Dasar Novel Bangsat!

2 0 0
                                    

Selepas aku melewati ketidak sadaranku, aku segera sadar dari tidurku, tapi mataku masih merem karena kayaknya kepalaku puyeng banget.

Tapi kayaknya gua betah banget ya tidurnya, apalagi badan gua kek enak banget gitu dari biasanya.

'Tapi kok, kasur gua beda yaa??' Pikirku waktu merasakan ada perbedaan rasa kasurku.

Kakiku usek-usekan di ranjang, dan ngerasa kalau kasur ini tuh empuk, lembut, wangi juga, dan juga kayaknya luas banget dah. Karena kan ranjang gua tuh ga gede, kek cukup buat seorang manusia aja, tapi ini keknya luas bgt bejir.

Dengan berat aku membuka kedua bola mataku, tapi kayaknya mataku tuh masih samar-samar gitu, namanya juga orang baru bangun tidur kayak masih ngambil nyawa anjir. Tapi setelah beberapa saat aku ngambil nyawa mataku mulai melihat dengan seksama dan ternyata,

"EHH ANJIR, GUA DIMANA COKK!??"

Aku sungguh sangat, sangat, sangat sangat, terkejut melihat ruangan kamarku berubah menjadi sangat luas dan bagus sekali.

Kamarku menjadi seperti kamar-kamar di kerajaan. Ornamen-ornamennya bagus, jendelanya besar, atapnya tinggi, lampunya juga lampu-lampu lilin tahun jebot, dan juga ranjangnya itu kayak ranjang-ranjang para pangeran.

Aku mengucek-ngucek mataku sampai beberapa kali, kayaknya kalau dikucek-kucek terus keluar nomor voucher deh.

Tapi aku masih belum puas, aku menutup mataku dengan lama sekali dan Aku melek lagi.

"Anjir masih disini gua cok. Aduuuhhhh, gua ada dimana ini. Astaghfirullah, beneran nih gua takut banget ini, gua panik anjir.
Huaaaaaa, gua di mana ini!!!!" Ujarku panik dan ketakutan.

Akhirnya Aku memberanikan diri untuk beranjak bangun dari kasur dan menginjak lantainya. Kesan pertama dingin banget lantainya, dan pas gua liat lantainya,

'Anjir lantainya dari permata cok.'

Eh gua di mana ini, bisa-bisanya gua ada di tempat begini.

Aku melihat ke sekelilingku, tapi ada satu pemandangan yang tidak aneh dan tidak asing buatku.

Aku melihat sebuah gelas di meja dan di samping gelas itu ada buku novel yang kubaca semalam.

Aku berfikir, kayaknya nih novel nyari gara-gara ama gua. Lu gak tau aja, gua jawara pasar Cikarang nih. Wkwkwk.

.
.
.

Aku memegang novel itu, dan melihatnya sejenak.

"Anjir cok ini novel apaan anjir. Woi, dasar novel syetaann!, pulangin gua woi. Anjing eh, woi pulangin gua Anjir!, Hari Senin gua ada ulangan. Emang babi nih novel!." Aku marah marah sembari memegang dan meng gujeg-gujeg kan novel itu.

"Akhhh, nyesel gua baca elu!!!" Aku membuang novel itu entah ke mana.

'Duuaaanggg...'
Suara novel membentur sebuah meja, yang ada banyak koin-koin emas disana.

"Wahh, bangke. Novel setan dasar." Umpatku kaget.

Tiba-tiba...

'Tok, tok, tok'
Suara ketukan dari pintu kayu besar nan cantik di hadapanku.

"Tuan pangeran tidak apa-apa?,
Tuan pangeran apakah ada yang bisa saya bantu?" Terdengar suara pria yang khawatir dari balik pintu.

Aku dengar ada suara pria yang memanggilku dari luar pintu, aku jadi sangat panik dan terkejut tatkala mendengar ada seseorang yang bersuara dari balik pintu.

Saking paniknya, aku tidak menjawab apa-apa. Aku kemudian berlari keranjang tadi dan menutupi diriku sampai ke muka-muka ku, aku tutupi dengan selimut.

Beneran ini mah gua ketakutan banget.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NEGERI TARUMANEGARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang