Tepat hari ini,hari di mana Jisoo akan melangsungkan operasi transplantasi sumsum tulang nya, terlihat saat ini di dalam ruangan rawat nya sudah terlewati para sahabat nya Bona ,Lisa dan Seulgi duduk di sofa, juga kelurga nya di mana ada Sandara sang ibu dan adik nya Chaeyoung,tidak lupa sosok Jennie yang benotabe kekasih nya masih setia berada di samping Jisoo. Semua nya berkumpul menunggu Jisoo untuk beralih ke ruangan operasi. Memberikan support pada orang yang mereka cintai.
"Apa kau takut?".
Jennie menatap Jisoo yang terlihat gelisah, sesekali gadis itu memainkan jari jemari nya di genggaman tangan nya. Jennie tau kekasih nya gugup akan rasa takut.
Jisoo menoleh dan hanya menampilkan senyuman tipis nya, menyiratkan jika ia memang tengah di selimuti rasa takut,takut akan hasil akhir nya.
"Semuanya akan baik-baik saja,aku percaya kau akan mampu melewatinya". Jennie berujar berusaha menenangkan Jisoo.
"Benar Soo, semuanya akan baik-baik saja,kita di sini menemani mu,menunggu mu kembali untuk sembuh". Bona yang tengah duduk di sofa berujar seraya beranjak berdiri menghampiri Jisoo.
"Kau harus menepati janji mu untuk makan hotpot bersamaku sooya".
Semua orang yang berada di ruangan tidak terkecuali Jisoo sontak menoleh ke arah Seulgi yang berujar.
"Apa di pikiran mu itu hanya tentang hotpot beruang aneh?". Bona berujar seraya memukul bahu Seulgi hingga gadis itu meringis kesakitan.
"Yak!!sakit tau!". Seulgi berujar kesal.
Suara tawa dan tatapan heran pada dua gadis yang beradu mulut itu mengisi suasana ruangan. Jisoo yang sedari tadi memperhatikan hanya tersenyum sesekali terkekeh melihat tingkah kedua sahabatnya itu.
Namun sepertinya nya suasan hangat itu tidak berdampak pada Chaeyoung,gadis itu hanya terdiam sesekali tersenyum tipis. Pikiran dan perasaan gadis itu tengah tidak karuan saat ini,dengan sesekali menatap Jisoo,sorot matanya begitu menyiratkan perasaan nya.
Lisa yang berada di samping Chaeyoung menatap heran akan sikap gadis pirang itu yang lebih baik diam tidak seperti biasanya,dan sesaat kemudian ia merasakan gadis di sampingnya itu tengah tidak baik-baik saja, mengingat Jisoo yang bernotabe kakak nya akan menjalani operasi dan tentu membuat Chaeyoung di selimuti kecemasan. Tidak ingin membuat gadis itu terlalu larut ia menyenggol lengan Chaeyoung.
Chaeyoung sontak di buat terkejut,ia menoleh seketika. "Wae?!".
"Mian,ku pikir kau sariawan,sejak tadi kau tidak bersuara".
"Apa itu penting bagimu?".
"Tidak".
"Lalu?".
"Hanya memastikan kau tidak kerasukan setan bisu".
Chaeyoung seketika membulatkan matanya. "Mwo!!"
Semua orang yang berada di ruangan sontak secara bersamaan menoleh ke arah kedua gadis itu yang kini terlihat pertengkaran,mereka hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah dua gadis yang di mana pun ketika bersama selalu saja terlibat pertengkaran namun akan kembali berbaikan setalah nya,semacam jika tidak bertengkar seperti ayam tanpa bulu nya. Begitulah kira-kira dua gadis itu.
Jisoo yang berada di tengah-tengah suasana itu hanya mampu tersenyum,ia menatap satu persatu orang yang berada di sekitar nya. Sungguh ia merasa sangat bersyukur begitu banyak orang yang menyaingi nya, menemaninya saat ini di saat ia merasa ketakutan pada sesuatu yang akan terjadi nantinya. Melihat senyuman mereka sedikit nya mampu menguatkan dirinya untuk bisa kembali pulih,namun melihat canda tawa orang-orang di sekelilingnya sesaat ia mempertanyakan bagai reaksi mereka jika dirinya di takdirkan untuk pergi?. Membayangkan reaksi mereka jika tuhan memanggil nya entah akan seperti apa ?dan akan sehancur apa? membayangkan nya sungguh membuat ia sesak.