"Your smile brightens up my day"
.....
Bagi beberapa mahasiswa, yang namanya kuis, tes, atau ujian memang rentan memicu kecemasan, apalagi ketika diadakan tiba-tiba seperti menggoreng tahun bulat 'secara dadakan'. Bahkan, mahasiswa yang sehat bisa saja seketika jatuh sakit seperti mengalami sakit kepala, mual, diare, dan penyakit dadakan lainnya yang biasanya muncul ketika dalam kondisi panik. Namun, kuis, tes, atau ujian, tidak mungkin bisa dihilangkan karena intrumen tersebut sangat berguna untuk mengukur tingkat kemampuan dan pemahaman bagi mahasiswa akan suatu topik. Solusi sederhana untuk meminimalisir tingkat kecemasan tersebut adalah menjadikan belajar sebagai hal yang paling disukai.
"Sstt...ssttt...soalnya sulit banget, bagi jawaban dong" ujar Prom bisik-bisik meminta jawaban dengan teman yang duduk di sebelahnya.
Bukan hanya Prom, beberapa mahasiswa lain pun beberapa kali melontarkan kalimat yang sama, berusaha, mencoba mencari jawaban lewat temannya. Cara tersebut tidak selamanya berjalan mulus karena dosen beberapa kali mendapati mereka saling berbagi jawaban, lalu mereka ditegur dan diberi peringatan bahwa akan mendapat nilai error bagi siapapun yang menyontek dan memberi contekan. Sampai akhirnya, mereka memilih untuk pasrah sambil berdoa agar keberuntungan berpihak padanya agar mendapatkan tinta hitam di lembar jawabannya nanti, bukan tinta merah.
Mahasiswa teknik informatika B (prodi teknik informatika kelas B) sedang melaksanakan kuis dengan mata kuliah Algoritma dan Pemrograman yang termasuk cukup sulit bagi mahasiswa yang berada dalam prodi tersebut. Pasalnya, selain materinya yang sangat banyak dan rumit, dosen yang mengajar mata kuliah tersebut terkenal dengan sifatnya yang sangat garang, tegas, dan tidak segan-segan memberi nilai error kepada mahasiswa yang tidak disiplin dengan aturan yang dia buat. Namun, semua mahasiswa tetap mengikuti kuis tersebut dan berharap semester berikutnya tidak bertemu lagi dengan dosen tersebut.
Satu jam telah berlalu dan menandakan juga bahwa waktu kuis telah berakhir. Semua mahasiswa mengumpulkan lembar jawaban dengan tertib meskipun ada beberapa yang masih saja mencuri-curi kesempatan untuk memperbaiki atau melengkapi jawaban yang dirasa masih kurang.
Suasana kelas yang tadinya tenang seketika menjadi riuh akibat perbincangan beberapa mahasiswa tentang jawaban kuis sebelumnya dan ada juga yang uringan-uringan karena masih merasa kesal dengan kuis dadakan tersebut.
Lain halnya dengan sekelompok manusia yang lebih memilih untuk segera meninggalkan kelas karena tidak ingin semakin stres memikirkan hal yang sudah berlalu. Bagi mereka, yang sudah berlalu biarlah berlalu karena waktu tidak bisa diubah atau berjalan mundur.
Raya dan keempat temannya menjadikan kantin sebagai salah satu tempat favorit yang wajib mereka kunjungi ketika ke kampus. Kata Satang, salah satu teman Raya, kantin adalah tempat ternyaman meksipun ramai tetapi itulah poin plusnya karena selain membuat perut kenyang juga membuat mata kenyang dengan pemandangan indah yang beragam setiap harinya.
Setelah tiba di kantin, Raya dan teman-temannya memesan makanan yang berbeda sesuai dengan makanan favorit mereka masing-masing. Beberapa menit kemudian makanan yang mereka pesan telah tiba di meja yang mereka tempati duduk, lalu mereka pun menyantap makanan sambil sesekali bergurau.
"Kayaknya kuis kali ini, gue bakalan dapat nilai rendah lagi" Prom tiba-tiba mulai membuka topik mengenai kuis hari ini
"Gue juga nih kayaknya, lagian tuh dosen kenapa tiba-tiba banget ngasih ujian, soalnya susah banget lagi" Winny juga melanjutkan perkataan Prom, mengusap-ngusap wajahnya dengan kasar karena kesal
KAMU SEDANG MEMBACA
One Night Stand (Gemini x Fourth)
Teen FictionBerawal dari sebuah pertemuan yang tidak disengaja di sebuah club malam dan kemudian berakhir di atas tempat tidur milik seseorang tanpa mengenakan busana apapun. Dua sejoli yang terlibat dalam hubungan "One Night Stand" sedang mencoba untuk melupak...