BAB II

56 20 5
                                    

Thank you for y'all support as always
Cerita ini gak akan berlanjut tanpa dukungan kalian semua.

Here's the new chap, enjoy

-----START-----

Sakusa adalah seorang penempa, ia membuat pedang untuk orang-orang yang memesan namun juga menjualbelikan senjata tajam yang digunakan untuk beberapa keperluan. Kebanyakan pesanan dari pelanggan adalah sebuah Tachi atau Uchigatana. Tachi adalah pedang yang memiliki ciri sedikit melengkung dengan panjang sekitar 75cm-100cm, pelanggan yang sering memesan Tachi kebanyakan dari kekaisaran atau shogun yang terkadang digunakan untuk kegiatan sakral atau upacara. Sedangkan Uchigatana adalah pedang yang memiliki panjang sekitar 60cm-70cm, lebih pendek dari Tachi dan tidak memiliki ciri lengkungan pada pedang. Uchigatana sudah sangat sering dimiliki oleh beberapa samurai dan juga penduduk untuk penjagaan diri. Namun selain membuat dua pedang tersebut, Sakusa juga menerima pesanan jenis senjata apapun, Sakusa juga menjual Tantou atau senjata yang mirip dengan pisau dapur yang digunakan untuk penjagaan diri terhadap musuh atau orang asing. Semuanya ia tempa sendiri dan keseharian Sakusa hanya untuk menempa pedang pesanan pelanggannya.

Sakusa Kiyoomi dikenal sebagai penempa misterius di pegunungan. Sakusa tidak menjelaskan kepada siapapun alasan ia bersembunyi di pegunungan dibanding untuk berinteraksi dengan warga sekitar. Namun yang diyakini warga, alasan Sakusa mengasingkan diri di pegunungan karena pekerjaannya yang akan mengganggu warga sekitar. Sebagai penempa, suara dari pembuatan sebuah pedang tidak bisa diredakan. Sakusa tidak ingin mengganggu warga sekitar karena aktivitasnya. Ditambah Sakusa juga pernah bekerja empat hari tanpa henti sehingga ia membuat pegunungan tidak sunyi seperti biasanya. Sakusa sudah menjadi penempa karena didikan oleh sang Ayah. Walaupun dibilang melanjutkan pekerjaan sang Ayah namun Sakusa masih memiliki perbedaan dengan sang Ayah.

Seperti hari ini, kegiatannya sangat padat dengan pembuatan pedang pesanan pelanggan yang ia terima melalui surat yang dikirim entah oleh orang atau oleh sebuah burung yang akan hinggap di rumahnya. Dengan kimono khasnya, Sakusa melakukan beberapa aktivitas untuk membuat pedang, mulai dari melelehkan baja Tamahagane, baja yang khusus digunakan sebagai bahan dasar pedang, sampai proses pembentukan dan penajaman. Dari dini hari sampai sore hari, Sakusa menghabiskan waktunya di ruang penempaan. Di tengah pekerjaannya, sosok Atsumu muncul dari bilik pintu yang sedikit terbuka. Atsumu tidak akan masuk, ia tidak memiliki perintah untuk masuk jadi Atsumu hanya menonton dari luar. Ia bisa melihat bagaimana Sakusa menempa, menajamkan dan juga mengukir pedang. Bagi Atsumu, yang dilakukan Sakusa adalah memuaskan. Membuat pedang itu tidak mudah, perlu konsentrasi dan kekuatan yang tinggi ditambah kreativitas yang tinggi, Atsumu tahu itu.

"Apa yang kamu lakukan disana?"

Suara Sakusa menggetarkan Atsumu. Atsumu tidak menjawab, ia tahu Sakusa berbicara dengannya tapi Atsumu tidak berani menjawabnya. Sampai Sakusa yang tadi fokus dengan mengukir dan memunggungi Atsumu kini ia berbalik dan menatap Atsumu dari balik pintu yang sedikit terbuka. Surai kuning menyala dan mata yang coklat menyala, raut yang nampak gugup karena tertangkap basah mengintip Sakusa bekerja kini hanya bisa diam.

"Boleh masuk?" tanya Atsumu sembari menunjuk ke dalam.

Sakusa hanya menghela nafas dan menganggukan kepalanya. Hal ini membuat Atsumu tersenyum dan perlahan membuka pintu lebih lebar dan masuk ke dalam ruang kerja Sakusa. Ketika Atsumu masuk, ia merasa kepanasan, tentu saja, tempat penempa tidak akan sesejuk udara diluar namun Atsumu masih memantapkan langkahnya mendekati Sakusa dan melihat pedang yang baru saja Sakusa ukir. Mata Atsumu berbinar melihat betapa indah pedang yang Sakusa buat, terasa sangat megah dan juga artistik.

Atsumu menuntun Sakusa untuk berbalik kembali ke pekerjaannya, ia dudukan Sakusa di tempat duduk dimana ia duduk sebelum Atsumu datang dan menunjuk kepada pedang yang Sakusa baru saja ukir. Sakusa menatap Atsumu keheranan, ia tidak tahu mengapa Atsumu terus menunjuk ke arah pedang yang sedang Sakusa tempa namun Sakusa tahu apa maksud dari Atsumu, Atsumu ingin ia melanjutkan pekerjaannya. Tanpa bertanya, tanpa memperpanjang kebingungannya, Sakusa melanjutkan pekerjaannya untuk menempa dengan Atsumu yang ada dibelakangnya mengikuti ia kemana-mana seperti anjing peliharaannya. Sakusa tidak tahu apa yang sebenarnya Atsumu mau, tapi Atsumu sampai sejauh ini tidak menggangu Sakusa sehingga Sakusa tidak masalah. Akan tetapi tetap saja, kehadiran Atsumu yang terus mengikutinya membuat dirinya merasa tidak nyaman.

(KITSUNE : THE FOX & THE SMITH) SAKUASTU_HAIKYUU!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang