01. Sebuah kejanggalan

4.1K 112 6
                                    

Hari ini adalah hari pertama Raden sebagai bapak kost baru di kost kostan orang tuanya. Ia kini tengah menurunkan barang-barangnya yang ada di mobilnya. Kondisi kost cukup sepi di siang hari, karena kebanyakan dari penghuni kostnya mahasiswa dan pekerja.

"Penghuni baru ya bang?" Tanya seorang laki-laki ketika melihat Raden tengah membawa barangnya ke dalan kamar.

Seorang pemuda yang Raden yakini penghuni kostnya, perawakannya layaknya seorang anak muda ibu kota. Warna kulit cokelat terang, tubuhnya yang terlihat terbentuk dengan senyuman yang manis di wajahnya. Ia juga cukup tinggi bila disandingkan dengan Raden.

"Hm? Oh iya mas baru mulai hari ini." Jawab Raden tanpa menjelaskan bahwa ia adalah bapak kost yang baru.

"Saya bantuin ya bang" Ucap laki-laki tersebut.

"Eh ga usah mas, saya bisa kok, lagian barang barangnya dikit." Balas Raden.

"Gapapa bang, abang juga keliatannya capek banget, kaosnya sampe basah gitu." Ucap kembali laki-laki tersebut.

Raden yang mendengar kalimat tersebut langsung mengecek kaosnya dan benar saja, kaosnya sudah basah oleh keringat, terlihat ia seperti baru saja diguyur oleh hujan.

Raden lalu memerhatikan laki-laki tadi yang kini tengah membawa beberapa barang dari mobilnya ke arah kamar Raden.

Mereka berdua pun memasukkan barang-barangnya ke dalam kamar Raden.

"Ngomong ngomong, mas namanya siapa?" Tanya Raden.

"Saya Dio bang, tapi boleh dipanggil apa aja sih senyaman abang aja, biar lebih akrab gitu." Balas Dio.

"Kalo saya panggil sayang boleh ya berarti mas Dio?" Ucap Raden sambil tersenyum lebar ke arah Dio.

"Waduh kalo itu harus ada tahapannya bang." Balas Dio sambil tertawa.

"Btw saya Raden mas." Ucap Raden.

Mereka berdua lalu lanjut menurunkan barang-barang Raden dari mobil. Lalu setelah selesai, mereka berbincang-bincang sejenak untuk mengistirahatkan tubuh mereka.

"Btw saya baru pertama liat ada penghuni kost baru tapi dapet kamar buat bapak kost." Ucap Dio yang tengah terduduk di lantai bersama Raden.

"Oh itu, kebetulan aja sih mas." Balas Raden.

"Kebetulan? Apanya yang kebetulan bang." Tanya Dio.

"Bapak kost sebelumnya itu bapak saya, terus saya dipercaya buat kelola kost ini sekarang." Jawab Raden.

"Ehh? Seriusan bang?? Kalo gitu saya panggil abang bapak kost aja ya?" Lanjut Dio.

"Ah gausah mas, saya masih muda, kurang cocok dipanggil bapak, kayaknya kita juga seumuran." Ucap Raden.

"Abang umurnya berapa emang? Saya baru 19 tahun." Ucap Dio.

"Saya 21 tahun." Balas Raden.

"Ohh gitu, kalo gitu bang Raden gausah manggil saya mas." Ucap Dio.

"Loh kenapa?" Tanya Raden.

"Soalnya bang Raden lebih tua dari saya." Ucap Dio.

RADEN | BXBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang