[Happy reading]
•••
Annara nadin stefhanie menolehkan kepalanya ke kanan dan kiri menunggu jemputan. Gadis itu baru saja menyelesaikan kelasnya hari ini, berhubung tidak ada lagi kelas dan kegiatan lain Nara memutuskan untuk pulang.
"Ck, ini ayah katanya mau jemput tapi kok gak dateng dateng" Nara berdecak kesal. Pasalnya saat sebelum kelas dimulai, ayahnya sempat menghubunginya dan mengatakan jika ia akan menjemputnya.
Tingg
Suara notifikasi mengalihkan perhatian Nara, gadis itu melihat siapa yang sudah mengiriminya pesan.
Ayah
Nara, maafin ayah. Kayaknya ayah gak jadi jemput kamu, soalnya ayah masih ada urusan di kantor."Tuh kan, bener dugaan gue. Tau gitu gue bareng Lili aja tadi" Lili adalah sahabat dekat Nara, nama aslinya adalah Liliana karena kepanjangan jadi kita panggil saja dia Lili.
Nara memasukkan ponselnya kedalam tasnya. Kembali gadis itu menoleh kesana kemari, berharap ada taksi atau angkot yang melintas.
Brumm
Suara deruman motor berasal dari arah berlawanan. Nara terus memandangi motor itu, hingga beberapa saat kemudian ninja hitam tersebut terparkir rapi didepannya. Si pengendara turun dari motor sambil membuka helm full face nya.
Hidung mancung, kulit berwarna kuning Langsat serta perawakan jangkung itu membuat Nara tau siapa orang tersebut. Namanya Nathaniel, teman satu angkatan di kampus. Nathan ini sangat aktif di berbagai organisasi, juga pesonanya yang mampu memikat banyak hati. Tidak heran jika ia banyak disukai oleh orang-orang, terlebih cewek cewek di kampus. Bahkan kating perempuan juga banyak mengincar Nathan.
"Nathan?"
"Hai ra, lo masih disini? Kenapa belum pulang." Nathan menyugar rambutnya ke belakang. Jika saja yang menyaksikannya para cewek penyuka Nathan, maka dapat dipastikan mereka akan berteriak histeris.
Namun, berbeda dengan Nara yang tampak biasa saja. Nara mengakui bahwa Nathan memang tampan, tapi gadis itu sama sekali tidak tertarik.
Berulang kali Lili berusaha untuk menjadi mak comblang antara Nara dan Nathan. Namun, usahanya tidak membuahkan hasil satupun. Berulang kali juga Lili memuji Nathan secara terang terangan di depan Nara agar gadis itu sadar dan mungkin akan menyukai Nathan. Namun itu hanya membuat Lili lelah.
Sedari awal Nara memang tidak tertarik untuk pacaran atau menjalin hubungan. Bahkan laki-laki yang dekat dengan gadis itu saja bisa dihitung jari. Selain bundanya yang melarang gadis itu pacaran, Nara juga memiliki asumsi bahwa sendiri lebih menyenangkan.
"Tadi lagi nunggu ayah jemput Nath, tapi katanya gak jadi jemput" ucap Nara.
"Bareng gue aja gimana?" Tanya Nathan menawarkan tumpangan. Meski Nathan banyak yang suka dan ada pula yang mengungkapkan perasaan secara terang terangan padanya, entah kenapa cowok itu tidak meliriknya satupun.
Beberapa orang di kampus mengatakan jika Nathan menyukai Nara, tapi sampai sekarang ia tidak mempunyai keberanian untuk mengungkapkan perasaannya. Nara sendiri juga kurang peka jika ada maksud lain saat Nathan mendekatinya.
"Gak usah, nanti ngerepotin lo. Lagian rumah kita beda arah"
"Santai aja ra, gue bisa anterin lo dulu baru habis itu gue pulang"
"Tapi nanti lo harus bolak balik"
"Udah gapapa, daripada lo nunggu lama disini terus. Bokap lo gak jadi jemput kan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja bersama Nara (on going)
Fiksi Remaja[DILARANG PLAGIAT] _________________________ karena perusahaan orang tuanya di luar kota sedang bermasalah, Annara nadin stefhanie dititipkan di rumah sahabat bundanya. Awalnya Nara mengira hidupnya akan baik-baik saja. Namun ternyata dugaannya sal...