43. MUTLAK MILIK DAMIAN

7.6K 163 2
                                        

Dari judulnya aja kalian pasti sudah menebak isi chapter ini, wkwkw😊

Damian kapan nyeselnya sih? Bikin greget aja sama dia! Kalau kalian mau Damian nyesal-senyesalnya di chp akhir, sok atuh di vote😆

Selamat merayakan ibadah puasa guys, happy reading!🌺

*
*
*

Sepulang sekolah, bukannya kembali kerumah. Keisya malah pergi ke apartemen tempat Damian berada. Itu bukan kemauannya, ia terpaksa sebab dipesan Damian, Lelaki itu mengancamnya jika ia tak datang. Ancaman yang selalu membuat Keisya menurut pada laki-laki itu.

Keisya masih takut dengan Damian. Sayangnya ia harus melawan rasa takut dan traumanya demi keselamatan sang mama. Keisya sudah sampai di apartemen Damian. Tak ada orang disini kecuali cowok itu. Semenjak kejadian terbunuhnya Dhanu, Damian memilih untuk tinggal di apartemen saja. Ia enggan pulang kerumah apalagi harus serumah dengan Daniel dan Ayunda.

Terlihat, cowok yang memakai kaos hitam dan celana pendek selutut itu sedang duduk dikursi meja makan. Ia tersenyum sinis begitu menyadari kedatangan Keisya.

"Jangan diem aja! Masak sana didapur!! Gue laper nungguin lo datang!" Ketus Damian saat melihat Keisya diam dengan pandangan menunduk.

Baru saja datang, Keisya langsung disuruh masak layaknya babu. Keisya menghela nafas samar, ia pun meletakkan tasnya di kursi dan melangkah kedapur untuk memasak.

"Awas kalo nggak enak, gue muntahin makanannya ke wajah lo!!" Peringatan dari Damian membuat Keisya terkesiap. Cewek itu langsung memulai meracik bumbu, sembari mengingat tipe makanan yang Damian sukai.

Damian tak suka makanan berkuah, Damian juga tak suka makanan pedas. Sebaiknya Keisya harus menghindari menu itu untuk dimasak.

Tak berselang lama, Keisya akhirnya selesai memasak berbagai menu yang biasanya Damian pesan saat mereka pacaran dulu. Ia langsung menghidangkan makanan itu dimeja makan.

"Ini makanan udah selesai kak, semoga kakak suka." Ucap Keisya.

"Duduk lo!"

Keisya mengerutkan dahinya bingung. Hal itu membuat Damian naik pitam. "Gue bilang duduk!!"

Duduk di kursi, berhadapan dengan Damian. Rasanya Keisya ingin menghilang saja. Aura cowok itu sangat menakutkan. Tak hentinya Keisya memohon untuk keselamatan dirinya. Semoga saja ia tak keluar dari apartemen ini dalam keadaan kacau.

Damian melahap makanan masakan Keisya sedikit rakus. Baru kali ini Damian puas dengan makanannya. Selama ini ia hanya makan di restoran saja. Itu sangat membosankan.

"Lo nggak makan?" Suara Damian membuyarkan lamunan Keisya. Perempuan itu terkesiap, ekspresinya ketara sekali cemas. "Eh, e-engak. Kakak aja yang makan." Keisya memaksakan senyumnya.

"Makan!" Titah Damian telak.

"A-aku masih kenyang kak."

"Perlu gue paksa makanan ini masuk mulut lo?!"

Tak ingin membuat Damian semakin marah. Keisya pun mengambil piring dan meletakkan nasi serta lauk seadanya. Seiring itu, jantungnya berdegup kencang tanda kecemasan. Damian menyeringai melihat ekspresi Keisya, ia senang membuat cewek itu menderita.

DAMIAN [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang