Chapter 02 | careful for once

575 56 3
                                    

// M̶e̶e̶t̶ ̶a̶g̶a̶i̶n̶ //

Mengintip lewat camera hp, itu terdengar seperti kehandalan seorang stalking tapi ini kah masa nya untuk memuji hal itu.

Frostfire dengan cepat berlari ke arah pintu utama dan memastikan kunci pintu nya sudah benar benar terkunci lalu melihat juga semua jendela yang ada di ruang tamu ini terkunci rapat.

Ada dua kemungkinan. 

Stalking itu akan muncul seperti hantu ataupun datang menyelinap seperti maling.

Kewaspadaan yang dia miliki seperti nya ini bukan pertama kali ia jadi seperti ini, terlihat jelas dia sudah pernah melewati momen begini sebelumnya tapi aneh nya dirinya ini sama sekali ga mau kasi tau pada kedua orang tua nya.

Keheningan datang menepuk suasana dan frostfire yang masih terdiam berdiri di tempat merasa kan hal seakan dia masih terlupa akan sesuatu yang dimana benda itu juga kalau terlupa bisa memudaratkan suasana malam yang semakin menyapa ini.

Mendiam kan diri adalah cara untuk tetap tenang dan fokus dalam memikirkan apakah benda itu.

DRUK.. -

"H-ha?".

Suara kecil yang keluar dari mulutnya mempertanyakan apa yang barusan saja suara yang ia dengar, kalau di ulang lagi ciri suaranya seperti berasal dari lantai atas.

Frostfire dengan rasa penasaran dan kekhawatiran yang bercampur baur justru dengan cepat melangkah maju ke arah lantai 2, dia dengan cepat melangkah anak tangga lalu berlari ke arah sebuah kamar yang mana itu kamarnya sendiri.

Dan dia menganggap suara yang ia dengar, berasal dari kamar milik nya.

Begitu pintu kamar ia buka, kedua mata nya membayangkan apa yang terjadi di hadapannya, di samping kasur ada sebuah jendela dimana jendela itu terbuka dengan tirai langsir berhembusan kerana tiupan angin di luar sana yang masuk ke dalam ruangan kamar.

Tidak ada masa menatap hal yang tidak mendatangkan keselesaan jika hanya sekedar melihat, frostfire dengan cepat datang ke arah jendela dan mengunci rapat hingga tidak ada lagi ruang untuk angin datang meniup.

Lalu dia mundur beberapa langkah ke belakang hingga merebahkan tubuhnya duduk di atas kasur.

Dirinya mengambil nafas sejenak untuk meredakan sedikit kegelisahan yang datang menguasai perasaan nya, semakin memikirkan hal yang aneh aneh semakin itu lah pikiran tidak akan mau bertenang.

Frostfire mengangkat kedua kaki nya naik ke atas lalu tanpa sengaja hp nya berada di saku celana nya jatuh ke lantai, dia membungkuk untuk mengambil dan setelah ibu jari nya menekan bahagian layar hp, cahaya redup terlihat menandakan ada pesan masuk.

Tentu saja ia kaget sedikit padahal tadi bukan nya udah di turn off kan hp nya.

Bagaimana bisa terbuka.

Pesan masuk yang berupa chat.














???|-

| Cuba di tebak, kau sedang di ruang tamu?
07:29 p.m.

| Di raut wajah mu kelihatannya tegang, mungkin salah.
07:30 p.m.

| Ah iya, tadi aku lewat jendela pasti kau ada di sana, di kamar pasti.
07:30 p.m.

| Well, coming for ya.
07:31 p.m.














"Urgh". Dengan segala chat ia baca pada akhirnya menimbulkan rintihan kesal dan sama sekali tidak mengetahui maka orang seperti ini meneror kehidupan nya yang tidak mempunyai masalah sedikit pun sama orang ini.

Sejujurnya dan terpaling jujur, masalah apa sebenarnya yang di perbuat, tetap ga tahu apa pun.

Frostfire bangkit dari kasur nya lalu meletakkan hp di atas selimut, membungkus nya agar tidak mau lagi mendengar sebarang pesan masuk meskipun jika orang tua nya menelefon.

Maaf bukan ingin mengabaikan tapi ini teroran, pahit untuk menerima.

Tap.. Tap.. Tap..

Suara langkah kaki dapat di dengar dengan sangat jelas datang mendekati, frostfire menoleh ke arah pintu kamar nya lalu terdiam sejenak jika dia bisa mendapati ada bau pheromones yang jauh lebih menyengat dari milik nya.

"Ah". Dia menutup hidungnya, "terlalu menyengat". Ucap nya pula.

Dirinya mundur sedikit 3 langkah ke belakang lalu menundukkan badannya ke bawah, tangannya mencuba meraih barang yang ada di bawah tempat tidur lalu mengambilnya.

Frostfire bangun berdiri dan memengang palu dengan erat di tangannya, kenapa ada di bawah ranjang jangan di tanya yang terpenting dia punya senjata untuk melindungi diri.

Kalau ini ancaman maka ini tantangan.

Frostfire melangkah maju lalu membuka pintu kamar, dia keluar sejengkal dari kamar nya lalu menoleh kiri dan kanan, sama sekali tidak melihat sesuatu yang janggal.

Palu nya masih di pegang ke atas bersamaan dengan pundak nya, posisi berjaga-jaga.

Terkadang rumah mu tidak selamanya istana mu, kejahatan untuk menimpa tidak pernah berkira tempat.


































































T. B. C.

Slow idea jadi cerita nya tersekat.

;)

Badas but omega?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang