tinggal bersamanya. Raquel Bradford adalah anak yang baik dan menggemaskan, ikatan batin di antara mereka dulu sangat kuat, Knox bahkan sudah menganggap Rae seperti anak kandungnya sendiri meskipun gadis kecil itu adalah anak hasil perselingkuhan mantan kekasihnya.

Knox sangat menyayangi Rae hingga kemudian dia terpaksa harus melepaskan gadis kecil itu sebab Angus Forbes, kakeknya, ingin mengirim Rae ke Skotlandia untuk dibesarkan di tempat yang aman agar Rae jauh dari keluarga Bradford yang ingin menghabisinya. Itu adalah hal yang paling sulit Knox lakukan, hari itu untuk yang oertama kalinya dia berbohong kepada Rae agar dia bisa membawa gadis kecil itu ke bandara dan meninggalkannya di sana bersama Bullets dan kakeknya.

Knox penasaran bagaimana Rae sekarang, apakah gadis itu telah tumbuh dengan baik sebagai wanita yang cantik dan dewasa seperti yang Zade katakan? Apakah keadaannya baik-baik saja selama mereka berpisah? Dan apakah Rae masih membencinya karena Knox sudah membohonginya agar bisa mengirimnya ke Skotlandia?

Are you going to kill me?

Suara Rae kecil kembali terngiang di telinga Knox. Masih Knox ingat dengan jelas bagaimana pertemuan pertamanya dengan Rae. Dia menghabisi kedua orang tua gadis kecil itu di kediamannya kemudian dia menemukan Rae sedang bersembunyi di bawah tangga. Wajah Rae yang datar tanpa rasa akut serta tatapan polosnya membuat sesuatu di dalam diri Knox meleleh. Ah, Knox tidak ingin mengingat kejadian kelam itu lagi, dia ingin melupakannya namun, ingatan itu tidak pergi dengan mudah, begitu merengsek masuk ke dalam pikirannya Knox hanya bisa menyingkirkan ingatan itu dengan kegiatan yang dapat membuat pikirannya teralihkan.

Ponsel Knox bergetar di dalam sakunya, Knox segera mengeluarkan ponselnya dan memeriksa pesan yang baru saja dia terima, saat itu juga dia baru menyadari bahwa sejak tadi seorang wanita berusaha menghubunginya dan mengiriminya pesan, ada 6 panggilan tak terjawab dan juga 3 pesan dari nomor yang sama tapi Knox hanya membaca pesan terakhir darinya.

Datang ke apartemenku jika kau sudah selesai dengan tugasmu, jagoan.

Tentu saja, seks adalah jawabannya. Satu-satunya hal yang bisa mengalihkan pikiran Knox dari kenangan pahit yang mengusik pikirannya.

— TBC —

Jangan lupa untuk vote dan comment, perhatian dan dukungan sekecil apa pun dari pembaca sangat berarti untuk penulis dalam berkarya!

Daddy's Little Girl ( TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang