Cerita ke-LIX [Speed Dating]

10 5 0
                                    

Di usia 30 tahun, aku masih melajang. Ibuku selalu bertanya kapan aku akan mendapat seorang gadis yang baik untuk dinikahi. Dan aku juga selalu meyakinkan ibu bahwa itu hanyalah masalah waktu, walaupun aku tahu bahwa aku berbohong hanya untuk menenangkannya. Aku sudah lama tidak pergi bersenang-senang keluar rumah, karena semua temanku sudah menikah, bahkan sebagian dari mereka telah memiliki anak. Pada saat ini, aku mulai merasa kesepian.

Jadi, itulah alasan mengapa pada akhirnya aku memutuskan untuk mencoba Speed Dating. Speed Dating adalah semacam event pencarian jodoh secara instan.

Event itu diadakan di suatu bar yang populer di pusat kota. Aku memakai pakaian terbaikku, menyemprotkan parfum ke tubuhku, lalu meninggalkan rumah menuju bar. Ketika sampai di bar, aku melangkah masuk dan mencoba untuk percaya diri. Aku agak kaget ketika melihat berapa jumlah orang yang hadir disana. Aku menghitung ada 21 laki-laki dan 21 perempuan.

Host event itu menjelaskan peraturan dari speed dating. Semua perempuan duduk di meja yang terpisah satu sama lain, sementara semua laki-laki diperbolehkan mendatangi meja-meja mereka untuk berbicara pada para perempuan secara tertib dan berurutan, para pria mempunyai waktu 3 menit untuk berbicara pada tiap-tiap perempuan. Ketika bel terdengar, itu tandanya waktu untuk satu wanita telah habis dan siap berpindah pada wanita selanjutnya. Begitu seterusnya.

Perempuan pertama yang aku datangi berumur 21 tahun, dia terlalu muda untukku. Perempuan kedua berumur 40 sekian, terlalu tua untukku. Yang ketiga sangat jelek, yang keempat berbau badan tidak sedap. Yang kelima adalah perempuan yang terlihat baik, sampai dia menyebutkan bahwa dia telah bercerai dan mempunyai 5 anak. Yang keenam mempunyai catatan pernah ketergantungan obat-obatan terlarang dan yang ketujuh mempunyai bentuk kepala yang aneh. Aku mulai lelah dan hampir menyerah untuk menemukan pasangan yang tepat dan cocok untukku.

Perempuan yang kedelapan adalah seseorang yang gendut, dia selalu berkeringat dan keringat itu mengucur wajahnya. Gigi palsu perempuan kesembilan jatuh ketika kami mulai berbincang-bincang.
Yang kesepuluh terlalu kurus. Yang kesebelas tidak bisa berbahasa inggris. Yang kedua belas mempunyai hidung yang lebar dan membuatnya terlihat seperti babi. Yang ketiga belas terus-menerus kentut ketika kami mengobrol. Yang keempat belas hanya menatapku tanpa berbicara sepatah kata pun, dan ketika dia berdiri, ternyata dia hanya mempunyai satu kaki dan di bantu tongkat penyangga.

Yang kelima belas mempunyai bercak-bercak yang mengerikan diseluruh tubuhnya. Aku membuat wanita keenam belas tertawa terbahak-bahak dan mulai mengacak-ngacak melempar apa yang ada di meja. Yang ketujuh belas terlihat baik-baik saja, kecuali ketika dia mengupil lalu memakannya. Kedelapan belas terlihat atraktif, tapi dia mempunyai bentuk tangan yang cacat. Yang kesembilan belas berkursi roda. Ketika aku beranjak ke wanita kedua puluh, dia kelihatannya terlalu banyak minum dan meringkuk di kursinya, tertidur dan mendengkur keras.

Dengan putus asa dan malas, aku duduk di hadapan perempuan terakhir. Dia adalah wanita tercantik yang pernah kulihat. Dia mempunyai rambut panjang yang hitam terawat, berkulit putih, bermata hijau dan senyum yang memikat. Dia memakai dress hitam, sepatu hitam, dan semuanya serba hitam. Tetapi, dia mempunyai kepribadian yang menyenangkan. Apapun yang aku katakan, membuatnya tertawa cekikikan.

Namanya Karen, usianya 28 tahun. Dia lulusan perawat tapi sekarang dia menganggur. Dia telah menikah dan mempunyai dua orang anak. Tapi, setelah kedua anaknya meninggal akibat kanker, suaminya jadi mengabaikannya. Aku langsung merasa kasihan pada Karen dan memuji ketabahannya atas semua tragedi yang menimpa hidupnya.

Di penghujung malam, kami masih mengobrol dan kami merasa sangat cocok satu sama lain.
Ketika waktunya untuk pulang ke rumah, aku meminta nomor teleponnya dan kami berencana untuk pergi kencan malam berikutnya. Aku akhirnya bisa berkencan dengan perempuan cantik.
Semuanya berlangsung baik-baik saja dan kami mulai pergi berkencan secara teratur. Sepertinya kami memang berjodoh.

Creepy Horor StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang