BAB V

52 14 3
                                    

Thank you for y'all support as always

Cerita ini gak akan berlanjut tanpa dukungan kalian semua.

Here's the new chap, enjoy

-----START-----

Atsumu menejatuhkan sihir disekitar hutan dekat rumah Sakusa untuk menutupi jejak mereka berdua. Atsumu mendudukan Sakusa yang terluka bagian lengan kanannya, hingga lumuran darah mengotori kimononya. Sakusa tidak kuasa menahan rasa pusing dari kepalanya akibat dari kehabisan darah. Luka yang sama sekali tidak tertutup membuat Sakusa harus kehilangan banyak darah, ditambah ia juga harus memaksa staminanya untuk kabur dikala para samurai tidak dikenal terdiam di kuil karena Atsumu mengeluarkan sihir ilusi kepada mereka. Sihir ilusi itulah sebab mengapa mereka berdua bisa kabur dari medan perang yang sangat tidak seimbang meskipun Atsumu berpengalaman dalam peperangan. Atsumu menyandarkan Sakusa pada batang pohon, membiarkannya untuk mengambil nafas agar jantungnya terpompa dengan baik.

Atsumu tidak tahu harus bagaimana, bukan sebagai Kitsune, sebagai Kitsune dia bisa saja menyembuhkan luka Sakusa dengan sempurna dengan bantuan ekornya tapi karena Sakusa adalah manusia, Atsumu memiliki peraturan dengan Kitsune bahwa membantu manusia tidak boleh menggunakan sihir. Apalagi pada manusia yang sudah diujung tanduk. Atsumu tidak boleh menjadi penghalang dari takdir para manusia, ia memang tidak bertugas mengantarkan pada kematian, itulah alasan Atsumu sangat kebingungan sekarang. Atsumu melihat Sakusa yang menutup mata, dengan raut wajah menahan sakit serta keringat bercucuran tidak berhenti karena ia juga harus mengumpulkan stamina kembali. Melihat Sakusa yang sangat kesakitan membuat Atsumu semakin frustasi.

Atsumu memejamkan matanya dan berkata dalam hatinya,"ampuni aku," dengan penuh penyesalan.

Atsumu membuka matanya, ekornya masih belum ia sembunyikan lagi, ia berjalan mendekati Sakusa. Duduk dengan kaki terlipat kebelakang, ekornya bergerak kedepan dan melilit di tangan Sakusa, Sakusa yang merasakan sesuatu melilit tangannya membuka mata dan menoleh sedikit pada Atsumu yang memejamkan mata dengan serius. Mendengarkan setiap kata yang diucapkan oleh Atsumu hingga ia merasa tubuhnya menjadi lebih seimbang. Pusingnya mulai mereda, ia bisa merasakan darahnya tidak lagi menalir dari lengan kanannya serta ia merasa staminanya kembali penuh. Sakusa memang tidak pernah mengalami atau bahkan mempercayai hal seperti ini, sihir, yokai, dan lain sebagainya. Tapi melihat bagaimana Atsumu memejamkan mata, membacakan mantra hingga ia mampu kembali seperti sebelum ia mendapat luka ini, ia mempercayai Atsumu.

Bahwa Atsumu adalah sosok Kitsune.

Atsumu membuka matanya perlahan, ekornya perlahan lepas lilitan dari tangan Sakusa, hingga ia benar-benar bisa melihat bahwa Sakusa tidak lagi dalam nafas yang tersengal dan darahnya tidak semakin membasahi kimono bagian lengan kanannya. Atsumu tersenyum menatap Sakusa. Sakusa menggerakan lengan kanannya dan meletakannya di atas kepala Atsumu, mengusapnya dengan lembut dan sesekali membelainya. Garis bibir yang perlahan melengkung itu ia perlihatkan pada Atsumu. Atsumu sedikit mendudukan kepalanya karena ia tidak menyangka seseorang akan membelai kepalanya layaknya para manusia membelai hewan-hewan kecil berbulu, entah itu anjing, tupai, kucing, atau hewan berbulu lainnya.

"Terima kasih, Atsumu," ucapnya membuat Atsumu membelakan mata dan seketika mendongak. Ia bisa melihat senyuman kecil dari wajah Sakusa itu, sangat tulus dan berarti untuknya. Atsumu membalas dengan senyuman tak kalah lebar dan menganggukan kepalanya,"Ayo pulang, sepertinya kita tidak akan ke kota untuk beberapa waktu," katanya dengan perlahan menurunkan tangan dari kepala Atsumu dan badannya terangkat untuk berdiri tegak.

Atsumu hanya menganggukan kepalanya, ia mengikuti Sakusa untuk berdiri dan berjalan beriringan dengan Sakusa. Malam ini, mereka melewati jalan tapak yang belum pernah Atsumu lalui. Sakusa pun mengakui bahwa jalan ini sangat gelap sehingga di malam hari, tidak ada orang yang akan melewatinya. Selain itu juga jauh dari pemukiman, sehingga bila ada apa-apa orang yang melewati harus berjuang sendirian. Langkah sepasang geta itu memberi suara unik di malam hari yang sangat jarang hutan ini alami. Sakusa tidak merasa takut, ia jarang takut pada orang-orang asing karena dia tahu potensinya sendiri, berbeda dengan Atsumu yang selalu siap siaga dengan kukunya yang masih runcing memanjang serta meningkatkan rasa pekanya lebih tajam lagi.

(KITSUNE : THE FOX & THE SMITH) SAKUASTU_HAIKYUU!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang