2.80

275 54 34
                                    

Selamat membaca!

.

.

.

.

.

Si dokter segera menyanggupi. Usai mengatakan agar tidak perlu mengkhawatirkan apa pun, dia mengantarkan mereka kembali ke depan ruang inap Xiao Sa. Lagi-lagi, Wang Yibo merasa bimbang mengenai haruskah dia masuk atau tidak. Dia sadar bahwa dia bertindak sangat keterlaluan, sudah pasti rasa benci timbul pada diri sang anak.

Pintu sedikit terbuka ketika Xiao Zhan masuk ke dalam. Samar-samar, Wang Yibo mendengar suara lirih Xiao Sa yang sama sekali tidak bisa dia abaikan. "Di mana Papa?"

Bukan orang lain yang Xiao Sa cari. Meski sudah dikecewakan begitu dalam, dia masih tetap mengingat sang ayah. Ada banyak kekecewaan pada dirinya kala tak berjumpa dengan Wang Yibo, ada juga banyak ketakutan. Meski demikian, dia benar-benar ingin bertemu. Tak perlu bertegur sapa, hanya saling memandang untuk mengetahui keadaan masing-masing saja sudah cukup.

Sayangnya, Xiao Sa tidak mampu menahan diri ketika pertama kali melihat wajah menderita milik sang ayah. Baru di saat itulah dia sadar betapa besar kekacauan yang terus menerus dia bawa ke dalam keluarga Wang. Lintasan air mata menapaki wajah yang bergetar menahan beragam jenis emosi negatif yang bermekaran di hati. Kedua tangan mengepal kuat seiring panas dingin kembali merambati tubuh. Dia sangat takut berhadapan dengan Wang Yibo, tetapi lebih takut jika sang ayah menghilang dalam sekejap mata. Dengan demikian, dia mulai melompat dari ranjang, tak mempedulikan cairan darah yang menetes akibat selang infus terlepas secara paksa. Tidak ada lagi yang Xiao Sa pedulikan selain menabrakkan diri pada tubuh ayahnya yang tampak kosong.

Xiao Sa menekan bagian kepala di dada Wang Yibo sembari tiada henti memohon pengampunan, "Papa, maafkan aku. Aku bukanlah anak yang baik. Aku tidak menuruti perkataan kalian. Papa bebas menghukumku. Tapi aku mohon agar Papa tidak terus menyalahkan diri Papa sendiri."

Xiao Sa sudah mendengar banyak dari Chen Yu. Bukan karena Chen Yu ingin sang adik merasa bersalah, melainkan dia ingin kesedihan pada diri mereka membawakan kedamaian secara mudah. Tindakan tersebut sangat berhasil, terbukti pada saat ini. Sepasang ayah dan anak itu tampak sama-sama merasa bersalah dan cenderung mengintrospeksi diri masing-masing agar kejadian mengerikan tidak terulang kembali.

Wang Yibo menyumpal bibir Xiao Sa dengan tangannya yang besar. Dia mengusap seluruh cairan bening yang mengotori wajah sang anak, tanpa sadar bahwa wajahnya juga kotor akibat cairan yang serupa. Dia menggeleng, sebelum menggendong tubuh Xiao Sa dan membaringkan kembali ke ranjang. Kemudian, samar-samar terdengar suara berat yang terkesan takut-takut mengudara.

"Kamu tidak bersalah. Akulah yang salah. Tidak seharusnya aku memperlakukanmu seperti itu. Aku tidak tahu apakah permintaan maafku masih kamu butuhkan? Rasanya itu benar-benar tidak dapat dimaafkan," sesal Wang Yibo, begitu menusuk ke uluh hati semua orang yang mendengar. Seakan dia telah memasrahkan kelanjutan nasibnya kepada takdir, bahkan dia tidak memiliki kepercayaan diri untuk mencoba sebab benar-benar dipengaruhi pikiran di mana dia sangat tidak layak.

Daripada saling bertukar maaf, Xiao Sa pikir dia harus mengatakan sesuatu lain, misalnya seperti janji untuk meluluhkan hati setiap orang di masa depan. Sebagai keputusan terakhir, dia kembali mengedarkan pandangan ke segala arah dan betapa miris lagi-lagi dia tidak dapat menemukan sang kekasih. Hal tersebut semakin mendorong Xiao Sa untuk mengambil keputusan berupa, "Jangan khawatir lagi. Aku akan menjadi anak yang baik setelah ini. Tidak akan ada ... kekasih, tidak akan ada lelaki lain. Aku hanya akan hidup bahagia bersama kalian."

Siapa sangka semakin lama kalimat tersebut disuarakan, semakin besar pula getaran yang merambati suara Xiao Sa. Terlebih, kala isak tangis mengambil alih, mencekik leher yang berusaha menyelesaikan perkataan. Jujur saja, Xiao Sa benar-benar sangat mencintai Ye Mi dan jelas tidak akan pernah merasa rela untuk berpisah. Namun, dia terpaksa mengambil jalan itu demi kebaikan bersama.

THE GLOOM S.2 (YIZHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang